Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

52

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal. Model data yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2013:160. Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal. Gambar 4.1 akan menunjukan hasil uji normalitas etos kerja Islam dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan: Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil output SPSS yang diolah, 2015 Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa semua data yang ada berdistribusi dengan normal, karena data menyebar membentuk dan mendekati garis lurus diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti 53 garis normalitas. Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dapat dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov pada alpha sebesar 5. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 2,06140520 Most Extreme Differences Absolute ,111 Positive ,106 Negative -,111 Kolmogorov-Smirnov Z ,701 Asymp. Sig. 2-tailed ,709 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil output SPSS yang diolah, 2015 Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.10 di atas menunjukkan Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,701 dan signifikansi pada 0,709 atau lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF 54 = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikilonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95 Ghozali, 2013:105. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant ETOS KERJA ISLAM ,712 1,404 KOMITMEN ORGANISASI ,712 1,404 Sumber: Hasil output SPSS yang diolah, 2015 Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa syarat untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF Variance Inflation Factor yang tidak lebih dari 10. Pada tabel di atas, nilai tolerance variabel bebas etos kerja Islam dan komitmen organisasi nilainya sama besar yaitu sebesar 0,712. Sedangkan nilai VIF variabel bebas etos kerja Islam dan komitmen organisasi nilainya sama yaitu sebesar 1,404. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkorelasi antara variabel independen satu dengan variabel independen yang lainnya. 55

3. Uji Heteroskedastisitas