Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan olahraga yang menjunjung tinggi nilai sportivitas. Kata kolumnis bola Walter Lutz, kendati perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap perwasitan terhadap fair-play, sepak bola tidak akan pernah lapuk dan mati, malahan senantiasa ada dan terus menghibur dunia. 1 Dalam sepak bola sendiri, jumlah pemain yang terlibat di lapangan cukup banyak, yaitu 22 pemain yang dibagi menjadi 2 tim. Sedangkan jumlah pengadil justru lauh lebih sedikit yakni hanya berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 wasit dan 2 hakim garis. Melihat perbandingan yang cukup jauh tersebut, jelas sulit untuk menyatukan pemahaman masing-masing pemain. Sehingga berbagai pertandingan yang bermasalah dengan keputusan wasit kerap terjadi. Berbagai jalan keluar sudah mulai dipikirkan oleh FIFA, mulai dari wacana penambahan pengadil hingga pemakaian teknologi canggih di stadion. 2 Di Indonesia kualitas kompetisi sepak bola masih kalah jauh dibandingkan dengan kompetisi sepak bola di Eropa dan Amerika Latin. Terutama dalam hal aturan, kemandirian klub, stadion berstandar internasional dan tentu saja pengadil di lapangan. Tidak seperti di Eropa, u mumnya wasit di Indonesia masih “cacat”, banyak keputusan dari mereka yang merugikan suatu tim. Bahkan pada musim 20102011 ini Indonesia mulai mengimpor wasit asing untuk dipakai di ISL. 1 Lihat catatan sepak bola Sindhunata, Bola di Balik Bulan Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002 hlm. viii 2 Presiden UEFA, Michael Platini, mulai mencanangkan penambahan asisten wasit pada sisi garis belakang gawang di Liga Champion 2011. Selain itu penggunaan earphone pun mulai diterapkan oleh beberapa negara. Ini semua dilakukan guna meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang merugikan suatu pihak. Tidak heran jika banyak pertandingan yang berlangsung ricuh bahkan berakhir rusuh. 3 Dalam olahraga sepak bola, ada empat elemen pokok yang harus ada agar suatu pertandingan dapat berjalan lancar. Pemain, wasit, panitia penyelenggara, dan suporter. Suporter adalah salah satu elemen yang amat penting dalam sepak bola. Tanpa suporter, atmosfer pertandingan sepak bola terasa hambar. Bagai sayur tanpa garam. Namun, suporter juga bisa membuat sepak bola ternoda. Itu bila mereka bertindak yang mencederai sportivitas. Tawuran, melempari wasit dan pemain, atau bahkan membakar stadion. Persepsi para suporter di mata masyarakat pun menjadi negatif. Itu karena masyarakat sering dibuat resah dan naik pitam atas ulah suporterlah yang sebenarnya menyulitkan untuk menegakkan keadilan. Secara sosio-antropologis, dalam wujud praktis, menurut Anung Handoko 2008: 14 membagi penonton menjadi dua golongan. Pertama, penonton yang murni ingin menikmati permainan cantik saja, tidak peduli dari tim mana pun, dan kedua, adalah penonton yang berpihak pada tim tertentu. Mereka dengan sangat kreatif membuat jargon-jargon tertentu untuk menamai kelompoknya. Dan yang kedua inilah yang dinamakan suporter sejati dan fanatik. Atas dasar fanatisme, mereka sering berlebihan dalam mendukung tim kesayangan. Baik dengan cara yang sopan sampai dengan cara yang brutal sekali pun. Fakta paling nyata bisa dilihat setiap Persija Jakarta menggelar pertandingan kandang di Senayan. Suporter The Jak Mania selalu mendapat perhatian ekstra keras oleh aparat kepolisian. Razia minuman keras, benda tajam, sampai senjata api hampir rutin 3 Data resmi FIFA menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi 130 dunia, Mei 2011. Serta data AFC yang menunjukkan penurunan peringkat kompetisi domestik Indonesia di posisi 16 yang sebelumnya berada di posisi 8 Asia. dilakukan. Itu semata diterapkan guna mencegah tawuran yang selalu terjadi pasca pertandingan. 4 Noda-noda seperti itu masih terus menghiasi wajah sepak bola Indonesia. Ulah pendukung Persebaya Surabaya yang terlibat bentrok dengan warga di Solo 221 tahun lalu, seakan membuka cerita lama tentang buruknya mental suporter di Indonesia. Ironisnya Persebaya tidak sedang melakoni pertandingan di Solo, namun justru akan menyaksikan tim kesayangannya berlaga melawan Persib Bandung. Sungguh miris menyaksikan adegan kekerasan dan tindak anarkis itu, meski hanya lewat layar kaca. Kekerasan itu bukan pertama kali terjadi. Di waktu- waktu sebelumnya kekerasan itu selalu datang silih berganti. Kekerasan seolah menjadi penyerta yang tak bisa dihindari dalam dunia persepakbolaan Tanah Air. Dari fenomena di atas jelas sangat erat kaitannya dengan akhlak bangsa ini. Suporter sendiri sejatinya adalah suatu organisasi. Perlu adanya pembinaan agar organisasi tersebut dapat berprestasi, yang salah satunya adalah pembinaan akhlak bagi anggotanya. 5 Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, 6 ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian member nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai dengan norma- norma dan tat susila. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji Al-Akhlakul Mahmudah dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela Al-Ahklakul Mazmumah. 7 4 Simon Kuper dan Stefan Szymanski, Soccernomics, Jakarta: Erlangga, 2010 h. 15. 5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 27. 6 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, Surabaya: Assegaf, tt, h. 87. 7 Barmawi Umary, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1993, h. 196. Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokokinti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan : “…Wah udah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua.” Atau ucapan : “Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak pedulian…”, dan lain-lain. 8 Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok inti islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya. 9 Al-Quran menyuruh manusia menjadi bermartabat, rendah hati, dapat dipercaya, baik budi, beriman, dewasa, dan mau mendengarkan. Al-Quran bahkan menggambar-kan jalan yang seharusnya kita tempuh,                   8 Harun Yahya, “Nilai-Nilai Moral Al-Qur’an,” artikel diakses pada 16 April 2011 dari http:www.harunyahya.comindobukumoral001.htm 9 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 58. Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak me-nyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. QS. Luqman :18 Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung suporter klub Arema Indonesia. Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi PS Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai organisasi independen pendukung Arema. Oleh karena itu Aremania selalu mandiri dalam segala urusan dan pembiayaannya. Aremania merupakan basis suporter sepakbola terbesar di Indonesia. Bukan hanya terbesar namun Aremania juga dikenal sebagai kelompok suporter terbaik yang ada di Indonesia. Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam masa kelam di mana setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan terjadi kerusuhan. 10 Bahkan pada tahun 2008 Aremania dengan tak terkendali merusak dan membakar berbagai fasilitas di stadion Brawijaya Kediri. Peristiwa itu disebabkan karena ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan wasit di lapangan. Akibatnya para Aremania dihukum pelarangan selama dua tahun mengenakan kostum tim saat mendukung Arema. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan dapat dipatuhi selama dua tahun. 11 Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit chauvinisme lokal, Aremania mulai berbenah diri dan mulai merubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif. Sebagai salah satu pelopor kelompok 10 Wawancara pribadi dengan Lucky Zainal, Pendiri Arema dan Arema Fans club, Malang, 15 April 2011 11 Dalam masa hukumannya, Aremania sering melakukan aksi-aksi unik dan kreatif guna mengundang perhatian publik. Contohnya dengan cara mengenakan baju kokoh ke stadion. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah berubah. suporter sepak bola nasional dan dikukuhkan dengan anugerah suporter terbaik oleh Menpora dan suporter terbaik Copa Indonesia 2006, Aremania telah membuktikan eksistensinya dalam membangun warna suporter sepak bola nasional. 12 Pada Indonesian Super League 2010, Aremania menjadi suporter yang melakukan tour dengan jumlah paling besar di ASIA. Sebanyak 40 ribu Aremania yang berasal dari seluruh Indonesia berbondong-bondong menuju Jakarta untuk menyaksikan Persija v Arema. Selama tour hanya sedikit terjadi pencopetan dan tawuran, dan merupakan tour away terbesar di Asia dan tersukses sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia. Hasilnya, Aremania mampu membawa Arema juara pada Indonesian Super League 2010. Satu lagi prestasi ditorehkan Aremania tahun 2010, bukan sebagai the best suporter di Indonesia, Aremania tercatat sebagai penonton terbanyak antar klub di ASEAN dan berada di peringkat tujuh di Asia. Data rata-rata penonton terbanyak ini diperoleh Malang Post dari forum sepakbola Asia. 13 Selain berprestasi di dunia nyata, Aremania mampu berbicara lebih di dunia maya new media. Aremania mempunyai terobosan baru di bidang jurnalistik. Aremania mendirikan situs www.ongisnade.net. 14 Di samping itu, Aremania memiliki Tribun Aremania. Tribun Aremania adalah fitur baru dari Ongisnade berupa blog artikel, opini, surat pembaca, kiriman foto, hingga citizen journalism dari Aremania dan pengunjung Ongisnade. Blogger, jurnalis, penulis lepas, atau Aremania yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik pun bisa 12 Mochammad Rijal Ilmi , “Sejarah Berdirinya Aremania”, diakses 25 April 2011 pada situs http:rijal954.wordpress.com20100904sejarah-berdiirinya-aremania 13 Malang Post, 2010 14 http:www.ongisnade.net mengirimkan artikel berupa opini, kritikan dan ide saran untuk tim Arema, liputan event Aremania, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Arema, Aremania, dan sepakbola Indonesia. Sejak online pada Oktober 2007, Ongisnade.com telah menembus lebih dari satu juta pageview dan jumlah tersebut terus mengalami peningkatan traffic yang signifikan dari waktu ke waktu. Berpangkal pada eksistensi mereka itulah akhirnya pada tahun 2010 Aremania dengan Ongisnade- nya menyandang predikat sebagai website sepakbola terbaik di Indonesia dan bahkan Asia tenggara. 15 Dalam suatu organisasi seperti Aremania, komunikasi jelas sangat penting sekali perannya. Mereka mempunyai anggota kelompok yang sangat banyak dan luas, sehingga tak mudah bagi mereka untuk mengkoordinir “pasukannya”. Komunikasi organisasi adalah pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit- unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. 16 Ada empat tipe komunikasi yang biasa terjadi dalam organisasi yaitu komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal dan komunikasi informal. Pandangan pimpinan organisasi terhadap organisasi akan mempengaruhi arus komunikasi dalam organisasi. Teori hubungan manusia memandang komponen manusia sangat penting dalam organisasi dan karena itu, mereka menekankan pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Berdasarkan hal itu berbagai bentuk komunikasi dikembangkan, baik komunikasi kepada bawahan, kepada atasan, horizontal, dan komunikasi informal. Dengan adanya berbagai bentuk komunikasi 15 Ibid 16 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 31. yang dominan dalam organisasi memungkinkan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam organisasi terpenuhi. 17 Aremania memerlukan sebuah pembinaan yang ekstra untuk menyatukan dukungan. Di sinilah pentingnya dibentuk kepengurusan berupa manajemen organisasi Aremania. Dengan adanya komunikasi yang baik antar pengurus, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka Kohler 1981. Melihat latar belakang prestasi yang ditorehkan Aremania di atas, yang berada di tengah keterpurukan persepsi masyarakat terhadap sepakbola Indonesia dewasa ini, peneliti merasa tertarik membuat suatu penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pada bidang ilmu sosial dengan perspektif dari komunikasi organisasi. Oleh karena itulah peneliti menuangkan tema penelitian ini ke dalam sebuah skripsi yang diberi judul “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota. ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah