keunikan  setiap  jalan  hidup  yang  ditempuh  seseorang.  Perbedaan  latar  belakang sosial,  ekonomi  dan  budaya  jelas  mempengaruhi  setiap  keputusan  yang  diambil
oleh seseorang.
C. Pesan Moral yang disampaikan dalam Film 3 DOA 3 CINTA
Setelah  pemaparan  yang  cukup  panjang,  tentu  kita  semua  dapat menangkap  banyak  pesan  moral  yang  termuat  dalam  film  ini.  Tidak  hanya  itu,
nada kritik pun dimunculkan dalam film ini. Di bawah ini adalah beberapa pesan moral dan visi etis yang dapat penulis sarikan dalam tulisan ini.
Gerakan Islam radikal telah berkembang luas ke seluruh penjuru Indonesia dan  dunia.  Siapapun  bisa  menjadi  korbannya,  kapanpun  dan  di  manapun  kita
selalu  terancam.  Mereka  mengajarkan  kebencian,  dendam  dan  amarah  ke  dalam hati anak muda bangsa Indonesia.
Sikap  toleran  dan  demokratis  mungkin  bisa  lebih  membantu  kita  untuk menyelesaikan  berbagai  persoalan  yang  melanda  bangsa  Indonesia.  Setidaknya,
kita  mendapatkan  rasa  aman  dan  nyaman  dalam  hidup,  bukan  teror.  Pada gilirannya  kita  akan  mampu  menemukan  solusi  dari  semua  persoalan  dengan
pikiran  yang  jernih.  Karena  kita  tidak  mungkin  bisa  berpikiran  jernih  dalam kondisi  teror  di  mana-mana.  Menurut  penulis,  visi  etis  ini  sangat  relevan  bagi
persoalan yang kini merundung bangsa ini. Prasangka  buruk  adalah  pengetahuan  yang  tidak  berdasar  dan  tidak  bisa
dipertanggungjawabkan. Sebagai makhluk yang berakal, manusia akan dan harus mempertanggung-jawabkan  semua  tindakannya.  Prasangka  buruk  juga  ikut
mengganggu  dalam  relasi  sosial  seseorang.  Hal  ini  tampak  jelas  dalam  kasus Syahid.  Prasangka  buruk  justru  akan  memperkeruh  persoalan,  dan  mengganggu
proses  rekonsiliasi  dengan  pihak  yang  terkena  stigma.  Prasangka  buruk  hanya akan  mendorong  kita  jatuh  ke  dalam  jurang,  dan  menutup  mata  kita  dari
kebenaran. Dari  sosok  Huda,  kita  bisa  belajar  tentang  bagaimana  berbakti  kepada
kedua  orang  tua.  Karena,  seperti  kata  Huda,  “surga  ada  di  bawah  telapak  kaku ibu”, dan ridho orang tua adalah ridho Allah. Sikap taat dan patuh kepada orang
yang lebih tua, guru, kiyai, juga mampu bergaul dengan berbagai golongan, tanpa membedakan suku, ras dan agama.
Sikap  menghargai  terhadap  perbedaan  dan  keunikan  setiap  jalan  hidup yang  ditempuh  seseorang  merupakan  sikap  yang  menyiratkan  kebesaran  jiwa
seseorang.  Karena  perbedaan  latar  belakang  sosial,  ekonomi  dan  budaya  jelas mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh seseorang.
Dan  yang  terakhir  adalah  sebuah  kritik  sekaligus  saran  mengenai  upaya pengembangan  kurikulum  pondok  pesantren  yang  cenderung  kaku  dan  kurang
mengikuti  perkembangan  zaman.  Tentu  penulis  memahami  bahwa  Islam  tidak pernah  mengajarkan  umatnya  untuk  menolak  ilmu  pengetahuan.  Mungkin  perlu
dilengkapi  sarana  dan  prasarana  yang  mendukung  para  santri  untuk  lebih  bisa mengembangkan bakatnya di berbagai bidang lain selain agama. Sehingga upaya
mengikis  kesenjangan  sosial  bisa  terus  dilakukan,  dengan  tidak  mengorbankan kepentingan para santri untuk mengembangkan potensi mereka.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  analisis  dan  interpretasi  yang  telah  dilakukan  terhadap film 3 DOA 3 CINTA, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Film  3  DOA  3  CINTA  merupakan  sebuah  gambaran  mengenai
kehidupan  pesantren  yang  cukup  rumit.  Pandangan  simplistis  yang mengatakan  pesantren  basis  terorisme  terbantahkan  jika  kita  tidak
menutup mata tentang kompleksitas kehidupan pesantren.
2. Penafsiran  tunggal  terhadap  kitab  suci  Qur’an  justru  seringkali
menjerumuskan seseorang atau kelompok pada sikap yang arogan dan ingin menang sendiri. Prasangka buruk adalah pengetahuan yang tidak
berdasar  dan  tidak  bisa  dipertanggungjawabkan,  dan  dapat  berujung pada  permusuhan.  Sikap  terbuka  merupakan  sikap  yang  paling
bijaksana,  bahkan  memungkinkan  kita  melihat  sesuatu  secara  lebih
dewasa.
3. Perkembangan  teknologi  informasi  yang  kini  terjadi  tidak  lagi  dapat
dibendung.  Lagipula  manfaat  yang  dirasakan  masyarakat  dengan kehadiran  teknologi  informasi  sangat  besar.  Sudah  saatnya  pesantren,
dan juga lembaga pendidikan lainnya, tidak melihatnya sebagai produk
Barat atau pandangan sentimentil lainnya.
70