Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia menjadi awal terpuruknya Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ini. Dimulai dari masa orde baru pada tahun 1998, mulai terlihat bahwa Indonesia mulai mengalami kemerosotan terutama di dalam bidang ekonomi. Menurut Deputi Bidang Perdagangan Kemenko Perekonomian Ediputra Irawadi, tercatat bahwa Indonesia 3 kali terkena dampak krisis yaitu pada tahun 1998, 2007 dan 2011. http:bisniskeuangan.kompas.com . Minggu, 8 Juli 2012. Krisis Multidimensional tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat luas. Lapangan pekerjaan menjadi semakin sempit, sementara masyarakat yang membutuhkan pekerjaan terus meningkat. Adanya penganguran dalam anggota keluarga berarti masalah bagi anggota keluarga yang lain. Pengangguran ini bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama dikota-kota besar. Masyarakat yang tinggal di perkotaan sering mengharapkan mendapat pekerjaan formal di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta. Namun, justru sektor seperti itulah yang pada masa–masa ini paling merasakan dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Konsekwensinya adalah efisiensi tenaga kerja dengan sedikit menyerap tenaga kerja baru. Universitas Sumatera Utara 2 Di Era Globalisasi, saat dunia semakin transparan, kita akan menyaksikan bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa yang berebut menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa. Karena itu, diperlukan keuletan yang luar biasa dalam menghadapinya, serta tanggap dan jeli terhadap informasi bisnis di sekitarnya. Apabila kita banyak mengetahui seluk beluk bisnis maka semakin banyak peluang untuk berhasil dan menggali usaha keuntungan dari pengalaman tersebut. Berwirausaha merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik. Kewirausahaan ãä åæ ç ä p ç ä å äèç é êë p ì adalah suatu kebiasaan memulai dan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang sudah ada Stoner, 2000 : 170. Orang yang mendorong perubahan sangat berperan penting di dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru untuk kelangsungan bisnisnya. Kasmir 2009 : 16 mengatakan bahwa secara sederhana wirausahawan ãä åæ ç ä íç ä å ä u r ì adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha ini dapat dilakukan sendiri ataupun berkelompok. Salah satu bentuk wirausaha yang dapat menjawab permasalahan di atas adalah berusaha sendiri sebagai distributor îè ï t ëï ä v ä ï î ðç ñä t ë å ò MLM. Konsep MLM merupakan salah satu metode pemasaran dengan membuat jaringan å ä tw ó ç ñ . Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara Universitas Sumatera Utara 3 bertingkat dituntut memiliki kejelian berimprovisasi untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Menurut Asosiasi Penjual Langsung Indonesia APLI di Indonesia saat ini sekitar 70 perusahaan MLM, seperti Central Nusa Insan Cemerlang atau CNI, Amway, Foreverindo Insanabadi atau Forever Young, Herbalife merupakan suatu konsep pendistribusian produk langsung kepada konsumen melalui distributor mandiri. Keunggulan bisnis MLM adalah modal kecil dengan peluang yang besar, masa depan ditentukan oleh distributor itu sendiri, tidak ada resiko kredit macet, jam kerja bebas, dapat mencapai impian lebih awal. MLM merupakan suatu metode penjualan barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh distributor secara berantai dan berjenjang. Setiap distributor merekrut atau mensponsori orang lain disebut mitra kerja ô õö÷øù úøû ü yang selalu dikaitkan dengan bonus dan komisi. Setiap perusahaan MLM memiliki metode perhitungan sendiri. Tenaga penjual atau distributor MLM adalah pengusaha mandiri yang mendapat penghasilan dari aktifitasnya penjualan produk dan menjaring mitra kerja ô õö÷øù úøûü . Cara kerja pengusaha MLM dilakukan tanpa jam kerja yang teratur seperti pada sebuah kantor. Banyak dari mereka melakukan di luar jam kerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sebagai salah satu perusahaan MLM terbesar di Indonesia, PT.AMINDOWAY JAYA atau yang lebih dikenal dengan Amway yang telah menjadi pemimpin global di industri õ úý ûþ t ÿ û ù ù úø telah memiliki lebih dari 3 juta distributor atau yang dikenal dengan IBO øõû û øõûø ÿ úøû ss w øû r di 80 Universitas Sumatera Utara 4 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jumlah daripada IBO di setiap Negara berubah-ubah setiap saatnya, sama halnya dengan Amway yang berada di Medan, Indonesia. Dari Sekian banyak jumlah distributor yang tergabung di dalam bisnis Amway ini, hanya beberapa distributor saja yang dapat melaju ke jenjang karir yang lebih menjanjikan. PT. AMINDOWAY JAYA adalah salah satu perusahaan MLM yang memiliki produk-produk teruji dan berkualitas tinggi seperti Nutrilite, Artistry, Homecare Hometech, dan produk lokal dari program kemitraan Amway. Untuk memulai bisnis Amway, setiap IBO harus mampu untuk menghimpun pelanggan, membangun grup IBO baik dengan kegiatan pengsponsoran maupun penjualan produk-produk Amway, membantu grup bertumbuh, membangun Bisnis dan berkualifikasi untuk peringkat lebih tinggi. Seringkali keanggotaan dapat bertumbuh pesat, semakin banyak IBO dalam suatu grup yang sukses dalam bisnis Amway, semakin kuat bisnis tersebut dan semakin tinggi pula ‘pin penghargaan’ yang dapat dicapai. Tabel 1.1 Bonus performance Amway Total PV bulanan pembelian pribadi Bonus 16.000.000 21 11.000.000 18 6.500.000 15 4.000.000 12 2.000.000 9 1.000.000 6 350.000 3 Sumber : buku pedoman bisnis Amway data diolah Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah PV bulanan pembelian pribadi maupun grup dalam bulan tertentu menentukan Universitas Sumatera Utara 5 presentase bonus untuk bulan tersebut. Semakin besar PV bulanan pribadi maupun grup, semakin besar presentase bonus pembelian yang dibayarkan untuk distributor. Jumlah PV juga dapat ditingkatkan dengan cara mensponsori IBO lain untuk melakukan penjualan dan perekrutan. Selain daripada bonus presentase yang dapat diperoleh oleh IBO dari penjualan pribadi maupun grup, setiap IBO memiliki kesempatan untuk mencapai kualifikasi–kualifikasi penghargaan yang merupakan suatu jenjang karir dalam membangun bisnis Amway. Untuk memberikan penghargaan dan imbalan atas pencapaian IBO, Amway menyediakan berbagai penghargaan dan bonus. Pin dan plakat dianugerahkan sebagai penghargaan atas pencapaian pengembangan bisnis seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Tingkatan Pin penghargaan Amway 1. Silver Producer 12. Founders Diamond 2. Gold Procducer 13. Executive Diamond 3. Platinum 14. Founders Executive Diamond 4. Ruby 15. Double Diamond 5. Founders Platinum 16. Founders Double Diamond 6. Founders Ruby 17. Triple Diamond 7. Sapphire 18. Founders Triple Diamond 8. Founders Sapphire 19. Crown 9. Emerald 20. Founders Crown 10. Founders Emerald 21. Crown Ambassador 11. Diamond 22. Founders Crown Ambassador Sumber : buku pedoman bisnis Amway data diolah Dari Tabel 1.2 dapat dilihat tingkatan – tingkatan penghargaan yang dapat dicapai oleh setiap IBO, dimulai dari penghargaan Silver producer sampai Founders Crown Ambassador, yang dimana untuk mencapai tingkatan tertentu, para IBO harus mampu mencapai kualifikasi dan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh Amway. Steve Van Andel dan Doug DeVos dalam Pedoman Universitas Sumatera Utara 6 Bisnis, 2010 : 3 menyatakan bahwa “ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk meningkatkan penghasilan, gaya hidup, dan kepribadian Anda. Kami percaya Anda dapat melakukannya dan kami mengharapkan sukses yang berkelanjutan, lakukan bisnis ini pegang teguh impian anda, maka impian tersebut akan menjadi kenyataan” Dalam banyak kasus, sering kali distributor yang bergabung di dalam bisnis MLM merupakan orang-orang yang yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai swasta dan bahkan ibu rumah tangga yang ingin mencoba mencari peluang baru di dalam berwirausaha. Tetapi sering kali juga mereka tidak mengerti akan kemampuan-kemampuan dasar seorang wirausaha yang dituntut untuk mengetahui bagaimana cara – cara pengambilan resiko, berkreasi dalam memasarkan produk – produk yang ada dan berinovasi dalam komunikasi yang persuasive dan meyakinkan pelanggan untuk bergabung menjadi BO. Berdasarkan data penelitian pendahuluan pra survey dari interview yang dilakukan kepada 20 orang responden mengenai latar belakang dan kemampuan wirausaha seperti pengambilan resiko, kreatif, inovatif dan percaya diri diperoleh hasil yang diperlihatkan pada tabel berikut ini : Tabel 1.3 Hasil pra-survey tentang latar belakang dan kemampuan wirausaha responden Latar belakang Jumlah responden Percaya diri Berani mengambil resiko Kreatif Inovatif Pelajar SMA 2 Tinggi Rendah Rendah Rendah Mahasiswa 7 Sedang Sedang Tinggi Sedang Pegawai swasta 5 Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ibu rumah tangga 4 Rendah Sedang Tinggi Rendah Wirausaha 2 Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sumber : hasil pra-survey data diolah Universitas Sumatera Utara 7 Dari Tabel 1.3 dapat dilihat jumlah responden berdasarkan latar belakang masing-masing distributor. Dengan jumlah tertinggi ada pada mahasiswa yang di mana kebanyakan distributor yang bergabung di dalam bisnis MLM ini adalah para mahasiswa yang ingin mencari penghasilan tanpa adanya keterikatan waktu kerja. Selain itu dapat juga dilihat bagaimana kemampuan wirausaha yang dimiliki setiap individu masih tergolong sedang sebagai seorang distributor. Tanpa adanya pengetahuan akan kemampuan wirausaha yang memadai, maka akan sulit bagi para distributor untuk mengembangkan karir ataupun jaringan mereka untuk mencapai tingkatan-tingkatan yang disediakan di Tabel 1.2. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka hubungan kemampuan wirausaha dengan pengembangan karir menjadi penting dan menarik untuk diteliti. Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kemampuan berwirausaha setiap individu ternyata mempunyai peranan yang cukup besar dalam mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian, yang dimana yang akan diteliti adalah para distributor atau IBO dari Amway Medan yang terletak di jalan H. Adam Malik Medan.

1.2 Perumusan Masalah