BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Semiotika
1. Konsep Semiotika
Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang  sama.  Istilah  semiologi  lebih  banyak  digunakan  di  Eropa  sedangkan
semiotika  lazim  dipakai  oleh  ilmuwan  Amerika.  Istilah  yang  berasal  dari  kata Yunani  semeion
yang berarti „tanda’ atau „sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu  yang  mempelajari  sistem  tanda  seperti:  bahasa,  kode,  sinyal,  dan
sebagainya.
1
Secara  sederhana  semiotika  adalah  ilmu  tentang  tanda-tanda.  Semiotika mempelajari
sistem-sistem, aturan-aturan,
dan konvensi-konsensi
yang memungkinkan tanda-tanda tersebut berarti.
2
Dalam pengertian yang hampir sama semiotika
adalah studi
tentang bagaimana
bentuk-bentuk simbolik
diinterprestasikan.  Kajian  ilmiah  mengenai  pembentukan  makna.
3
Secara substansial,  semiotika  adalah  kajian  yang  concern  dengan  dunia  simbol.
Alasannya,  seluruh  isi  media  massa  pada  dasarnya  adalah  bahasa  verbal, sementara itu bahasa merupakan dunia simbolik.
4
1
Heru  Effendy,  Mari  Membuat  Film:  Panduan  Menjadi  Produser,  Jakarta:  Pustaka Konfiden, 2008, cet, ke-6, h. 149
2
www.wikipedia.com , arti diakses pada 22 Mei 2010
3
James  Lull,  Media  Komunikasi,  Kebudayaan:  Suatu  Pendekatan  Global,  Terj.  A. Setiawan Abadi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997, cet. Kel-1, h. 232
4
Alex  Sobur,  Analisis  Teks  Media  Suatu  Pengantar  untuk  Analisis  Wacana,  Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet-ke-4,
h. 140
12
Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena berkembang sejak  awal  abad  ke-20.  Memang  pada  abad  ke-18  dan  ke-19  banyak  ahli  teks
khususnya Jerman  berusaha mengurai  pelbagai masalah  yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotis.
5
Semiotika  semiotics  didefinisikan  oleh  Ferdiand  de  Saussure  di  dalam course  in  general  linguistic,  sebagai  ilmu  yang  mengkaji  tentang  tanda  sebagai
bagian  dari  kehidupan  sosial.
6
Sedangkan  semiotika  tidak  hanya  meneliti mengenai  signifier  dan  signified,  tetapi  juga  hubungan  yang  mengikat  mereka,
tanda yang berhubungan secara keseluruhan.
7
Semiotika  menurut  Berger  memiliki  dua  tokoh,  yakni  Ferdinand  de Saussure  1857-1913  dan  Charles  Sanders  Peirce  1839-1914.  Kedua  tokoh
tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama  lain.  Saussure  di  Eropa  dan  Peirce  di  Amerika  Serikat.  Latar  belakang
keilmuan  Saussure  adalah  lingustik  sedangkan  Peirce  adalah  filsafat.  Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi semiology.
8
Ada dua gagasan besar tentang tanda yang umumnya dijadikan dasar bagi penelitian semiotika, yakni gagasan tentang tanda menurut Ferdinand de Saussure
dan  Charles  Sanders  Peirce  Filsuf  sekaligus  ahli  logika.  Beberapa  konsep  dasar dari pemikiran Saussure dan juga pengikutnya, termasuk Barthes, yaitu :
5
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, Depok: UI, 2004, cet. Ke-1, h. 81
6
Yasraf  Amir  Piliang,  Hipesemiotika:  Tafsir  Cultural  Studies  Atas  Matinya  Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2003, h. 256
7
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, h. 123
8
Sumbo  Tinarbuko,  Semiotika  Komunikasi  Visual:  Metode  Analisis  Tanda  dan  Makna Pada karya Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Jalasutra, 2008, ke-2, h. 11