Pengalihan Hak Kredit Pemilikan Rumah dari Debitur pada Pihak Lain

memberikan hak kepada pihak lain atas barang jaminan tersebut baik seluruh atau sebagian menjadi dibawah penguasaan pihak lain.” Jadi telah jelas disebutkan bahwa kreditur tidak menyetujui pengalihan hak dan oper kredit dibawah tangan. Tetapi karena berbagai macam faktor menyebabkan orang memilih mengalihkan atau oper kredit tanpa sepengetahuan kreditur. Misalnya debitur sakit dan atau tidak sanggup lagi untuk melunasi kreditnya akibat kesulitan ekonomi. 128 Hal ini merugikan pihak ketiga karena tidak ada perlindungan hukum yang dapat diberikan kepadanya, apalagi bila bukti tertulisnya tidak lengkap, ini hanya akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

C. Pengalihan Hak Kredit Pemilikan Rumah dari Debitur pada Pihak Lain

Debitur yang tidak sanggup membayar Kredit Pemilikan Rumah pada kreditur memikirkan cara lain agar kreditur tidak mengambil alih kredit rumahnya. Banyak terjadi dilapangan adalah pengalihan hak dan oper kredit secara diam-diam tanpa sepengetahuan kreditur. Seharusnya apabila debitur ingin mengalihkan hak dan oper kredit debitur harus memberitahukan kepada kreditur mengenai permasalahannya tersebut sehingga antara debitur dan kreditur dapat dicari jalan keluarnya. 129 Agar lebih terperinci lagi akan dijabarkan tentang pengalihan hak dan oper kredit yang terjadi dalam praktek, yaitu: 128 Wawancara dengan Tan Eng Giap, debitur pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak di Medan, tanggal 02 Agustus . 129 Wawancara dengan Hadi, Staf Legal Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak di Medan, tanggal 02 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara 1. Pengalihan hak dan oper kredit menurut ketentuan PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak, 2. Pengalihan hak dan oper kredit yang dibuat di hadapan notaris.

1. Pengalihan Hak dan Oper Kredit Menurut Ketentuan PT. Bank Perkreditan

Rakyat Prima Tata Patumbak Bank adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan kredit bank kepada perseorangan atau badan hukum. Sebelum sebuah bank menyetujui permohonan calon nasabah debitur untuk mendapatkan fasilitas kredit, petugas bank akan menganalisis calon nasabah debitur untuk menentukan kemauan dan kemampuan calon nasabah debitur tersebut untuk membayar kembali fasilitas kredit yang akan dinikmatinya. Dengan kata lain bank dengan analisisnya itu menentukan kadar kemampuan dari calon debitur. 130 Pada umumnya analisa kredit yang dipergunakan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak adalah formulasi-formulasi sebagai berikut: 131 a. Kepribadian Aspek kepribadian debitur menyangkut riwayat hidup latar belakang, tingkah laku, keadaan kelurga, sosial dan sikap tingkah laku calon debitur serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kepribadian calon debitur. 130 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 127. 131 Legal Credit Practice, PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumba, Medan: BPR, 2004 hal. 12. Universitas Sumatera Utara b. Tujuan Aspek tujuan adalah aspek tentang tujuan calon debitur mengadakan pinjaman kredit, termasuk tujuan pemakaiannya. c. Kemampuan Aspek kemampuan adalah aspek kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran. Apakah dari sisi finansial debitur akan dimungkinkan kelancaran pelunasan kreditnya. d. Harapan masa depan Aspek harapan masa depan adalah harapan masa depan debitur, apakah dari sisi usahanya diprediksikan akan berkembang dan pelunasan kreditnya tidak menghadapai masalah dimasa mendatang Dan prinsip-prinsip, yaitu: 132 a. Hasil yang dicapai Yaitu perkiraan hasil yang akan dicapai, apakah dapat mencukupi pengembalian kreditnya. b. Pembayaran kembali Yaitu pembayaran kembali tersebut harus diramalkan dan dianalisis tingkat resikonya. 132 Ibid, hal 18. Universitas Sumatera Utara c. Kemampuan menanggung resiko Yaitu ramalan presentasi keberhasilan debitur, apakah mampu menutupi kerugian yang mungkin timbul di samping kemampuan untuk melunasi kreditnya. Ketentuan-ketentuan tersebut dilaksanakan oleh kreditur dalam rangka untuk menghindari kredit macet pada debitur karena Kredit Pemilikan Rumah biasanya diberikan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga tindakan tersebut dilakukan kreditur untuk menghindari wanprestasi dari pihak nasabah debitur. Karena menurut ketentuan kreditur bila dalam waktu 3 tiga bulan berturut- turut debitur tidak membayar angsuran kredit rumahnya, maka dikategorikan kredit macet, sehingga kreditur berhak mengambil tindakan terhadap aset atau agunan tersebut. Biasanya bila debitur mengalami tanda-tanda tersebut debitur berusaha menjualmengalihkan kembali perjanjian kredit tersebut dengan persetujuan kreditur yaitu dengan melakukan alih debitur, dalam hal ini kreditur mempunyai ketentuan- ketentuan tersendiri untuk menentukan apakah tindakan alih debitur itu bisa dilakukan atau tidak. Untuk ketentuan-ketentuan alih debitur, syarat-syarat dari pihak kreditur adalah bahwa kredit pemilikan rumah tersebut telah berjalan selama 4 empat tahun dan hutangnya atau batas kreditnya adalah maksimal sejumlah batas kredit yang terakhir yang sama dengan rekening koran terakhir. Universitas Sumatera Utara Persyaratan alih debitur pada kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak adalah sebagai berikut: 133 a. Kewajiban Pihak yang Mengalihkan, yaitu: 1 Menyerahkan SP3K Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit 2 Menyerahkan Surat Perjanjian Kredit SPK. 3 Menyerahkan bukti pembayaran terakhir dan tidak menunggak 4 Menyerahkan bukti pembayaran premi asuransi kebakaran dan tidak menunggak. 5 SPPT PBB terakhir . 6 Fotocopi KTP suami dan istri. 7 Fotocopi Kartu Keluarga KK. 8 Fotocopi surat nikah. 9 Fotocopi rumah tampak depan. 10 Surat Pernyataanketerangan alasan menjual rumah, diatas meterai Rp. 6.000,- enam ribu rupiah. 11 Surat Persetujuan dari istrisuami untuk menjual rumah, diatas meterai Rp.6000,- enam ribu rupiah. Hak debitur lamahak yang memberi pengalihan adalah menerima uang pembayaran penggantian kredit dari pihak ketiga yang menerima pengalihan. Sedangkan kewajiban debitur lamayang memberi pengalihan adalah membuat surat 133 Wawancara dengan Hadi, Staf Legal Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak di Medan, tanggal 02 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara permohonan alih debitur atau permohonan penerusan utang yang diajukan kepada kreditur satu minggu sebelum jatuh tempo anggsuran kredit. b. Kewajiban Pihak Yang Menerima Pengalihan, yaitu: 1 Mengisi dan menandatangani formulir permohonan alih debitur dari PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak. 2 Pasphoto ukuran 4 x 6 suamiistri. 3 Fotocopi KTP suami istri. 4 Fotocopi kartu keluarga dan surat nikah. 5 Fotocopi Tabungan saldo minimal Rp.350.000,- tiga ratus lima puluh ribu rupiah – Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah. 6 Surat Keterangan masih bekerja dari perusahaaninstansi tempat bekerja 7 Slip gaji terakhir. 8 Surat pernyataan kesanggupan meneruskan angsuran Kredit Pemilikan Rumah, diatas meterai Rp.6.000,- 9 Surat persetujuan suamiistri untuk membeli rumah, diatas meterai Rp. 6.000,- dibuat rangkap 2 dua. 10 Perjanjian jual beli dengan pihak pertama diatas meterai Rp. 6000 dan kwitansi jual beli. Hak debitur barupenerima pengalihan adalah menerima bukti-bukti kepemilikan barang jaminan bila kredit dinyatakan lunas. Setelah semua aplikasi dilengkapi dan diajukan kepada kreditur maka kreditur akan memproses awal lagi Universitas Sumatera Utara seperti pada permohonan kredit dengan diberlakukan suku bunga yang berlaku pada saat pengajuan kredit tersebut. 134 Permohonan kredit tersebut dapat ditolak ataupun disetujui, hal ini merupakan kewenangan dari kreditur, bila permohonan telah disetujui maka antara debitur lama dan debitur baru menandatangani surat pernyataan yang telah disediakan oleh pihak bank yang merupakan pelimpahan kewajiban yaitu meneruskan sisa kredit yang telah disetujui tersebut. Ini merupakan proses yang sama dengan Kredit Pemilikan Rumah, hanya yang menjadi pihak penjual adalah perseorangan bukan badan hukum. Pengajuan peralihan hak dan oper kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak dan Bank Mandiri persyaratannya sama. 135

2. Pengalihan Hak dan Oper Kredit yang dibuat di Hadapan Notaris

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pengalihan kredit adalah merupakan tindakan aktif dari pihak debitur pada Kredit Pemilikan Rumah, tindakan tersebut dilakukan untuk menyelamatkan agunan atau asetnya terhadap tindakan akuisisi ataupun penyitaan dari pihak bank pemberi kredit. Tindakan ini diperbolehkan oleh kreditur, bahkan secara langsung bank memberi kesempatan kepada nasabah debitur untuk berusaha melunasi tunggakan angsuran ataupun kredit pemilikan rumah yang macet tersebut dengan jangka waktu yang telah disepakati 134 Hasil wawancara dengan debitur pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak di Medan, tanggal 02 Agustus 2010. 135 Wawancara dengan Nazari, Analys Credit PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak di Medan, dan Kahirul Sanni, Analys Credit Bank Mandiri, tanggal 02 Agustus 2010 . Universitas Sumatera Utara antara pihak debitur dan kreditur pemberi kredit. Dalam tindakan tersebut ada 2 dua kemungkinan yang terjadi yaitu: a. Bahwa debitur baru melunasi seluruh kredit yang tersisa pada kreditur dan melaksanakan akta jual beli dengan debitur lama. b. Melanjutkan angsuran kredit dari debitur lama, untuk dan atas nama debitur lama. Tindakan-tindakan tersebut tidak semua kreditur dapat menerimanya, khususnya PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak. PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak dapat memahami hal ini atas sikap debitur baru yang telah melakukan tindakan jual beli dan kuasa dengan cara melanjutkan angsuran kredit pemilikan rumah dari debitur yang telah mempunyai ikatan kredit dengan bank tersebut. Dengan syarat pengalihan tersebut dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang untuk perbuatan hukum tersebut. Pengalihan hak kredit yang dilakukan dihadapan notaris menurut kreditur merupakan tindakan sepihak dari debitur. Tindakan ini dibuat debitur agar perjanjian yang dibuat kedua belah pihak itu sah menurut hukum. Pengalihan hak dan oper kredit tersebut merupakan suatu jenis perjanjian yang berpotensi konflik, hal ini disebabkan karena: 136 a. Syarat-syarat tertulis tidak terpenuhi; b. Sertifikat tanah yang menjadi objek perjanjian sedang menjadi agunan bank; 136 Kartini J. Soejendro, Pengalihan Hak-Hak atas Tanah yang Berpotensi Konflik, Jakarta: Kanisius, 2001, hal. 115. Universitas Sumatera Utara c. Syarat-syarat tidak tertulis tidak terpenuhi; Jika jual beli antara A dengan B terdapat cacat yang tersembunyi karena tanah tersebut masih dalam status jaminan bank yang berakibat tidak boleh terjadi peralihan hak. Pada dasarnya notaris menyarankan agar debitur melunasi kredit rumahnya pada kreditur, baru dilakukan jual beli rumah. Tetapi biasanya debitur menolak karena terbentur pada kondisi keuangan sehingga melakukan oper kredit, walaupun sertifikat masih dalam agunan bank. 137 Notaris dapat membuatkan suatu akta pengikatan jual beli dan kuasa bagi para pihak dimana akta notaris tersebut mengikat kedua belah pihak dan membuktikan telah adanya suatu pengikatan jual beli yang disertai pembayaran dari pihak pertama kepada pihak kedua. Tujuan pembuatan akta ini untuk memberi kepastian hukum bagi debitur baru, dalam hal berurusan dengan pihak bank pemberi kredit. Dan disitu juga disebutkan tentang kuasa untuk mengambil sertifikat yang asli, sehingga pihak pertama tidak perlu hadir untuk mengambil sertifikat tersebut. 138 Dalam akta jual beli dan kuasa untuk mengambil sertifikat yang menjadi agunan pada kreditur, karena sering terjadi dilapangan pada saat angsuran Kredit Pemilikan Rumah telah lunas, pihak pertama sudah sulit untuk dijumpai sehingga ini menimbulkan permasalahan baru bagi pihak ketiga pada saat pengambilan sertifikat tersebut. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi hal tersebut maka pada saat pengikatan 137 Suharnoko Hartati Endah, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessie, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hal. 127. 138 Wawancara dengan Gongga Marpaung, Notaris dan PPAT, dengan daerah kerja Kota Medan dan Andi Isnain, Notaris dan PPAT, dengan daerah kerja Kabupaten Deli Serdang, pada tanggal 02 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara jual beli dihadapan notaris disebutkan juga kuasa untuk mengambil sertifikat apabila Kredit Pemilikan Rumah tersebut telah lunas. 139 Jika tidak melakukan pengikatan jual beli di hadapan notaris hanya berdasarkan kwitansi pembayaran saja, pada saat Kredit Pemilikan Rumah lunas dan waktu pengambilan sertifikat, kreditur tidak akan memberikan sertifikat tersebut. Kreditur hanya akan memberikan sertifikat pada pihak pertama. Jadi seandainya pihak pertama tidak diketahui keberadaannya, maka pengambilan sertifikat tidak akan terjadi, tanpa ada penyelesaian. 140

D. Pengalihan Hak Kredit Pemilikan Rumah dari Debitur Pada Pihak Lain