Latar Belakang Analisis semiotik film 3 doa 3 cinta
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena hanyalah
bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu yang berbentuk ide, informasi, atau opini, baik mengenai hal yang berbentuk
konkret maupun abstrak.
2
Dalam prakteknya komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa
ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung atau secara tatap muka maupun tak
langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku. Lambang simbol bermakna dioperasikan dalam proses komonikasi
antar partisipan. Jika antar partisipan terdapat kesesuaian pemahaman tentang simbol-simbol tersebut, tercapai suatu keadaan yang bersifat komunikatif. Dalam
proses ini terdapat simbol-simbol verbal bahasa, baik lisan maupun tulisan dan simbol-simbol non verbal gerak anggota tubuh, gambar, warna dan berbagai
isyarat yang tidak termasuk kata-kata tau bahasa. Sebagai simbol non verbal, gambar dapat dipergunakan untuk menyatakan pikiran atau perasaan.
Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa ilmu yang mengulas tentang tanda-tanda adalah semiotik. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda.
Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Indonesia 2003 h. 33
dalam mencapai efek yang diharapkan. Hal yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan ditambah dengan suara-suara lain yang
serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film. Sistem semiotik yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-
tanda yang menggambarkan sesuatu. Tanda-tanda ikonis yang digunakan dalam film mengisyaratkan pesan kepada penonton.
Bicara tentang film, TriXimages dan Investasi Film Indonesia IFI sebagai wadah perfilman telah berhasil memadukan antara seni peran, seni sastra,
dan seni musi. Film dengan judul “3 DOA 3 CINTA” ini telah berhasil menjadi film kolaborasi yang mampu memikat penontonnya dalam alur cerita.
Film “3 DOA 3 CINTA” yang diproduksi TriXimages dan Investasi Film Indonesia IFI bercerita tentang persahabatan 3 remaja yang diperankan oleh
Nicholas Saputra dan pendatang baru, Yoga Pratama dan Yoga Bagus. Fil m “3
DOA 3 CINTA” mengisahakan kehidupan 3 santri remaja di suatu pesantren di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Mereka bertiga punya rencana dan cita-cita
sendiri sesudah lulus dari pesantren. Namun diawali dengan pertemuan Huda, yang diperankan oleh Nicholas Saputra dengan Dona Satelit, seorang penyanyi
dangdut keliling, yang diperankan oleh Dian Sastro, peristiwa demi peristiwa terjadi dan mengubah jalan hidup mereka. Dalam film ini juga terdapat potret suka
duka kehidupan di sebuah pesantren yang diwarnai dengan persahabatan, cinta, ibadah dan nilai kemanusiaan.
Film ini tergolong film yang cukup sukses dalam menggambarkan dunia Islam, terkhusus dunia pesantren. Dalam film ini memuat gambaran yang cukup
gamblang mengenai Islam dan dunia pesantren. Hal ini menjadi sangat penting mengingat beberapa peristiwa yang membuat citra Islam semakin terpuruk di
mata dunia. Karena tentu saja kita berkepentingan membersihkan citra Islam di dalam pergaulan internasional.
Dalam film ini banyak adegan yang melukiskan secara visual bagaimana Islam disimpangkan dari garisnya dan disalah pahami, serta dengan cerdik
menyisipkan kritik dan kearifan nilai-nilai moral Islam. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut diatas penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Semiotik Film 3 DOA 3 CINTA”.