Rasio Pengembalian Modal Return on Equity Rasio Laba Operasi atas Total Investasi Return on Investment

32 Tingkat kepuasan nasabah LKM-A Berkah secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Kriteria indeks kepuasan konsumen a Angka Indeks Interpretasi 0.00-0.20 Sangat Tidak Puas 0.21-0.40 Tidak Puas 0.41-0.60 Cukup Puas 0.61-0.80 Puas 0.81-1.00 Sangat Puas a Sumber : Ihsan dalam Oktaviani dan Suryana 2006 Definisi Operasional Berikut ini merupakan tabel yang berisikan definisi operasional dari atribut- atribut yang digunakan dalam penelitian. Tabel 7 Definisi operasional atribut-atribut penelitian di LKM-A Berkah Lokasi LKM-A 1= Jarak lokasi sangat jauh dan sangat sulit dicapai 2= Jarak lokasi jauh dan sulit dicapai 3= Jarak lokasi cukup dekat dan cukup mudah ditempuh 4= Jarak lokasi dekat dan mudah ditempuh 5= Jarak lokasi sangat dekat dan sangat mudah ditempuh Kebersihan LKM-A 1= LKM-A Berkah sangat kotor dan tidak nyaman 2= LKM-A Berkah kotor dan tidak nyaman 3= LKM-A Berkah cukup bersih dan nyaman 4= LKM-A Berkah bersih dan nyaman 5= LKM-A Berkah sangat bersih dan nyaman Kelengkapan fasilitas kantor seperti kursi tunggu, formslip setorankwitansi, tempat menulis, alat tulis, komputer. 1= Fasilitas LKM-A Berkah sangat tidak lengkap semua alat yang dibutuhkan tidak tersedia 2= Fasilitas LKM-A Berkah tidak lengkap hanya ada beberapa kebutuhan yang tersedia 3= Fasilitas LKM-A Berkah cukup lengkap setengah dari alat yang dibutuhkan tersedia 4= Fasilitas LKM-A Berkah lengkap hanya ada beberapa kebutuhan yang tidak ada 5= Fasilitas LKM-A Berkah sangat lengkap semua kebutuhan tersedia Kartu Nasabah 1= Sangat tidak menyukai kebijakan kepemilikan kartu nasabah saat ini 2= Tidak menyukai kebijakan kepemilikan kartu nasabah saat ini 3= Menerima saja kebijakan kepemilikan kartu nasabah saat ini 4= Menyukai kebijakan kepemilikan kartu nasabah saat ini 5= Sangat menyukai kebijakan kepemilikan kartu nasabah saat ini 33 Ketelitian dan keakuratan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya 1= Karyawan sangat tidak teliti dalam melaksanakan pekerjaannya 2= Karyawan tidak teliti dalam melaksanakan pekerjaannya 3= Karyawan cukup teliti dalam melaksanakan pekerjaannya 4= Karyawan teliti dalam melaksanakan pekerjaannya 5= Karyawan sangat teliti dalam melaksanakan pekerjaannya Realisasi janji 1= Manajemen LKM-A Berkah sama sekali tidak pernah menepati janji pemberian pinjaman 2= Manajemen LKM-A Berkah seringkali tidak pernah menepati janji pemberian pinjaman 3= Manajemen LKM-A Berkah jarang tidak menepati janji pemberian pinjaman 4= Manajemen LKM-A Berkah sangat jarang tidak menepati janji pemberian pinjaman 5= Manajemen LKM-A Berkah selalu menepati janji pemberian pinjaman Kerjasama dengan pihak lain Kerjasama dengan pihak lain 1= Dana permodalan dari luar LKM-A sangat tidak membantu pemberian pinjaman 2= Dana permodalan dari luar LKM-A tidak membantu pemberian pinjaman 3= Dana permodalan dari luar LKM-A cukup membantu pemberian pinjaman 4= Dana permodalan dari luar LKM-A membantu pemberian pinjaman 5= Dana permodalan dari luar LKM-A sangat membantu pemberian pinjaman Kecepatan dan ketepatan dalam menanggapi masalah 1= Sangat tidak responsive dalam menangani masalah 2= Tidak responsive dalam menangani masalah 3= Cukup responsive dalam menangani masalah 4= Responsive dalam menangani masalah 5= Rangat responsive dalam menangani masalah Kecepatan dalam menangani transaksi 1= Sangat lamban dalam menangani transaksi 2= Lamban dalam menangani transaksi 3= Cukup cepat dalam menangani transaksi 4= Cepat dalam menangani transaksi 5= Sangat Cepat dalam menangani transaksi Pemberian informasi 1= Tidak pernah ada informasi yang diberikan mengenai kegiatan LKM-A 2= Pernah ada informasi yang diberikan mengenai kegiatan LKM-A tetapi tidak jelas 3= Ada informasi yang diberikan mengenai kegiatan LKM-A dan cukup jelas 4= Ada informasi yang diberikan mengenai kegiatan LKM-A dan jelas 5= Ada informasi yang diberikan mengenai kegiatan LKM-A dan sangat jelas Pengetahuan karyawan dalam memberikan informasi kepada nasabah 1= Informasi yang diberikan sangat tidak jelas 2= Informasi yang diberikan tidak jelas 3= Informasi yang diberikan kurang jelas 4= Informasi yang diberikan jelas 5= Onformasi yang diberikan sangat jelas Proses penentuan nilai bagi hasil yang disetujui bersama oleh manajemen dan nasabah 1= Nasabah sangat tidak setuju dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati 2= Nasabah tidak setuju dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati 3= Nasabah cukup setuju dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati 34 Proses penentuan nilai bagi hasil yang disetujui bersama oleh manajemen dan nasabah 4= Nasabah setuju dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati 5= Nasabah sangat setuju dengan pembagian bagi hasil yang telah disepakati Sistem Penagihan Pinjaman 1= Sistem penagihan yang ada sangat tidak efektif dan efisien 2= Sistem penagihan yang ada tidak efektif dan efisien 3= Sistem penagihan yang ada cukup efektif dan efisien 4= Sistem penagihan yang ada telah efektif dan efisien 5= Sistem penagihan yang ada telah sangat efektif dan efisien Penyelenggaraan Rapat Anggota tepat waktu 1= Rapat anggota sangat tidak bermanfaat bagi anggota 2= Rapat anggota tidak bermanfaat bagi anggota 3= Rapat anggota cukup bermanfaat bagi anggota 4= Rapat anggota bermanfaat bagi anggota 5= Rapat anggota sangat bermanfaat bagi anggota Kemudahan dalam memanfaatkan jasa yang diberikan LKM-A Kemudahan dalam memanfaatkan jasa yang diberikan LKM-A 1= Meminjam di LKM-A Berkah sangat sulit dan terlalu banyak persyaratan 2= Meminjam di LKM-A Berkah sulit dan banyak persyaratan 3= Meminjam di LKM-A Berkah cukup mudah dan cukup banyak persyaratan 4= Meminjam di LKM-A Berkah mudah dan sedikit persyaratan 5= Meminjam di LKM-A Berkah sangat mudah dan sangat sedikit persyaratan Pemberian hadiah bagi nasabah aktif 1= Sangat tidak suka dengan hadiah yang telah diberikan 2= Tidak suka dengan hadiah yang telah diberikan 3= Cukup suka dengan hadiah yang telah diberikan 4= Senang dengan hadiah yang telah diberikan 5= Sangat senang dengan hadiah yang telah diberikan Sistem Infaq 1= Adanya sistem infaq sangat memberatkan nasabah dan tidak tepat sasaran 2= Adanya sistem infaq memberatkan nasabah dan tidak tepat sasaran 3= Adanya sistem infaq tidak memberikan pengaruh apapun pada nasabah 4= Adanya sistem infaq tidak memberatkan nasabah, tepat sasaran, dan membantu nasabah utuk beramal 5= Adanya sistem infaq sangat tidak memberatkan nasabah, sangat tepat sasaran, dan sangat membantu nasabah utuk beramal Waktu pinjaman 1= Waktu pinjaman sangat menyulitkan nasabah dalam mengembalikan pinjaman 2= Waktu pinjaman menyulitkan nasabah dalam mengembalikan pinjaman 3= Waktu pinjaman cukup memudahkan nasabah dalam mengembalikan pinjaman 4= Waktu pinjaman memudahkan nasabah dalam mengembalikan pinjaman 5= Waktu pinjaman sangat memudahkan nasabah dalam mengembalikan pinjaman Adanya akad saat transaksi berlangsung 1= Nasabah sangat tidak setuju dengan adanya akad saat transaksi peminjaman 2= Nasabah tidak setuju dengan adanya akad saat transaksi peminjaman 35 Adanya akad saat transaksi berlangsung 3= Nasabah cukup setuju dengan adanya akad saat transaksi peminjaman 4= Nasabah setuju dengan adanya akad saat transaksi peminjaman 5= Nasabah sangat setuju dengan adanya akad saat transaksi peminjaman GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Berkah Sejarah LKM-A Berkah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKM-A Berkah pada awal mula berdiri merupakan lembaga keuangan yang berada di bawah Gapoktan Berkah sub-unit simpan pinjam. Pembentukan LKM-A terjadi atas dasar kebutuhan para pengurus dan anggota untuk mengelola sumber permodalan Gapoktan yang berasal dari dana pemerintah, yaitu dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP. Gapoktan Tani Berkah berdiri pada bulan April tahun 2009 dan terdiri dari tiga kelompok tani yaitu Mandiri I, Mandiri II, dan Maju Bersama. Pembentukan Gapoktan pada awalnya bertujuan untuk mendapatkan dana bantuan pinjaman dari pemerintah bagi masyarakat pertanian khususnya para petani kecil. Dana tersebut merupakan dana PUAP yang akan diberikan dengan syarat petani harus ikut serta dalam suatu Gapoktan. Cara pemberian dana dilakukan secara kolektif dan Gapoktan bertanggung jawab atas perputaran dana PUAP dengan cara melaporkan pengguliran dana secara berkala setiap bulan kepada pemerintah melalui para penyuluh. Pemberian dana PUAP tersebut akhirnya diberikan kepada Gapoktan Tani Berkah pada akhir tahun 2009 sebagai salah satu penerima dana PUAP dari 23 Gapoktan wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Pada saat pembentukan Gapoktan, pembentukan LKM-A telah dilakukan namun belum berjalan aktif. Pengurus Gapoktan masih merangkap sebagai pengurus LKM-A, pengawasan terhadap dana pinjaman dari pemerintah pun sangat rendah. Setahun setelah pemberian pinjaman dana PUAP, mulai terlihat banyak pinjaman yang tidak juga dikembalikan oleh anggota gapoktan. Pinjaman terus mengalami kemacetan sampai akhirnya seorang tokoh masyarakat di daerah sekitar yang telah ditunjuk sebagai manajer LKM-A mengambil alih kendali. Hal tersebut disetujui oleh para anggota yang tergolong lancar dalam pengembalian dikarenakan sulit untuk melakukan pinjaman berulang apabila dana yang akan dipinjamkan tersendat di anggota lainnya. Penyuluh setempat juga sepakat untuk memperbaharui kepengurusan LKM-A bagi keberlangsungan sub-unit simpan pinjam dan LKM-A Berkah. LKM-A Berkah memulai kepengurusannya yang baru dan terpisah dari Gapoktan pada tahun 2011. Manajer LKM-A mencoba membuat berbagai strategi baru yang diharapkan dapat membuat pinjaman terus bergulir dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Salah satu strategi yang dapat meringankan nasabah LKM-A yaitu dengan memberlakukan sistem ekonomi Islam Syariah yang 36 mempermudah proses pengembalian yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengembalian pinjaman. Banyak kendala yang dihadapi LKM-A Berkah dalam menangani dana pemerintah. Meskipun sulit, pengelolaan dana ini masih terus berjalan berkat kerja sama antar Gapoktan dan LKM-A. Pemerintah pada saat itu khususnya Departemen Pertanian ingin memberikan apresiasi bagi Gapoktan dengan cara memberikan pelatihan mengenai LKM-A. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Bogor akhirnya memilih Gapoktan Tani Berkah dengan LKM-A Berkah sebagai satu-satunya Gapoktan yang menjadi perwakilan dari Kota dan Kabupaten Bogor karena dianggap sebagai salah satu Gapoktan yang aktif dan mampu bertahan dalam penyaluran dana PUAP yang terus bergulir. Pendirian LKM-A Berkah secara resmi terjadi pada tanggal 5 Juni tahun 2011 dengan struktur organisasi baru dan perlahan berdiri secara mandiri dibawah organisasi Gapoktan Tani Berkah. Perkembangan LKM-A terus terlihat dari peningkatan nominal peminjaman serta persentasi pinjaman lancar dari tahun ke tahun. Saat ini LKM-A Berkah sedang bersiap untuk memperkuat dirinya dengan lembaga hukum berupa koperasi yang tentunya berdasarkan prinsip Syariah, sesuai dengan sistem yang telah berjalan saat ini. Visi dan Misi LKM-A Berkah Visi dan misi dari LKM-A Berkah merupakan cerminan masa depan dari lembaga keuangan ini. Karena lembaga keuangan ini menjalankan sistem berdasarkan sistem ekonomi Islam, maka visi dan misinya kental akan nuansa keagamaan. Berikut ini adalah visi dan misi dari LKM-A Berkah. Visi : 1. Menjadi lembaga keuangan yang mendapat Ridha Allah SWT, kuat, dan dipercaya. 2. Sebagai lembaga yang sportif, luwes, dinamis, dan adil dalam melaksanakan peraturan. Misi : 1. Menanamkan keyakinan bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik pemberi rezeki. 2. Membudayakan kejujuran, amanah, sabar, dan membiasakan tertib dalam muamalah. 3. Memberikan pelayanan optimal, mudah, cepat, tepat, aman,dan nyaman. 4. Meningkatkan kemampuan nasabah dalam mengakses modal. 5. Membantu masayarakat pertanian dalam memenuhi kebutuhan akan sarana pertanian. 6. Mengadvokasi nasabah, khususnya petani dalam menyelesaikan masalah pertanian. Struktur Organisasi LKM-A Berkah Struktur organisasi menunjukkan suatu suusunan yang saling terkait dan memiliki hubungan. Struktur organisasi juga dapat menggambarkan tanggung jawab yang diemban oleh tiap-tiap individu atau kelompok dalam struktur tersebut. Dalam setiap organisasi maupun kelembagaan, pasti memiliki struktur organisasi dengan stuktur dan komposisi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan 37 dan kegiatan yang dilakukan. Struktur organisasi pada LKM-A Berkah dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. Gambar 5 Struktur organisasi LKMA Berkah Setiap bagian dari struktur organisasi memiliki spesifikasi tugas masing- masing. Adapun uraian tugas dari mereka adalah sebagai berikut : 1. Sekretaris • Mencatat administrasi dan kegiatan yang dilakukan LKM-A • Membuat surat undangan untuk keperluan LKM-A 2. Bendahara • Melakukan pembukuan pinjaman dan cicilan • Mengerjakan buku besar 3. Kolektor • Melakukan kegiatan penagihan kepada nasabah • Membantu manajer dalam melakukan pencairan Aktivitas LKM-A Berkah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKM-A Berkah memiliki beberapa kegiatan yang tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan mikro lainnya. Kegiatan utama yang dilakukan oleh LKM-A Berkah adalah simpan pinjam yang sumber permodalannya berasal dari dana PUAP. Sistem yang digunakan oleh LKM-A Berkah menggunakan Sistem Syariah yang dalam lembaga keuangan dikenal tidak menyulitkan nasabah maupun pemberi pinjaman. Perbedaan LKM-A dengan LKM salah satunya adalah target dari pinjaman yang diberikan. LKM-A lebih memprioritaskan individu yang memiliki latar belakang pertanian secara luas sebagai nasabah utama. Aktivitas pembiayaan yang ada di LKM-A Berkah pada mulanya tidak memiliki plafon pinjaman seperti pada lembaga keuangan lainnya, tetapi karena manajemen LKM-A mulai merasa membutuhkan sistem tersebut untuk membatasi jumlah pinjaman, mulai tahun 2012 plafon pinjaman pun mulai diberlakukan. Plafon pinjaman terdiri dari dua jenis, yang terdiri dari pinjaman dengan nominal Rp500 000-Rp1 000 000 dan pinjaman dengan nominal lebih dari Rp1 000 000. Waktu angsuran kedua plafon tersebut juga berbeda, plafon pertama memiliki Pengawas LKM-A Ketua Kelompok-Kelompok Tani Manajer LKM-A Jajat Sudrajat Sekretaris 1. Resti Juliastuti 2. Lulu Faizah Bendahara Ita Kolektor Asnah 38 waktu pinjaman 100 hari dengan angsuran yang dibayarkan setiap 10 hari sekali, sedangkan plafon kedua memiliki waktu pinjaman 10 bulan dengan angsuran yang dibayarkan setiap satu bulan sekali. Keanggotaan dan Penyaluran Dana PUAP di LKM-A Berkah Sejak awal mula berdiri, lembaga keuangan ini memiliki tujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan permodalan bagi masyarakat pedesaan, khususnya yang bekerja di bidang pertanian. Sumber permodalan dari kegiatan simpan pinjam ini berasal dari dana bergulir pemerintah dalam bentuk dana PUAP. Pada saat dana pinjaman dari pemerintah turun, Gapoktan dan LKM-A menyalurkannya kepada para petani yang tergabung dalam Gapoktan Tani Berkah. Seiring berjalannya waktu, banyak petani yang tidak sanggup ataupun tidak merasa perlu mengembalikan pinjaman tersebut sehingga mengganggu kegiatan sinpan pinjam di LKMA Berkah. Sebagai alternatif penyelesaian masalah, maka Manajer LKM-A membuat strategi baru yaitu dengan memperpanjang jangka waktu peminjaman dari pengembalian yang dilakukan setiap bulan diubah menjadi cicilan yang dilakukan selama 100 hari sesuai masa tanam padi karena mayoritas nasabah merupakan petani padi. Cakupan peminjam pun tidak hanya anggota Gapoktan tetapi diperluas hingga masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang produk-produk agribisnis untuk mempercepat perputaran dana. Saat ini LKM-A telah memiliki nasabah sebanyak 127 orang yang 69 diantaranya telah terdaftar sebagai anggota LKM-A Berkah. Nasabah yang berasal dari luar Gapoktan dapat bergabung menjadi anggota Gapoktan merangkap LKM-A setelah melakukan pinjaman minimal tiga kali. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota, nasabah harus membayarkan simpanan pokok sebesar Rp50 000 dan hanya dibayarkan sekali dalam keanggotaan. Simpanan wajib dalam LKM-A Berkah merupakan tabungan yang dimiliki oleh nasabah. Sifat simpanan wajib ini bersifat tidak wajib, tergantung dari keinginan dan kemampuan nasabah. Sedangkan untuk dapat meminjam di LKM-A, calon nasabah hanya perlu mengisi formulir pendaftaran yang akan disetujui oleh ketua Gapoktan dan manajer LKM-A, mengumpulkan fotokopi KTP Kartu Tanda Penduduk dan KK Kartu Keluarga. Dalam setiap pencairan pinjaman, LKM-A mewajibkan nasabahnya untuk memberikan infaq sumbangan tanpa jumlah minimal untuk membantu anak yatim maupun orang-orang yang membutuhkan. Penyaluran dana tersebut akan dilakukan setiap akhir tahun disaksikan oleh beberapa perwakilan nasabah beserta pengurus LKM-A dan Gapoktan. ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau hal yang finansisal penting untuk diketahui bagaimana kinerja sebuah perusahaan atau organisasi bagi lembaga keuangan seperti LKM-A Berkah. Penilaian akan kinerja keuangan penting dilakukan karena akan memperlihatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Analisis rasio yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis rasio likuiditas, analisis rasio 39 solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio yang telah dilakukan nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kinerja dari LKM-A Berkah. Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio likuiditas pada LKM-A Berkah dihitung menggunakan rasio lancer dan rasio kas. a. Rasio Lancar Current Ratio Rasio lancar adalah perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar. Aset lancar terdiri dari kas dan piutang, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari simpanan wajib dan iuran pokok. Hasil dari perhitungan rasio lancar dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Rasio lancar LKM-A Berkah periode 2010-2012 a Tahun Aset Lancar Rp Kewajiban Lancar Rp Rasio 2010 79 341 250 5 442 000 14.58 2011 98 318 600 6 802 000 14.45 2012 110 680 000 7 215 000 15.34 a Sumber : Data primer Diolah Hasil perhitungan rasio lancar LKM-A Berkah menunjukkan bahwa aset lancar LKM-A besarnya 14.8 kali kewajiban lancarnya pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 dan tahun 2012 memiliki besar aset lancar masing- masing sebesar 14.45 dan 15.34. Dalam praktiknya, rasio lancar yang tergolong baik memiliki standar perbandingan 200 2:1 antara kas dan kewajiban lancer. Nilai-nilai tersebut cukup tinggi dan dianggap masih sangat mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajban lancarnya. Walaupun memiliki nilai yang cukup tinggi, rasio lancar LKM-A Berkah dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Terjadi nilai penurunan rasio pada tahun 2011 sebesar 0.13 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 0.89. Pada LKM-A Berkah dalam perhitungan yang telah dilakukan, nilai rasio lancar keseluruhan lebih dari 200 yang berarti LKM-A Berkah memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

b. Rasio Kas

Cash Ratio Rasio kas adalah perbandingan antara kas dengan aktiva lancar. Aktiva lancar terdiri dari piutang dank kas. Rasio ini menggambarkan kemampuan kas untuk menutupi seluruh kewajiban jangka pendek, dalam hal ini berupa pinjaman atau kredit yang diberikan pada nasabah. Berikut adalah hasil perhitungan rasio kas LKM-A Berkah. 40 Tabel 9 Perhitungan rasio kas LKM-A Berkah periode 2010-2012 a Tahun Kas Rp Kewajiban Lancar Rp Rasio 20 10 14 179 500 5 442 000 2.61 2011 26 749 750 6 802 000 3.93 2012 29 412 950 7 215 000 4.08 a Sumber : Data primer Diolah Dari data pada tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rasio kas dari tahun 2010 sampai dengan 2012 dengan nilai kenaikan masing-masing tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar 1.32 dan 0.15. Rasio kas LKM-A Berkah termasuk rendah karena setiap adanya kewajiban lancar, maka LKM-A akan dijamin dengan 0.18 kas yang dimilikinya. Standar nilai rasio kas adalah 50 atau 0.5. Nilai dari rasio kas menunjukkan persediaan kas LKM-A yang jauh lebih besar dari nilai kewajban lancar. Hal ini memiliki arti bahwa LKM-A Berkah memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban lancar jangka pendek. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini menggunakan perhitungan rasio kewajiban terhadap total aset untuk melihat seberapa solvabel LKM-A Berkah. a. Rasio Kewajiban Terhadap Total Aset Debt To Total Asset Debt to total asset merupakan rasio yang melihat perbandingan kewajiban perusahaan yang didapat dari total kewajiban dibagi dengan total asset. Semakin besar rasio ini, memiliki arti bahwa semakin besart tingkat ketergantungan akan modal atau dana dari pihak eksternal. Hal ini juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahahaan. Perhitungan mengenai Debt To Total Asset dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10 Perhitungan debt to total asset LKM-A Berkah periode 2010-2012 a Tahun Total Kewajiban Rp Total Aset Rp Rasio 2010 5 442 000 79 341 250 6.9 2011 6 802 000 108 318 600 5.7 2012 7 215 000 119 680 000 6.5 a Sumber : Data Primer Diolah Berdasarkan data pada tabel 10 diatas, rasio kewajiban terhadap aset total taun 2010 hingga 2012 secara berurutan memiliki nilai sebesar 6.9, 5.7, dan 6.5. penurunan nilai rasio terjadi pada tahun 2011 sebesar 1.2 dan kembali meningkat di tahun 2012 sebesar 0.8. semakin besar nilai debt to total asset maka akan semakin baik bagi sebuah perusahaan. Persentasi tersebut masih 41 tergolong rendah yang mengindikasikan bahwa LKM-A Berkah memiliki ketergantungan yang sangat rendah dalam memenuhi permodalan. Analisis Rasio RentabilitasProfitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba. Rasio ini juga dapat digunakan untuk melihat efisiensi suatu organisasi atau perusahaan. Hasil perhitungan nantinya dapat dijadikan evaluasi bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan, dalam penelitian ini adalah LKM-A Berkah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara untuk menghitung rasio profitabilitas, yaitu dengan menghitung ROI dan ROE LKM-A Berkah.

a. ROI

Return On Investment ROI merupakan salah satu rasio profitabilitas yang bermaksud untuk mengukur kemampuan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Pada LKM-A Berkah telah dihitung nilai ROI periode 2010 sampai dengan 2012 dan ditampilkan pada tabel 11 berikut. Tabel 11 Perhitungan ROI LKM-A Berkah periode 2010-2012 a Tahun Laba Bersih Rp Total Aset Rp Rasio 2010 7 669 250 79 341 250 9.67 2011 8 402 350 108 318 600 7.76 2012 9 400 800 119 680 000 7.85 a Sumber: Data primer Diolah Hasil perhitungan ROI LKM-A Berkah pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 memiliki nilai 9.67, 7.76, dan 7.85. Nilai tersebut mangalami fluktuasi, yaitu menurun di tahun 2011 dan kembali naik di tahun 2012 dengan angka yang tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan kemamouan LKM-A untuk menghasilkan laba mengalami penurunan pada tahun 2011 dan kembali naik perlahan di tahun 2012. Apabila pengembalian pinjaman berjalan dengan lancer, maka tingkat laba yang dihasilkan oleh LKM-A akan terus meningkat. b. ROE Returm On Equity Nilai ROE dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan nilai modal sendiri. ROE dihitung dengan tujuan mengetahui kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba. Berikut ini merupakan nilai perhitungan ROE periode 2010 sampai dengan 2012 pada LKM-A Berkah. Tabel 12 Perhitungan ROE LKM-A Berkah periode 2010-2012 a Tahun Laba Bersih Modal Sendiri Rasio 2010 7 669 250 71 000 000 11 2011 8 402 350 100 000 000 8 2012 94 00 800 109 000 000 9 a Sumber : Data Primer Diolah 42 Perhitungan ROE pada LKM-A Berkah telah menghasilkan data yang tertera pada tabel 12 diatas. Pada tahun 2010 hingga tahun 2012, nilai ROE LKM- A Berkah memiliki nilai secara berturut-turut sebesar 11, 8, dan 9. Nilai ROE ideal bagi pihak perbankan sekitar 12. Apabila melihat nilai ROE dari LKM-A Berkah, nilai yang dimiliki masih berada di bawah standar yang biasa dimiliki oleh lembaga perbankan. Hal ini dianggap wajar mengingat LKM-A Berkah merupakan lembaga keuangan mikro yang masih tergolong muda dan bukan termasuk lembaga keuangan formal. TINGKAT KEPUASAN NASABAH LKM-A BERKAH Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan terlebih dahulu pada 25 orang responden yang merupakan nasabah dari LKM-A Berkah. Uji validitas bertujuan untuk menguji tingkat korelasi setiap pertanyaan terhadap skor total. Pengujian ini diolah menggunakan software SPSS 16. Pertanyaan dapat dikatakan valid apabila bobot dari setiap pertanyaan lebih besar dari r-tabel 0.339. Dari hasil pengolahan, terdapat empat pertanyaan yang memiliki bobot kurang dari 0.339, yaitu pertanyaan nomor 5 dan 9 untuk tingkat kinerja, serta nomor 16 dan 17 untuk tingkat kepentingan. Hasil pengolahan validitas dengan menggunakan Minitab 15 dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5. Uji reliabilitas diolah menggunakan software SPSS 16 dengan cara mencari nilai Cronbachs Alpha. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuisioner dapat dikatakan valid apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0.60. Pada penelitian ini, seluruh pertanyaan dapat dikatakan reliabel karena skor Cronbarch Alpha sebesar 0.916 pada tingkat kinerja dan 0.912 pada tingkat kepentingan lampiran 6 dan 7. Karakteristik Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah LKM-A Berkah. Aspek demografi secara tidak langsung dapat menguraikan gambaran umum mengenai karakteristik nasabah. Aspek demografi yang akan diuraikan dari responden terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, lama usaha, pendapatan per bulan, pendapatan tambahan, besar pinjaman, pengeluaran per bulan, kepemilikan tabungan, lama menjadi nasabah, kepemilikan pinjaman di tempat lain, serta frekuensi pinjaman. Aspek-aspek tersebut diduga dapat mempengarui frekuensi pinjaman dari tiap individu. Pengujian statistik untuk mencari p-value chi square pada aspek-aspek tersebut dilakukan dengan menggunakan software Minitab 15. Dari hasil pengolahan, hanya terdapat tiga aspek yang mempengaruhi frekuensi peminjaman, yaitu lama usaha, besar pinjaman, dan lama menjadi nasabah. Pada aspek lama usaha, mayoritas nasabah telah menjalani usahanya selama tiga sampai dengan empat tahun. Untuk aspek besar pinjaman, nasabah lebih senang 43 untuk meminjam dengan nominal antara Rp500 000 sampai dengan Rp1 000 000 karena tidak begitu memberatkan dan sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Sedangkan untuk aspek lama menjadi nasabah, mereka yang telah meminjam dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan merupakan peminjam yang memiliki frekuensi peminjaman tertinggi yaitu sebesar 11 kali. Keseluruhan aspek yang diteliti pada responden dapat mempengaruhi kegiatan serta partisipasi nasabah dalam memanfaatkan keberadaan LKM-A Berkah. Berikut ini diuraikan penyebaran nasabah berdasarkan 13 aspek diatas.

1. Jenis Kelamin

Dari hasil kuisioner, penyebaran nasabah berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini terdiri dari 29 laki-laki dan 71 perempuan. Kebanyakan responden merupakan nasabah perempuan. Hal itu dikarenakan mayoritas perempuan yang menjadi nasabah memiliki usaha sendiri untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Perempuan juga cenderung lebih jujur dan visioner sehingga lebih dipercaya dalam pemberian pinjaman. Gambar 6 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin ■ laki-laki ■ perempuan

2. Usia

Nasabah yang menjadi responden terdiri dari beberapa kelompok usia, yaitu usia 17-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, dan lebih dari usia 45 tahun. Nasabah LKM-A Berkah mayoritas memiliki usia lebih dari 40 tahun, sedangkan persentasi usia terkecil terdapat pada nasabah dengan usia 17 sampai dengan 25 tahun. Berikut ini merupakan gambar yang menjelaskan mengenai karakteristik usia nasabah LKM-A Berkah. 44 Gambar 7 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Usia: ■ 17-25 Tahun; ■ 26-35 Tahun; ■ 36-45 Tahun; ■ 45 Tahun Usia mayoritas dari nasabah LKM-A Berkah yaitu usia lebih dari 45 tahun. Pada jenjang usia tersebut, mereka cenderung semakin tidak produktif dalam bekerja, sehingga memerlukan tambahan pendapatan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. 3. Status Pernikahan Nasabah LKM-A terdiri dari dua kategori status pernikahan yaitu telah menikah dan janda. Nasabah yang telah menikah memiliki persentasi sebesar 91 sedangkan nasabah yang berstatus janda sebesar 9. Persentasi nasabah yang telah menikah sangat besar dikarenakan kebutuhan mereka cenderung lebih besar daripada nasabah yang berstatus janda. Data mengenai status pernikahan dapat dilihat pada gambar 8 berikut. Gambar 8 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Status Pernikahan; ■ Janda; ■ Menikah Nasabah yang telah menikah memiliki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi karena masih banyak anggota keluarga yang membutuhkan dana bagi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Nasabah yang telah menikah juga masih berkisar pada usia produktif, sehingga membutuhkan cukup banyak modal untuk melakukan usaha. 45

4. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir yang dijalankan oleh para nasabah cukup beragam. Dari 55 orang nasabah yang menjadi responden, terdapat 44 nasabah yang berpendidikan akhir Sekolah Dasar SD, 16 nasabah yang berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama SMP, 35 nasabah yang berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas SMA, dan 5 nasabah yang berpendidikan terakhir Sarjana. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 9 berikut. Gambar 9 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Pendidikan Terakhir; ■ SD; ■ SMP; ■ SMA; ■ Sarjana Tingkat pendidikan di daerah pedesaan memang tergolong rendah dan terbukti pada lembaga keuangan yang berada di daerah pedesaan ini. Mayoritas nasabah LKM-A Berkah yang hanya tamat sekolah dasar mengakibatkan mereka mengalami keterbatasan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup

5. Pekerjaan

Pada mulanya penyaluran pinjaman modal di LKM-A Berkah ini hanya diberikan kepada para petani. Namun seiring berjalannya waktu, penerima pinjaman modal terus bertambah. Profesi mereka pun bukan hanya berasal dari kalangan petani melainkan para pedagang dan profesi lainnya. Saat ini nasabah yang berprofesi sebagai petani memiliki persentasi sebesar 18 dan merupakan populasi terkecil yang menjadi nasabah LKM-A Berkah, sedangkan populasi tertinggi pada nasabah LKM-A Berkah adalah para pedagang dengan persentasi 58 dari total populasi. Nasabah yang memiliki profesi selain petani dan pedagang merupakan nasabah yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS, Asisten Rumah Tangga, dan Buruh Bangunan dengan persentasi sebesar 24 . 46 Gambar 10 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Jenis Pekerjaan; ■ Petani; ■ Pedagang ■ Lainnya

6. Lama Usaha

Penyebaran lama usaha nasabah pada responden dibagi dalam beberapa kategori, yaitu lama usaha kurang dari satu tahun, lama usaha antara dua sampai dengan tiga tahun, lama usaha antara tiga sampai dengan empat tahun, dan lama usaha lebih dari empat tahun. Pada penjelasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa lama usaha memiliki hubungan yang signifikan terhadap frekuensi peminjaman yang dilakukan oleh nasabah LKM-A Berkah. Nasabah yang memiliki frekuansi pinjaman tertinggi merupakan nasabah yang telah menjalani usaha selama tiga sampai dengan empat tahun. Hal tersebut ternyata berbanding lurus dengan populasi terbanyak yang menjadi nasabah d LKM-A Berkah. Sebanyak 62 nasabah yang menjadi nasabah memiliki lama usaha lebih dari empat tahun. Rincian lengkap mengenai persentasi lama usaha nasabah pada nasabah LKM-A Berkah dapat dilihat pada Gambar 11 berikut. Gambar 11 Penyebaran Lama Usaha Nasabah; ■ 1 tahun; ■ 1-2 Tahun; ■ 2-3 Tahun; ■ 3-4 Tahun; ■ 4 Tahun 47

7. Pendapatan Per Bulan

Pendapatan responden dibagi dalam beberapa kategori, yaitu tidak memiliki penghasilan, penghasilan kurang dari Rp500 000, penghasilan antara Rp500 000 sampai dengan Rp1 000 000, penghasilan antara Rp1 000 000 sampai dengan Rp1 500 000 penghasilan antara Rp1 500 000 sampai dengan Rp2 000 000, dan penghasilan lebih dari Rp2 000 000. Berikut ini merupakan gambar yang menjelaskan mengenai persentasi kategori pendapatan para nasabah LKM-A Berkah. Gambar 12 Penyebaran Pendapatan Per Bulan; ■ Tidak Ada; ■ 500 000; ■ 500 000-1 000 000; ■ 1 000 000-1 500 000; ■ 1 500 001-2 000 000; ■ 2 000 000 Pada gambar 12 diatas dapat disimpulkan bahwa nasabah LKM-A sebagian besar memiliki pendapatan antara Rp500 000 sampai dengan Rp1 000 000 per bulan dengan persentasi sebesar 29, sedangkan persentasi terkecil terdapat pada nasabah yang tidak memiliki penghasilan sama sekali yaitu sebesar 2. 8. Pendapatan Tambahan Memiliki pekerjaan tambahan bagi sebagian besar orang dilakukan untuk menambah pendapatan bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dari 55 responden yang menjadi nasabah LKM-A Berkah, sebagian besar dari mereka tidak memiliki pendapatan tambahan dan mengandalkan pinjaman modal dari LKM-A sebagai tambahan modal ataupun untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Persentasi dari nasabah yang tidak memiliki penghasilan tambahan merupakan persentasi terbesar yaitu 33. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 13 berikut. 48 Gambar 13 Penyebaran Nasabah Berdasarkan Pendapatan Tambahan; ■ Tidak Ada; ■ 500 000; ■ 500 000-1 000 000; ■ 1 000 000-1 500 000; ■ 1 500 001-2 000 000; ■ 2 000 000 Sebagian besar nasabah LKM-A Berkah tidak memiliki pendapatan tambahan sesuai dengan diagram pada gambar 15 diatas. Sebanyak 22 nasabah memiliki pendapatan tambahan kurang dari Rp500 000 per bulan, 14 nasabah yang memiliki pendapatan tambahan Rp500 000 sampai dengan Rp1 000 000, 15 nasabah memiliki pendapatan antara Rp1 000 000 sampai dengan Rp1 500 000, 13 nasabah memiliki pendapatan lebih dari Rp2 000 000, sedangkan persentasi paling kecil merupakan nasabah yang memiliki pendapatan antara Rp1 500 000 sampai dengan Rp2 000 000.

9. Besar Pinjaman

Nasabah LKM-A Berkah dapat melakukan pinjaman dengan minimal pinjaman sebesar Rp500 000. Oleh karena itu ada beberapa nasabah yang melakukan pinjaman bersama-sama dengan nasabah lainnya karena kebutuhan mereka akan pinjaman tersebut kurang dari Rp500 000. Banyak nasabah yang melakukan pinjaman kurang dari Rp500 000 adalah sebesar 26 dari total nasabah yang menjadi responden. Nominal yang paling sering dipinjam oleh nasabah yaitu antara Rp500 000 sampai Rp1 000 000 dengan persentasi sebesar 49, sedangkan nominal yang paling jarang dipinjam nasabah yaitu pinjaman antara Rp1 000 000 sampai dengan Rp1 500 000 dengan persentasi hanya sebesar 4. Diagram lengkap mengenai penyebaran besar pinjaman pada nasabah LKM- A Berkah disajikan pada Gambar 14 berikut.