Makanan Ikan Siklus Hidup dan Tingkat Kematangan Gonad TKG

16 seimbang dengan pertambahan beratnya. Nilai b ≠3 menggambarkan pertumbuhan allometrik. Jika b3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Jika b3 menunjukkan keadaan ikan yang gemuk dimana pertambahan beratnya lebih cepat dari pertambahan panjangnya Effendie 1997. Kenyataan ini berbeda dari setiap ikan, karena adanya pengaruh musim dan jenis kelamin.

2.9 Makanan Ikan

Makanan adalah merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari organisme. Seperti semua organisme, ikan membutuhkan energi untuk bahan bakar tubuh mereka, proses pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi Islam 2004. Setiap jenis ikan beradaptasi untuk memakan satu jenis makanan tertentu, alat pengelihatan untuk mencari makan, rongga mulut buccal cavity untuk menangkap dan usus untuk mencernakannya Nikolsky 1963. Berdasarkan jenis makanan utama, maka ikan secara umum dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu 1 ikan kanivora yaitu pemakan daging, yang biasanya mempunyai usus yang pendek; 2 ikan omnivor yaitu pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan, mempunyai panjang usus yang sedang; 3 ikan herbivora yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan, mempunyai usus yang sangat panjang melingkar-lingkar di dalam rongga perut Wootton 1992. Hobson 1974, menyatakan bahwa kebiasaan makan ikan ini berubah dalam daur hidupnya, paling tidak untuk kebanyakan ikan, biasanya dengan perubahan-perubahan yang nyata dalam tingkah laku dan morfologinya. Selanjutnya Lagler 1961, mengemukakan studi-studi makanan dapat memperlihatkan secara mendetail hubungan-hubungan ekologis diantara organisme-organisme, maka diperlukan identifikasi secara menyeluruh dari jenis- jenis makanan tersebut. Keadaan komposisi makanan ikan akan membantu menjelaskan kemungkinan-kemungkinan habitat yang seringkali dikunjunginya Kagwade 1967. Menurut Roa 1974, besarnya populasi ikan di dalam suatu perairan adalah merupakan suatu fungsi dari potensialitas makanannya, sehingga suatu pengetahuan yang benar dari hubungan antara ikan dengan organisme-organime makanannya adalah penting untuk ramalan dan eksploitasi dari keberadaan 17 populasi ikan tersebut. Sedangkan Nikolsky 1969, mengemukakan besar serta komposisi dari suplai makanan menentukan komposisi jenis ikan yang ada dan juga mempengaruhi pertumbuhan ikan-ikan tersebut.

2.10 Siklus Hidup dan Tingkat Kematangan Gonad TKG

Siklus kehidupan dari kebanyakan ikan karang dapat dibagi dalam tiga tahap biologiekologi Tissot 2003 yaitu 1 tahap dalam bentuk larva pelagik; 2 tahap ikan muda; dan 3 tahap ikan dewasa. Sepanjang tahap pelagik, telur- telurlarva mengapung di dalam air terbuka sebagai komponen plankton laut. Fase ikan muda dimulai saat ikan-ikan muda menempati terumbu karang dalam suatu proses yang dikenal sebagai perekrutan. Ikan-ikan muda cenderung untuk memikirkan diri sendiri dan adalah lebih sedikit nampaknya dibandingkan ikan dewasa. Tahap ikan dewasa ditandai oleh kedewasaan seksual dan bisa disertai oleh suatu transisi dari ikan muda sampai pewarnaan ikan dewasa atau morphologi. De Young 1940 dalam Effendie 1997 melakukan penelitian terhadap kebiasaan memijah tiga belas spesies ikan ekonomis penting di laut jawa berdasarkan distribusi garis tengah telurnya. Hasilnya memperlihatkan bahwa pemijahan induvidu betul-betul berkala. Dari perbedaan yang khas dimungkinkan membedakan tiga macam atau pola pemijahan yang berlainan. Ikan ekor kuning termasuk dalam kelompok pola pemijahan kedua, dimana pada kelompok ini sebelum telur kelompok pertama mencapai kematangan, kelompok telur berikutnya sudah memisahkan dari stok telur yang lain. Sebelum terjadi pemijahan didapatkan dua kelompok telur yang bepisah. Sesudah berpijah didapatkan selain kelompok stok telur yang umum ada pula sekelompok telur yang berukuran lebih besar yang sedang mematang dan akan dikeluarkan dalam pemijahan berikutnya. Klasifikasi kematangan gonad menurut Romimohtarto dan Juwana 2001 untuk ikan laut adalah: Tingkat. I : Tidak matang immature. Gonad memanjang, kecil hampir transparan Tingkat II : Sedang matang maturing. Gonad membesar, berwarna jingga 18 kekuning-kuningan, butiran telur belum terlihat dengan mata telanjang Tingkat III : Matang mature. Gonad berwarna putih kekuningan, butiran telur sudah dapat terlihat dengan mata telanjang Tingkat IV : Siap pijah. Butiran telur membesar dan berwarna kuning jernih, dapat keluar dengan sedikit tekanan pada perut Tingkat V : Pijah spent. Gonad mengecil, berwarna merah dan banyak terdapat pembuluh darah Tingkat kematangan gonad TKG merupakan salah satu aspek biologi reproduksi yang merupakan tahapan-tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Keterangan tentang TKG ikan diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara ikan yang ada di perairan, ukuran atau umur ikan pertama kali matang gonadnya dan apakah ikan sudah memijah atau belum. Selanjutnya ikan pertama kali mencapai matang gonad dipengaruhi oleh beberapa faktor luar seperti suhu, arus, adanya individu yang berjenis kelamin yang berbeda dan faktor dalam seperti umur, ukuran dan perbedaan spesies Niklosky 1963; Effendie 1997. Pemijahan dalam proses reproduksi dapat diketahui dengan melihat perubahan gonad yaitu menjadi besar dan berat. Berat gonad akan mencapai maksimum saat ikan akan memijah, kemudian menurun dengan cepat selama pemijahan sampai selesai Effendie 1997. Untuk mengetahui perubahan gonad tersebut secara kualitatif dapat dinyatakan dengan Indeks Kematangan Gonad IKG. IKG adalah suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100. IKG ini akan bertambah besar sampai mencapai maksimum ketika akan terjadi pemijahan Effendie 1997. Royce 1984, ikan dapat memijah jika nilai IKG betina berkisar antara 10- 25 dan nilai IKG jantan berkisar antara 5-10. Royce 1984, menyatakan semakin banyak makanan tersedia, pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditas semakin besar. Fekunditas ikan berhubungan erat dengan lingkungan dimana fekunditas spesies akan berubah bila keadaan lingkungan berubah Musa dan Bhuiyan 2007. 19

2.11 Hubungan Terumbu Karang dengan Komunitas Ikan Karang