BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik orang tua ibu murid Sekolah Dasar Negeri SDN No.
050602 Kuala.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh karakteristik ibu murid Sekolah Dasar Negeri SDN No. 050602 di Kecamatan Kuala dilihat dari umur, pendidikan
dan pekerjaan. Persentase responden ibu murid berdasarkan kelompok umur tertinggi pada kelompok umur 31-39 tahun sebesar 51,5, yaitu 49 orang. Persentase
responden ibu murid berdasarkan pendidikan tertinggi pada pendidikan SMP sebesar 41,1. Persentase responden ibu murid berdasarkan pekerjaan tertinggi
pada pekerjaan ibu rumah tangga sebesar 40. Ibu dari murid Sekolah Dasar Negeri SDN No. 050602 di Kecamatan Kuala
umumnya berumur di atas 35 tahun. Selain itu, perempuan di daerah seperti Kecamatan Kuala rata-rata memiliki pendidikan yang kurang tinggi dibandingkan di
perkotaan. Pada penelitian ini mereka umumnya berpendidikan hanya sampai Sekolah Menengah Pertama SMP saja. Perempuan dengan pendidikan SMP
umumnya hanya memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Mereka lebih memiliki kehalian dalam mengurus rumah tangga, sementara suami bekerja.
5.2. Upaya Pencegahan Infeksi Kecacingan
Berdasarkan hasil penelitian ini pada tabel 4.2 terlihat bahwa persentase upaya pencegahan infeksi kecacingan yang dilakukan orang tua ibu dari murid Sekolah
Dasar Negeri SDN No. 050602 di Kecamatan Kuala tertinggi pada upaya
Universitas Sumatera Utara
pencegahan infeksi kecacingan yang tidak baik sebesar 57,9. Hal ini diakibatkan oleh banyak faktor yang mungkin tidak semuanya dapat terlihat dan tidak diteliti.
Hasil penelitian sejenis yang memiliki hasil penelitian sama dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2008 dengan disain cross
sectional di SDN No. 06 Kabupaten Bengkalis memperlihatkan hasil upaya prevensi yang dilakukan oleh orang tua dari murid SD tersebut dalam mencegah infeksi
kecacingan tergolong tidak baik 63,2. Pencegahan seharusnya dilakukan oleh karena lebih murah dan mudah. Peran orang tua dalam pencegahan sangatlah besar
agar anaknya terbebas dari infeksi kecacingan. Pencegahan dapat dilakukan melalu berbagai cara antara lain dengan menjaga
kebersihan kuku, membiasakan anak untuk cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, penggunaan alas kaki, tidak buang air besar disembarang tempat
serta membiasakan anak untuk minum obat cacing minimal enam bulan sekali Gandahusada, dkk 2000.
Menurut Nadesul, 1997 upaya yang dilakukan agar tercegah dari penyakit kecacingan yaitu, biasakan cuci tangan sebelum makan atau memegang makanan,
gunakan sabun dan bersihkan bagian jemari yang kotor, biasakan menggunting kuku secara teratur, tidak membiasakan diri menggigit kuku, tidak membuang tinja di
kebun, biasakan berjalan dengan alas kaki dan segera mengobati kecacingan sampai tuntas.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Hubungan Adat Istiadat terhadap Upaya Pencegahan Infeksi Kecacingan
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.7 terlihat bahwa persentase adat istiadat responden ibu dari murid Sekolah Dasar Negeri SDN No. 050602 di
Kecamatan Kuala dari 28 orang responden yang memiliki adat istiadat sesuai dengan konsep kesehatan maka upaya pencegahan infeksi kecacingan yang baik sebesar
42,9 12 orang. Sedangkan dari 67 orang responden dengan adat istiadat yang sesuai dengan konsep kesehatan upaya pencegahan infeksi kecacingan baik sebesar
41,8 28 orang. Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat
kepecayaan 95, didapat nilai p=0,924 p0,05. Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adat istiadat dengan upaya pencegahan infeksi kecacingan
responden ibu murid Sekolah Dasar Negeri SDN No. 050602 di Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.
Adat istiadat atau sering disebut juga dengan kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup. Hasil penelitian Fatmandini 1998 di Sleman bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kebiasaan cuci tangan dengan infeksi kecacingan. Demikian juga dengan penelitian Mahfuddin, dkk 1994 pada murid sekolah dasar di kelurahan
Duret sawit Jakarta timur bahwa kebiasaan mencuci tangan yang benar dan menggunakan sabun sebelum makan dapat mengurangi infeksi cacing.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Majid 2001, bahwa cara yang baik dalam memutus mata rantai penularan infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah, antara lain dengan
menjaga kebersihan pribadi misalnya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan menggunting kuku secara rutin.
Penelitian Bakta 1995 di Desa Jagapati Bali menemukan bahwa intensitas infeksi cacing juga dipengaruhi kebiasaan tidak memakai alas kaki. Penelitian Hayimi
pada SD diBekasi menemukan bahwa 63,52 anak yang terinfeksi cacing, 14,8 diantaranya tidak menggunakan alas kaki.
5.4. Hubungan Kepercayaan terhadap Upaya Pencegahan Infeksi Kecacingan