Peralihan Hak Tanggungan Analisis Pengalihan Hak Dan Oper Kredit Pada Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak Di Medan)

C. Peralihan Hak Tanggungan

Menurut Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan dimungkinkan terjadinya peralihan Hak Tanggungan dari satu kreditur kepada kreditur lain. Peralihan Hak Tanggungan dapat terjadi karena: 1. Novasi yaitu perbuatan hukum mengalihkan piutang oleh kreditur pemegang Hak Tanggungan kepada pihak lain. 2. Subrogasi yaitu penggantian kreditur oleh pihak ketiga yang melunasi hutang- hutang debitur. 3. Pengambilalihan atau penggabungan perusahaan sehingga menyebabkan beralihnya piutang dari perusahaan semula kepada perusahaan yang baru 4. Karena pewarisan. Hak tanggungan beralih apabila piutang yang dengan Hak Tanggungan itu beralih kepada pihak ketiga. Peralihan piutang itu dapat terjadi karena novasi, subrogasi, pewarisan atau sebab-sebab lain. Demikian ditentukan dalam Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan. Dengan kata lain, Hak Tanggungan itu beralih karena hukum kepada kreditur yang baru apabila piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan itu beralih kepada kreditur yang baru itu. Peralihan hak milik sebagai suatu benda harus memenuhi ketentuan Pasal 584 Kitab Undang-undang Hukum Perdata: “ Hak Milik atas sesuatu kebendaan tidak dapat diperoleh dengan cara lain melainkan dengan pemilikan pendakuan,karena perlekatan , karena kadaluarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat dank arena penunjukan atau penyerahan berdasar suatu peristiwa Universitas Sumatera Utara perdata untuk memindahkan Hak Milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan”. 166 Dalam hal peralihan Hak Milik didahului dengan suatu peristiwa perdata yang bertujuan untuk mengalihakan Hak Milik, maka ketentuan ini diatur dalam Pasal 613 dan Pasal 616 KUHPerdata Menurut Pasal 16 ayat 1 Undang-Undang Hak Tanggungan, karena beralihnya Hak Tanggungan yang diatur dalam ketentuan ini terjadi karena hukum, hal tesebut tidak perlu dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT. Pencatatan beralihnya Hak Tanggungan ini cukup dilakukan berdasarkan akta yang membuktikan beralihnya piutang yang dijamin kepada kreditor yang baru. Pencantuman ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan tesebut menghindarkan keraguan dan sekaligus ketidakpastian mengenai apakah Hak Tanggungan ikut beralih bila piutangnya dijamin dengan Hak Tanggungan itu beralih. Ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan ini adalah sejalan dengan sifat Hak Tanggungan sebagai perjanjian ikutan atau accesoir dari perjanjian utang-piutangnya. 167 Namun, dalam praktik perbankan bukan hanya penggantian kreditor bank saja yang sering terjadi, tetapi juga penggantian debitur. Dalam hal ini yang terjadi adalah kredit bank, dalam arti sebagai utang nasabah debitur, diambil alih oleh debitur lain. Dengan kata lain, terjadi penggantian debitur dengan kreditur bank yang sama. 166 Kartini Muljadi-Gunawan Widjaja, Op.Cit., hal. 228. 167 Ibid, hal 302. Universitas Sumatera Utara Menurut KUH Perdata, terjadinya penggantian debitur dapat dilakukan dengan menggunakan lembaga novasi pembaruan utang. Menurut Pasal 1381 KUH Perdata, perjanjian lama berakhir karena dibuatnya perjanjian baru atau novasi. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Hak Tanggungan, Hak Tanggungan hapus karena hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan itu. Jadi, karena perjanjian yang baru yang mengakhiri perjanjian lama, Hak Tanggungan menjadi berakhir pula . Menurut Pasal 1422 KUH Perdata, penggantian debitur tidak mengakibatkan beralihnya Hipotik atas benda milik debitur lama kepada benda milik debitur baru. Dikatakan oleh Pasal 1422 KUH Perdata, apabila pembaruan utang diterbitkan dengan penunjukan seorang debitur baru yang menggantikan debitur lama, maka Hak-hak Istimewa dan Hipotik-hipotik yang dari semula mengikuti piutang, tidak berpindah atas barang-barang debitur baru. 168 Dalam perjanjian kredit dapat diperjanjikan bahwa bila terjadi kredit menjadi bermasalah, bank berhak dengan atau tanpa persetujuan debitur meng- alihkan kredit tersebut kepada pihak lain yang akan menggantikan kedudukan debitur dan dengan demikian membebaskan debitur dari sebagian atau seluruh kewajiban untuk melunasi kredit, sedangkan debitur baru terikat dengan segala syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari perjanjian kredit yang bers a n g kut a n. 168 Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah Hukum dalam Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hypoteek serta Hambatannya Dalam Praktek di Medan, Bandung: Alumni, 1976, hal. 211. Universitas Sumatera Utara Se da n gk a n di d a l a m A kt a Pembebanan Hak Tanggungan diperjanjikan dimuat janji bahwa pemegang Hak Tanggungan kreditur dapat menunjuk pihak lain sebagai pengganti dari debitur untuk menjadi debitur baru atau sebaliknya debitur dapat menunjuk pihak lain untuk menggantikan kedudukannya sebagai debitur baru, sedangkan apabila terjadi penggantian debitur sebagaimana yang demikian itu, maka Hak Tanggungan tetap berlaku. Berkaitan dengan maksud pemerintah untuk memperkenalkan dan menggalakkan Secondary Mortgage Facility dalam rangka memenuhi kebutuhan fasilitas kredit untuk perumahan yang diperlukan oleh masyarakat Kredit Pemilikan Rumah, ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Hak Tanggungan saja belum memadai. Pasal itu baru memadai untuk menampung mekanisme peralihan piutang bank Kredit Pemilikan Rumah dari bank kepada perusahaan yang akan melakukan pengerahan dana obligasi yang dijamin dengan Kredit Pemilikan Rumah tersebut. 169 Peralihan Kredit Pemilikan Rumah yang dijamin dengan Hak Tanggungan atas tanah berikut bangunan rumah yang dibiayai dengan Kredit Pemilikan Rumah itu dari bank kepada perusahaan. Peralihan piutang itu dapat dilakukan dengan melakukan perjanjian subrogasi atau novasi antara bank dengan perusahaan sehingga dengan demikian Hak Tanggungan yang menjamin Kredit Pemilikan Rumah itu ikut beralih dengan peralihan Kredit Pemilikan Rumah yang bersangkutan. Tetapi Pasal 16 169 Alvi Syahrin,Op. Cit., hal. 35. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Hak Tanggungan itu, seperti telah diterangkan dimuka, belum dapat menampung peralihan utang dari nasabah debitur yang menikmati Kredit Pemilikan Rumah kepada pihak lain yang bermaksud untuk mengambil alih fasilitas utangnya apabila mekanismenya ditempuh melalui lembaga novasi. 170 Sesuai dengan asas publisitas dari Hak Tanggungan, beralihnya Hak Tanggungan tersebut wajib didaftarkan oleh kreditur yang baru kepada Kantor Pertanahan Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan Beralihnya Hak Tanggun gan tersebut mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari tanggal pencatatannya Pasal 16 ayat 5 Undang-Undang Hak Tanggungan.

D. Hambatan yang dihadapi Debitur