Temuan TEMUAN DAN ANALISIS

49

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di pusat komunitas suporter Aremania yang berada di kota Malang, dapat dilihat bahwa Aremania merupakan suporter yang cukup bersahabat. Erik Yanitra, seorang anggota Aremania yang berasal dari forum Aremania.com langsung menerima kehadiran penulis dengan sambutan antusias dan hangat. Bahkan ia sampai mengorbankan pekerjaannya untuk menemui saya hari itu. 1 Aremania sejatinya memang komunitas suporter yang hidup berkelompok dan lebih banyak melakukan komunikasi horizontal atau komunikasi antar sesama anggota. Pada observasi pertama peneliti menyimak aktifitas mereka di sebuah studio radio bernama Senaputra. Ada empat anggota Aremania yang ada di sana, salah satunya ialah seorang Aremanita Aremania wanita. Saat itu keadaan sudah malam hari sehingga aktifitas mereka pun lebih banyak dipakai untuk santai- santai seperti mengobrol, menulis, menonton video, dan lainnya. 2 Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, dapat dijabarkan hasil temuan sebagai berikut: 1. Interaksi Sosial melalui Jaringan Komunikasi Organisasi a Jaringan komunikasi formal Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir 1 Observasi pertama, Stasiun Kota Baru Malang, 13 Maret 2011. 2 Observasi pertama, Radio Senaputra Malang, 13 Maret 2011. dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Pada Aremania bentuk jaringan komunikasi dapat terlihat jelas. Intensitas pertemuan yang dapat diamati antara Ovan Tobing selaku pendiri Aremania dengan anggota Aremania cukup sering. Saat hari pertandingan misalnya, Ovan Tobing yang bertindak sebagai MC pertandingan di Stadion Kanjuruhan hampir selalu dapat dipastikan bertemu dengan para Aremania. Namun, pertemuan melalui cara ini tidak berlangsung begitu sering, melihat jadwal pertandingan kandang tim Arema yang tidak merata setiap bulannya. Paling sedikit sekali dalam sebulan, sedangkan paling banyak lima kali. Selain itu, pertemuan di stadion seperti ini sangat minim terjadinya dialog secara langsung antara Ovan Tobing dengan para Aremania. Pada saat pertandingan di luar Malang, tentu saja Ovan Tobing jarang ikut rombongan suporter. Seperti yang peneliti alami saat observasi di Karawang, komando dan arahan sepenuhnya diatur oleh pemimpin kelompok masing-masing. Pertemuan di luar hari pertandingan lebih sering terjadi. Hal ini dapat peneliti amati dari seringnya anggota Aremania, khususnya forum Aremania.com melakukan kunjungan dan kegiatan di gudang 3 dan Radio Senaputra. Terlebih studio radio tersebut adalah tempat bekerja dari Ovan Tobing. Beliau hampir selalu mengisi acara di Radio, khususnya acara-acara berita seputar Arema Indonesia. Sehingga intensitas jaringan komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah yang terjalin antara Aremania dengan Ovan Tobing pun dapat nyata terwujud, yang biasanya melalui telepon dan sms interaktif. 3 Nama suatu tempat pertemuan antar anggota yang berupa rumah milik salah satu anggota bernama Fendy Decha. Selain di radio, para anggota Aremania pun tak segan untuk bertamu ke rumah Ovan Tobing dan Lucky Zainal. Dari dulu, banyak anggota Aremania yang berkunjung ke rumah Ovan Tobing. Hal ini diakui sendiri oleh Ovan Tobing selaku pendiri Aremania serta Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club. “Bertemu hanya kalau ada pertandingan saja. Ada hal-hal di antara suporter kita yang datang kesana. Kalau saya tidak telalu intens bertemu mereka sekarang ini …, Dulu tiap pulang kan seram. Penjual roti pun abis. Mereka mengadu kepada saya. Karena saya kan bukan tipe orang yang untouchable. Menga du ini itu…., Dan dulu banyak orang datang kepada saya membawa wacana pemikiran mereka…., Tapi kalau mereka selesai berantem dan mereka datang ke Malang lagi, lantas kebetulan lewat depan rumah saya maka meraka mampir, hanya untuk menunjukkan kalau dia berdarah-darah..., Kalau ada hal-hal yang kurang cocok, tapi seingat saya jarang terjadi, karna mas Lucky mudah ditemui, saya juga…” 4 “Sering. Saya intense. Justru saya lebih banyak di luar stadion. Karena bukan hanya hari pertandingan, tapi di luar 2x45 menit itu saya merasa ada hal yang lebih penting untuk membangun kedekatan kami. Sering di sini atau di tempat mereka. Sekarang kan jaman komunikasi, sedangkan dulu kan masih face to face jadi masih harus jalan. Sekarang lebih canggih antar mereka dengan saya bisa komunikasi, meski sekedar say hello, apa kabar, bagaimana kabar di korwilmu.” 5 Dari petikan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa komunikasi dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah cukup sering dijumpai saat ini. Keterbukaan yang mereka tanamkan cukup memberikan kesempatan bagi anggota aremania untuk berinteraksi. Komunikasi horizontal yang terjalin antar korwil dan anggota Aremania tidak berbeda dengan komunikasi ke atas dan ke bawah. Komunikasi yang berlangsung di forum Aremania.com itu cukup baik berjalan. Mereka sering kumpul dan saling kunjung, aktivitasnya meliputi berbincang- bincang, nongkrong, main play station, online di internet, dan masih banyak lagi. Khusus antar korwil di Malang, pertemuan paling jelas terlihat yaitu saat 4 Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Pendiri Aremania, Malang, 14 Mei 2011. 5 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club, kediaman Lucky Zainal, Malang, 15 April 2011. pemesanan tiket sebelum pertandingan. Mereka datang dan berkumpul di kantor sekretariat Arema pagi hari sebelum pertandingan, sehingga korwil dari berbagai daerah pun dapat saling silaturahmi. b Jaringan komunikasi informal Bila anggota berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dam mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus grapevine atau kabar angin. Jaringan komunikasi informal pada tubuh Aremania sangat kental. Hal ini disebabkan karena Aremania bukanlah organisasi yang tertutup pada suatu wadah yang kecil. Anggota Aremania banyak dan luas, tersebar di seluruh Malang dan luar Malang, sehingga pesan-pesan informal yang ditemukan sangat sering terjadi. Berikut adalah petikan wawancara tentang Jaringan Komunikasi: “Setiap saya keluar rumah, yang awalnya berniat hanya sebentar tapi setelah bertemu sama orang-orang bisa menjadi berjam-jam saya. ” 6 “saya selalu mempersilahkan mereka masuk dan bertukar pikiran di sini. Kepada siapa pun yang bahkan yang saya tidak kenal ” 7 “Saya sering bertemu mereka di jalan-jalan dan ngobrol tentang korwil masing-masing. ” 8 6 Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, pendiri Aremania, radio Senaputra, Malang, 14 April 2011. 7 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, pendiri Arema Fan Club, kediaman Lucky, Malang 15 April 2011. 8 Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota Aremania forum Aremania.com, Hotel Menara, Malang, 14 April 2011. 2. Isi pesan komunikasi Isi pesan yang sering dibincangkan antar anggota dan pengurus tentu saja seputa dunia sepak bola dan Aremania. Dalam observasi di Malang, saya menemukan bahwa salah satu isi komunikasi yang sedang kuat dibangun adalah program BTTN 9 , salah satu usaha para anggota mencari solusi dari permasalahan finansial klub. BTTN Bayar Tiket Tanpa Nonton, ialah suatu upaya mewujudkan loyalitas tanpa batas Aremania, khususnya yang berada di luar Malang dan tidak bisa menonton pertandingan Arema Indonesia. Melalui program ini mereka dapat membeli tiket pertandingan meski mereka sendiri berada di luar Malang. Program ini tentu saja membutuhkan pengorbanan materi bagi mereka yang berekonomi di atas rata-rata. Tujuan dari mereka bukan untuk menonton pertandingan, namun untuk mensejahterakan finansial klub melalui tiket-tiket yang mereka beli. Tiket pertandingan yang sudah dibayar tentu saja akan diserahkan setelah mereka pulang ke Malang. Selain itu Aremania melalui forum Aremania.com baru saja melakukan kegiatan sosial dengan mengundang anak-anak panti asuhan untuk menyaksikan secara langsung pertandingan Arema Indonesia di Stadion Kanjuruhan. Kegiatan sosial ini diwujudkan guna membantu anak-anak yang kurang beruntung untuk ikut menikmati pertandingan Arema Indonesia dan sekaligus menanamkan nilai- nilai akhlak yang mulia kepada warga Malang pada umumnya. Selebihnya pesan- pesan yang tersampaikan yaitu pesan-pesan yang berisi dukungan, imbauan, dan larangan anarkis dari Ovan Tobing di Stadion dan anak-anak Aremania sendiri. 9 Program ini dicetuskan oleh Fendy Decha, ketua Aremania.com yang bertujuan mensejahterakan klub Arema Indonesia melalui pemasukan tiket pertandingan yang masimal. “Perkembangan klub Arema sendiri. Sekarang kan ada masalah financial jadi kami bicarakan solusinya.” 10 “Saya selalu berbicara dengan mereka itu bukan akhirnya tentang sepak bola saja ” 11 “Membangun mereka menjadi suporter yang kreatif. Itu aja” 12 3. Media komunikasi dan efektifitasnya Media yang dipakai untuk menyampaikan pesan seperti informasi, pengumuman, arahan, imbauan, saran, kritik, dan larangan dapat ditemui dimana- mana. Saat observasi di Malang dan Karawang, peneliti cukup sering mengamati beberapa media yang digunakan oleh para Aremania dalam berkomunikasi. Tak hanya melalui face to face, tapi juga melalui media elektronik seperti handphone, poster, spanduk, stiker, radio, televisi, media cetak, tiket pertandingan, baliho, internet dan lain-lain. Dan yang paling menarik yaitu saat sekelompok suporter berkeliling lapangan membawa spanduk bertuliskan imbauan agar tidak membeli tiket melalui calo. Selain itu arahan-arahan dan larangan yang tertera di belakang tiket pertandingan cukup efektif karena mudah ditemui. Selain itu peneliti juga terus mengamati kegiatan dan aktivitas Aremania beberapa bulan terakhir melalui media online. Meski tidak begitu ramai, namun peneliti mendapati bahwa Aremania cukup eksis dalam menjalin interaksi di dunia online seperti facebook dan ongisnade.com. Bahkan situs ongisnade.com sempat menjadi situs olahraga terbaik di Asia Tenggara. Sayangnya media ini berlaku hanya pada anggota Aremania saja, sedangkan pengurus Aremania seperti Ovan 10 Wawancara Pribadi dengan Mukhlis, anggota aremania korwil belimbing, Malang, 15 April 2011. 11 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15 April 2011. 12 Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Radio Senaputra, 14 April 2011. Tobing dan Lucky Zainal masih belum menggunakan media online dalam berkomunikasi. “Dan saya beruntung dengan radio Senaputra ini. Karena saya menjadi penyiar dan memberikan ruang untuk sedikit berbicara. Karena di sini kan orang akan lebih terbuka untuk menyampaikan keluhan. ” 13 “Saya lebih senang door to door. Dan memberikannya juga sedikit demi sedikit. Mereka akan menolak kalau langsung. Kita mengajak mereka juga. Facebook juga. Website. Ya paling efektif-red saat ini door to door. Karena bisa dialog ” 14 “Di facebook, radio. Yang sering itu radio soalnya ada telpon dan sms interaktif. Dan yang paling berpengaruh juga radio. Soalnya langsung. Di radio juga suka ngundang bintang tamu ” 15 4. Pesan-pesan Akhlak Setiap komunikasi yang terjadi antar Aremania tentu saja berisi pesan- pesan yang masuk dan keluar. Pada penelitian ini dikhususkan isi pesan akhlak yang menjadi pengamatan penulis. Hasil pengamatan peneliti, pesan-pesan akhlak bersifat samar namun cukup banyak berkembang di kalangan Aremania. Contohnya sikap tertib, disiplin, sopan, menghormati musuh saat di Malang, dan menjaga sportifitas. Pesan-pesan tersebut dijabarkan dalam 18 nilai pesan-pesan akhlak. 16 Dari kedelapan belas pesan-pesan akhlak tersebut, yang paling adalah nilai ketertiban, kreatifitas, dan sportifitas. Inilah indikator yang dapat membedakan antara Aremania dengan suporter lain di tanah air. Aremania mampu mengatur penjualan tiket dengan cukup baik. Beberapa hari sebelum pertandingan tiket 13 Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Malang, 14 April 2011. 14 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15April 2011. 15 Rifani, anggota Aremania korwil Pakis Haji, wawancara pribadi, Malang, 15 April 2011 16 Lihat tabel 2 “Nilai Pesan-Pesan Akhlak pada Komunitas Suporter Aremania” pada lampiran. sudah dapat dipesan di tempat-tempat tertentu. Saat hari pertandingan, barulah tiket bisa diambil sesuai jumlah yang dibayarkan. Ini sangat membantu untuk mengurangi tingkst praktik percaloan. Meski pada pengamatan peneliti tetap saja menemukan segelintir orang menawarkan tiket dengan harga berlebih di luar stadion. Sikap sportifitas para Aremania patut mendapat apresiasi lebih. Dalam observasi di stadion Singaperbangsa, Karawang, peneliti tidak menemukan aksi kekerasan dan tindak anarkisme yang dilakukan Aremania meski klub mereka, Arema Indonesia kalah dalam pertandingan melawan Pelita Jaya. Pada kesempatan lain, Aremania mampu menerima dengan lapang dada beberapa kekalahan telak yang diderita klubnya pada pertandingan Piala Champin Asia. Hal ini berbeda dengan Aremania masa lalu yang rentan dengan kasus-kasus anarkisme. Nilai Akhlak yang perlu mendapat perhatian lebih yaitu kreatifitas. Banyak yel-yel yang tercipta oleh anggota Aremania. Mulai dari nyanyian dukungan sampai intimidasi terhadap musuh. Beberapa slogan berupa kata-kata inspiratif sering muncul dari tokoh-tokoh Aremania seperti slogan loyalitas tanpa batas, Salam Satu Jiwa, Aremania tidak kemana-mana melainkan ada dimana- mana. Bukti kreatifitas lain dari anak-anak Aremania bisa dilihat dari situs-situs di internet bernama Aremania yang mulai marak dikunjungi. Namun, yang disayangkan nyanyian bernada kotor masih sering terdengar dalam menjatuhkan nama musuh besar mereka, Bonek Surabaya. Selain itu sikap dermawan juga sering ditunjukkan oleh Aremania. Seperti penggalangan dana bagi korban becana alam, santunan anak yatim, serta berbagai upaya lainnya. Di dalam stadion Aremania dapat bersikap disiplin, terlihat dari cara mereka memasuki stadion. Tidak ada yang menerobos paksa atau memanjat dinding seperti yang dijumpai beberapa suporter lain di tanah air. Dan antri saat masuk ke stadion serta tepat waktu saat pertandingan belum dimulai. “Semuanya. Jadi begini saya rangkum menjadi satu, aremania itu punya satu salam. Kalau umumnya salam adalah assalamu’alaikum, tapi kalau aremania ada terusannya assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, dilanjutkan salam satu jiwa ” 17 “Jagalah kotamu Kalau the Jak kan ga menjaga kota. Alasannya suatu upaya melahirkan simpati dari orang yang sinis kepada Arema ” 18 “Terus banyak kalau ada pemain lawan datang, meski hubungan dengan arema ga bagus ya ga dilemparin. Justru dikawal dari penginapan sampai ke stadion. Pokoknya banyak mas, yang positif-positif aja kalau Arema itu” 19

B. Analisis