Tinjauan Pustaka Analisis semiotik film 3 doa 3 cinta

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Semiotika

1. Konsep Semiotika

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotika lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti „tanda’ atau „sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. 1 Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konsensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut berarti. 2 Dalam pengertian yang hampir sama semiotika adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik diinterprestasikan. Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna. 3 Secara substansial, semiotika adalah kajian yang concern dengan dunia simbol. Alasannya, seluruh isi media massa pada dasarnya adalah bahasa verbal, sementara itu bahasa merupakan dunia simbolik. 4 1 Heru Effendy, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Jakarta: Pustaka Konfiden, 2008, cet, ke-6, h. 149 2 www.wikipedia.com , arti diakses pada 22 Mei 2010 3 James Lull, Media Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Terj. A. Setiawan Abadi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997, cet. Kel-1, h. 232 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet-ke-4, h. 140 12 Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena berkembang sejak awal abad ke-20. Memang pada abad ke-18 dan ke-19 banyak ahli teks khususnya Jerman berusaha mengurai pelbagai masalah yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotis. 5 Semiotika semiotics didefinisikan oleh Ferdiand de Saussure di dalam course in general linguistic, sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. 6 Sedangkan semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan. 7 Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure 1857-1913 dan Charles Sanders Peirce 1839-1914. Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah lingustik sedangkan Peirce adalah filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi semiology. 8 Ada dua gagasan besar tentang tanda yang umumnya dijadikan dasar bagi penelitian semiotika, yakni gagasan tentang tanda menurut Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce Filsuf sekaligus ahli logika. Beberapa konsep dasar dari pemikiran Saussure dan juga pengikutnya, termasuk Barthes, yaitu : 5 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, Depok: UI, 2004, cet. Ke-1, h. 81 6 Yasraf Amir Piliang, Hipesemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2003, h. 256 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, h. 123 8 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna Pada karya Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Jalasutra, 2008, ke-2, h. 11