10
pengorganisasian organizing, pengarahan actuating, dan pengendalian controlling untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam
organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari MSDM hanya masalah
yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. Menurut Malayu Hasibuan 2011:10 manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
I Komang Ardana 2012:5 mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan
efisien melalui kegiatan perencanaan, penggerakan, dan pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajamen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengelola manusia atau karyawan dalam
usaha mencapai tujuan perusahaan yang didukung oleh fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.
3. Etos Kerja Islam
a. Pengertian Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja
11
dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta system nilai yang diyakininya.
Dari kata etos ini dikenal pula kata etika, etiket yang hamper mendekati pada pengertian akhlak atau nilai yang berkaitan dengan baik-buruknya moral,
sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang sangat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk
mencapai kualitas kerja yang sempurna. Dalam etos tersebut ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala
kerusakan fasad sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya no single
defect. Sikap seperti ini dikenal dengan nama ihsan, sebagaimana Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna fi ahsanitaqwim
Tasmara, 2002:15. Kerja adalah segala aktivitas yang dilakukan karena ada dorongan untuk
mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan karya atau produk yang berkualitas dan dilakukan dengan
kesengajaan serta direncanakan. Disisi lain, makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan menggerahkan seluruh aset,
pikiran, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti darinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik khairuummah atau dengan kata lain dapat kita katakana bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan
manusia Tasmara, 2002:25.
12
b. Pengertian Etos Kerja Islam
Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia
dalam lapangan kehidupannya yang sangat luas dan komplek. Etos kerja merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada
hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam bekerja. Yang kemudian membentuk semangat yang membedakannya antara
yang satu dengan yang lain. Etos kerja Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan
konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan inovatif Azizi, 2005:35.
Menurut Toto Tasmara 2002:27 etos kerja Islam dapat didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam
bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh dan oleh
karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur. Menurut Asy’arie 1997:68 aqidah etos kerja Islam adalah nilai-nilai
ketuhanan yang mendasari etos kerja seorang muslim dalam bekerja. Nilai-nilai ketuhanan yang berpusat pada aqidah tauhid yang mempunyai prinsip hanya ada
satu tuhan saja, suatu sikap yang tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga tanggung jawab sosial. Suatu sikap yang meletakkan bekerja tidak hanya untuk
mencari sesuap nasi, tetapi juga melaksanakan kewajiban agama. Suatu sikap yang memandang sesuatu tidak hanya dalam dimensinya yang material tetapi juga yang
13
spiritual. Suatu sikap yang memandang realitas keanekaragaman yang ada dalam kehidupan di dunia ini, pada hakikatnya bersumber pada realitas tunggal.
Menurut Asifudin 2004:234 etos kerja Islam merupakan karakter dan kebiasaan manusia berkenaan dengan kerja, terpancar dari sistem keimananaqidah
Islam yang merupakan sikap hidup mendasar terhadapnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa etos kerja Islam ialah karakter atau kebiasaan
manusia dalam bekerja yang bersumber pada keyakinanaqidah Islam dan didasarkan pada al-
Qur‟an dan Sunnah. Manusia bekerja bukan hanya motif mencari kehidupan dunia tetapi bekerja merupakan perintah dari agama. Etos kerja
seseorang terbentuk oleh adanya motivasi yang terpancar dari sistem keimanan atau aqidah Islam yang berkenaan dengan kerja yang bertolak dari ajaran wahyu bekerja
sama dengan akal. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya yang
membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya dengan nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim yang bekerja merupakan kewajiban yang
hakiki dalam rangka menggapai ridho Allah itulah yang dinamakan etos kerja Islam, dimana etos kerja Islam merupakan semangat dan sikap kerja yang total dan
dilandasi dengan niatan. Lillahi ta’ala sehingga pekerjaannya tersebut selain
mendatangkan materi juga menjadi amal.
c. Dimensi dan Indikator Etos Kerja Islam