Teori Peran Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD Inisiasi Menyusu Dini dan MDGS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Kozier Barbara, 1995. Menurut Horton dan Hunt 1993, peran role adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status. Seseorang mungkin tidak memandang suatu peran dengan cara yang sama sebagaimana orang lain memandangnya. Sifat kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang itu merasakan peran tersebut. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran merasa sama terikatnya kepada peran tersebut, karena hal ini dapat bertentangan dengan peran lainnya. Semua faktor ini terpadu sedemikian rupa, sehingga tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar – benar sama.

2.2. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD

Berikut peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini yang termuat dalam buku JNPK-KR 2007 : Universitas Sumatera Utara 1. Melatih keterampilan, mendukung, membantu dan menerapkan IMD-ASI Eksklusif. 2. Memberi informasi manfaat IMD dan ASI Eksklusif pada Ibu hamil 3. Membiarkan kontak kulit ibu-bayi setidaknya 1 jam sampai menyusu awal selesai. 4. Menghindarkan memburu – buru bayi atau memaksa memasukkan putting susu ibu kemulut bayi. 5. Membantu ayah menunjukkan perilaku bayi yang positif saat bayi mencari payudara. 6. Membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu. 7. Menyediakan waktu dan suasana tenang diperlukan kesabaran.

2.3. Inisiasi Menyusu Dini IMD

2.3.1. Pengertian

Masa – masa belajar menyusu dalam satu jam pertama hidup bayi diluar kandungan disebut inisiasi menyusui dini IMD. Inisiasi Menyusu Dini IMD adalah proses alami mengembalikan bayi untuk menyusui, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dari satu jam pertama pada awal kehidupannya. Hal ini terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya. Dengan menyusui secara baik dan benar maka kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi dapat dihindari Roesli, 2008. Universitas Sumatera Utara Inisiasi Menyusu Dini IMD adalah perilaku bayi untuk mencari putting susu ibunya dan melakukan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya ketika satu jam pertama setelah bayi dilahirkan Baskoro, 2008 Inisiasi Menyusu Dini IMD adalah rangkaian kegiatan dimana bayi yang baru saja lahir secara naluri melakukan aktivitas – aktivitas yang diakhiri dengan menemukan putting susu ibunya dan segera menyusu dari putting susu ibunya Hartati, 2008. Inisiasi Menyusu Dini Early Initiation merupakan suatu cara yakni memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya, karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22 kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif Roesli, 2007

2.3.2. Beberapa Penelitian Tentang Inisiasi Menyusu Dini IMD

1. Hasil penelitian Sose dll CBA Foundation 1978 yang dikutip Utami Rusli 2008 menunjukan bahwa hubungan antara saat kontak kulit ibu – bayi dengan meletakkan bayi kontak kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya 59 dan 38 yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi Universitas Sumatera Utara kesempatan menyusu dini tinggal 29 dan 8 yang masih disusui diusia yang sama. 2. Hasil penelitian Fika dan Syafiq yang dikutip Utami Rusli 2008 menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI Eksklusif. 3. Hasil penelitian Karen Edmond dkk di Ghana yang dikutip Utami Rusli 2008 menyebuttkan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan kontak kulit kekulit ibu – bayi setidaknya selama satun jam maka 22 nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan. Jika bayi mulai menyusu pertama saat bayi berusia diatas dua jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16 nyawa bayi dibawah 28 hari yang diselamatkan.. 4. Hasil penelitian DR. Lennart Righad dan seorang bidan Margareta Alade, 1990 dilakukan terhadap 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke-72 ibu-bayi ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang lahir normal dan dengan obat-obatan tindakan. Kelompok yang lahir normal dibagi dua lagi. Berikut ini hasilnya : a. Bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi kekulit ibu dibirkan setidaknya 1 jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik. Universitas Sumatera Utara b. Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan dibersihkan, hasilnya 50 bayi tidak dapat menyusu sendiri. c. Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan didada ibu dengan kontak kulit kekulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibunya pun, umumnya menyusu dengan lemah. d. Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri. e. Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa minggu. f. Pada bayi yang dibirkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali dibawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.

2.3.3. Alasan Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini IMD

Menurut Anik 2009 alasan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini IMD yaitu : 1. Suhu dada ibu dapat menyesuaikan suhu ideal yang diperlukan bayi, yaitu dapat turun 10 derajat dan naik sampai 20 derajat celsius, sehingga dapat menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian bayi akibat kedinginan 2. Kehangatan dada ibu pada saat bayi diletakkan didada ibu, akan membuat bayi merasakan getaran cinta yaitu merasakan ketenangan, merasa dilindungi dan kuat Universitas Sumatera Utara secara psikis. Bayi akan lebih tenang karena pernapasan, detak jantung dari kulit ibu menenangkan bayi, menurunkan stress akibat proses kelahiran dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi 3. Bayi yang dibiarkan merayap diperut ibu dan menemukan payudara ibunya sendiri, akan tercemar lebih dahulu bakteri yang tidak berbahaya atau ada antinya ASI ibu, sehingga bakteri baik ini membuat koloni disusu dan kulit bayi. Hal ini berarti mencegah kolonisasi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan 4. Pada saat bayi dapat menyusu segera setelah lahir, maka kolostrum makin cepat keluar dan bayi akan cepat mendapatkan kolostrum ini, yaitu cairan emas atau cairan pertama yang kaya akan antibody dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya. 5. Bayi akan belajar menyusu dengan nalurinya sendiri 6. Sentuhan, kuluman emutan dan jilatan pada putting ibu akan merangsang oksitosin pada ibu yang penting menyebabkan rahim ibu berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain, yang membuat ibu merasa lebih tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI dari payudara

2.3.4 Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat

Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini yang kurang tepat menurut Utami Rusli 2008 adalah seperti berikut : Universitas Sumatera Utara a. Begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering. b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong lalu diikat. c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus dibedong dengan selimut bayi. d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu tidak terjadi kontak dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan didada ibu bonding untuk beberapa lama 10 – 15 menit atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. e. Selanjutnya diangkat, dan disusukan pada ibu dengan cara memaksukkan putting susu ibu ke mulut bayi. f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan recovery room untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.

2.3.5 Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan

Berikut ini langkah – langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan Roesli, 2008 : a. Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering. b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya. c. Tali pusat dipotong, lalu diikat. d. Vernix zat lemak putih yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. Universitas Sumatera Utara e. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama – sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

2.3.6. Persiapan Melakukan Inisiasi Menyusu Dini IMD

Berikut ini persiapan melakukan Inisiasi Menyusu dini Roesli, 2008 : a. Pertemuan – pimpinan Rumah Sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter anastesi, bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bersalin, kamar operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk menyosialisasikan Rumah Sakit Sayang Bayi. b. Melatih tenaga kesehatan terkait yang menolong, mendukung ibu menyusui, termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar. c. Setidaknya antenatal ibu hamil, dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama orang tua, membahas keuntungan ASI dan menyusui, tatalaksana menyusui yang benar, inisiasi menyusu dini termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat – obatan atau tindakan. 1. Pertemuan bersama – sama beberapa keluarga membicarakn secara umum. 2. Pertemuan dengan satu keluarga membicarakan secara khusus. d. Di Rumah Sakit Sayang Ibu, inisiasi menyusu dini termasuk langkah ke-4 dari 10 langkah keberhasilan menyusui. Universitas Sumatera Utara

2.3.7. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini IMD

Menurut Roesli, 2008, langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan inisiasi menyusui dini, yaitu : 1. Dianjurkan kepada suami atau keluarga untuk mendampingi saat persalinan. 2. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan dan mengganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aroma terapi dan gerakkan. 3. Beri kebebasan pada ibu untuk menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, didalam air atau dengan jongkok 4. Keringkan secepatnya seluruh badan dan kepala bayi kecuali kedua tangannya karena adanya lemak verniks yang dapat menyamankan kulit bayi 5. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dapt dipertahankan minimal satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti jika perlu gunakan topi. 6. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi keputing ibu. 7. Mendukung ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda - tanda perilaku bayi sebelum menyusu dan dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi sentuhan kulit dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum Universitas Sumatera Utara menemukan putting payudara ibunya dalam satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit bayinya sampai berhasil menyusu pertama. 8. Berikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar. 9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah satu jam atau menyusui awal selesai 10. Rawat gabung, ibu dan bayi dirawat dlam satu kamar selam 24 jam dan tidak dipisahkan tetap selalu dalam jangkauan ibu.

2.3.8. Manfaat Inisiai Menyusu Dini IMD

Menurut Roesli, 2007, manfaat inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut : 1. Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapat kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI Eksklusif akan menurunkan kematian. 2. ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tidak diberi enzim sehinga penyerapannya tergantung enzim diusus anak. Sehingga ASI tidak merebut enzim anak. 3. Yang sering dikeluhkan ibu – ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand. Jika diambil banyak akan diberikan banyak, sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya. Universitas Sumatera Utara

2.3.9. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi menurut Utami Rusli 2008 yaitu : 1. Bayi kedinginan Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman 2005 ditemukan bahwa suhu dada ibu yng melahirkan menjadi 1 °C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 °C. Jika bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. 2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. 3. Tenaga Kesehatan kurang tersedia Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarganya terdekat unuk menjaga bayi sambil memberikan dukungan pada Ibu. 4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. Universitas Sumatera Utara 5. Ibu harus dijahit Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu. 6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore gonorrhea harus segera diberikan setelah lahir Menurut American College of Obstetric and Gynekology dan Academy Breastfeeding Medicine 2007, tindakan pencegahan ini dpat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. 7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix zat lemak putih yang melekat pada bayi meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu dini selesai. 8. Bayi kurang siaga Pada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga alert. Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding ikatan kasih sayang. 9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain cairan prelaktal Universitas Sumatera Utara Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.

2.4. Inisiasi Menyusu Dini dan MDGS

Inisiasi menyusu dini berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals MDGS, khususnya pada tujuan keempat, yakni : membantu mengurangi angka kematian anak Utami Rusli, 2008. Menurut The World Health Report 2005 yang dikutip oleh Utami Rusli 2008, angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, Berdasarkan penelitian WHO 2000 di enam Negara berkembang yakni Brasil, Ghana, India, Oman, Norwegia, dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi antara 9 – 12 bulan meningkat 40 jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48. Sekitar 40 kematian balita terjadi di usia bayi baru lahir dibawah satu bulan. Jika bayi menyusu sejak dini maka akan mengurangi 22 kematian bayi 28 hari. Berarti inisiasi menyusu dini mampu mengurangi 8,8 angka kematian balita Utami Rusli, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.5. Kebijakan The World Alliance for Breastfeeding Action WABA tentang