UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam sistem imun. Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit. Volume jaringan
timus kurang dari 5 daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandung jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya saat usia muda, dan juga
tubuh kurang mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapat mengarah pada penyakit
autoimun yaitu sistem imun tidak dapat mengidentifikasi dan melawan kanker atau sel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakit kanker meningkat
sejalan dengan usia Fatmah, 2006.
2.5.3 Analisis Diagnosis Penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita di
RSUP Fatmawati tahun 2012 2.5.3.1
Pasien berdasarkan Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita
Berdasarkan jenisnya, kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu kanker Mammae, kanker
Ovarium, kanker Cervix, kanker Endometrium dan kanker Vulva. Dari kelima jenis kanker yang ada, kanker Mammae menempati urutan tertinggi
diantara jenis lainnya. Tingginya angka kejadian kanker mammae ini sama dengan laporan
berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS tahun 2007, kanker mammae menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia 16,85, disusul kanker Cervix 11,78. Hal ini sama dengan estimasi Globocan IACR tahun 2002, kanker tertinggi yang diderita wanita
Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker cervix dengan 16 per 100.000 perempuan.
Menkes RI, 2012.
2.5.3.2 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium
Distribusi jumlah pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012 berdasarkan stadium penyakit yang diderita
ditunjukkan pada tabel 4 dari 5 kategori yang ada, yaitu stadium yang tidak diketahui, stadium 4, stadium 3, stadium 2 dan stadium 1 . Jumlah pasien
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang paling banyak terjadi pada pasien kanker organ reproduksi stadium 3. Kemudian jumlah kedua terbanyak adalah stadium yang tidak diketahui.
Banyaknya stadium yang tidak diketahui kemungkinanan disebabkan oleh keterbatasan biaya pasien, karena staging ataupun deteksi tingkat stadium
Kanker memerlukan biaya yang cukup mahal Namun jika melihat data-data pengobatan analgesik yang sangat bervariasi diduga stadium ini masuk
kedalam stadium lanjut . Stadium lanjut memang lebih sering dirawat di Rumah Sakit, dikarenakan pasien tidak mengatahui adanya pertumbuhan
kanker pada stadium dini sehingga ke Rumah Sakit dalam kondisi kanker sudah ke stadium lanjut, seperti yang disebutkan oleh Andrijono et al 2003
Pasien umumnya datang pada stadium lanjut, terapi radiasi pada stadium lanjut tidak memberi prognosis yang baik.
2.5.4 Jumlah Analgesik yang digunakan pada Pasien Kanker Organ