Pelayanan Dokter Spesialis Kesehatan Anak

ahli penyakit dalam adalah perhatian pada perikemanusiaan, karena rahasia kesembuhan pasien ada pada perhatian untuk pasien Asdie, 1999.

2.4.1.2. Pelayanan Dokter Spesialis Bedah

Perkembangan dokter spesialis bedah berhubungan dengan sejarah infeksi bedah, dimasa yang lalu banyak tindakan bedah mengalami komplikasi infeksi dan saat itu pencegahan infeksi belum diketahu karena belum diketahui mekanisme infeksi. Setelah mengetahui mekanisme infeksi maka setiap dokter yang akan menolong dengan suatu tindakan harus mencuci tangan, lalu dibuat prosedur pencucian luka pada pasien patah tulang dengan larutan karbol yang membunuh mikroba sehingga infeksi pada pasien menurun. Halsted mulai memperkenalkan sarung tangan karet dalam pembedahan yang berguna untuk menolong perawat yang tidak tahan cuci tangan dengan sublimate dan konsep dengan suci hama alat perlengkapan bedah sehingga menghasilkan konsep antisepsis yaitu usaha untuk mempertahankan agar alat dan perlengkapan bedah tetap dalam keadaan steril untuk mencegah infeksinosokomial Sjamsuhidayat, 1997.

2.4.1.3. Pelayanan Dokter Spesialis Kesehatan Anak

Pembentukan sistem perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarganya memerlukan data statistik dan keputusan yang sulit dalam menyusun prioritas. Kuantitas informasi relevan dengan pemeliharaan kesehatan anak Siti Mardiah: Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Spesialistik Empat Dasar terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap Di Badan Pelayanan Kesehatan RSU. Sigli Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 berkembang dengan cepat dan tidak seorangpun dapat menguasai semuanya. Dokter semakin tergantung satu sama lain atas kualitas tertinggi perawatan penderita mereka. Dokter spesialis anak praktek berkelompok biasa terjadi di Amerika Serikat dan meskipun sebagian besar dokter spesialis anak adalah ahli primer sebanyak 25 menyatakan dirinya mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus. Perkembangan spesialisasi dalam ilmu pediatrik telah membawa dalam sejumlah bentuk yang berbeda. Ketertarikan pada problem kelompok umur anak menghasilkan neonatologi dan kedokteran remaja, ketertarikan pada sistem organ menghasilkan kardiologi, endokrinologi, dan spesialisasi dalam metabolisme dan genetika pediatrik, ketertarikan pada sistem perawatan kesehatan menghasilkan spesialis anak yang membaktikan pada sistem rawat jalan atau perawatan intensif, dan akhirnya subspesialis multidisipliner berkembang meliputi problem anak cacat, dimana baik dokter spesialis anak, neurologi, psikiatri, psikolog, perawat, terapi fisik dan kerja, pendidikan khusus, terapi bicara, dan nutrisi semuanya memberikan sumbangan yang penting. Pertumbuhan spesialisasi nampak lebih menyolok dibagian pediatrik yang berafilisasi dengan universitas dan pusat pengembangan anak-anak Nelson, 1996. Perangkat yang harus digunakan dokter dalam menghadapi problem anak- anak dan keluarganya terdiri dari tiga kategori : a. Kognitif ; informasi faktual terbaru tentang diagnostik dan isu terapeutik, tersedia dalam rekaman atau mudah diperoleh dalam sebuah bacaan Siti Mardiah: Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Spesialistik Empat Dasar terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap Di Badan Pelayanan Kesehatan RSU. Sigli Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008 b. Interpersonal ; kemampuan untuk melakukan interview yang produktif, melaksanakan pemeriksaan fisik yang dapat diandalkan, merawat pasien dengan cekatan. c. Atitudinal; tanggung jawab dokter untuk menerapkan kemampuan teknologi dan keterampilan setinggi mungkin demi anak dan keluarganya dalam suasana empati dan penuh perhatian . Kebutuhan rutin para professional atas pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan anak sangat bervariasi. Perawatan primer sangat diperlukan dokter dalam konsep pengembangan dan dalam kemampuan untuk mengorganisasi suatu sistem yang efektif untuk mencapai kualiatas dan kontiunitas dalam penilaian dan perencanaan perawatan kesehatan selama seluruh periode pertumbuhan. Dokter spesialis anak atau subspesialis dalam menghadapi anak harus mampu mengindentifikasi peran mereka saat itu, masing-masing harus menentukan apakah pengalaman dan sumber yang ada ditangan mereka memadai untuk menghadapi problem dan harus siap sedia mencari bantuan jika mereka tidak mampu Nelson, 1996.

2.4.1.4. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta JKN di Puskesmas Rawat Inap Batang Kuis Kabupaten Deli SerdangTahun 2015

6 126 112

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Perusahaan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Martha Friska Multatuli Medan Tahun 2014

5 77 197

Analisis Persepsi Keputusan Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) terhadap Mutu Pelayanan dan Kepuasan di Ruang Rawat Inap Vip Rsud Tahun 2014

15 101 127

Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas I dan II serta Ruang VIP di Rumah Sakit H. Sahuddin Aceh Tenggara tahun 2006

2 40 88

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Tirah Baring Terhadap Kepuasan Pasien di RSU Pematang Siantar Tahun 2004

2 39 90

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005.

3 41 73

Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Terpadu A di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2005

6 51 79

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Rawat Inap Terhadap Minat Memanfaatkan Kembali Di Badan Rumah Sakit Umum Deli Serdang Tahun 2003

1 29 88

Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap respon Purna Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

0 27 79

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2015

3 53 131