26
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunakan Microsoft Excel Microsoft Office 2007, Software SPSS 16, dan Minitab 15. Analisis
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik nasabah LKM-A Berkah, untuk
mengetahui keterkaitan antara karakteristik dengan frekuensi peminjaman dianalisis menggunakan metode Pearson Chi-Square sedangkan untuk
menganalisis tingkat kepuasan nasabah LKM-A Berkah menggunakan metode Importance Performance Analysis IPA dan Consumer Satisfaction Index CSI.
Analisis Deskriptif
Menurut Nazir 2009, analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Pekerjaan peneliti
bukan hanya memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan
makna dan implikasi dari hipotesis-hipotesis.
Analisis Rasio Keuangan
Metode analisis kinerja keuangan yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis ini membutuhkan data neraca dan perhitungan sisa hasil usaha
SHU. Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan LKM-A Berkah dengan pendekatan akuntansi.
Mardiyanto 2009 menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan peralatan untuk memahami laporan keuangan, khususnya neraca dan laba-rugi.
Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio keuangan oleh lembaga investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Rasio keuangan yang
digunakan mencakup rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas rentabilitas. Rasio Likuiditas
Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah hutang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Menurut
Evans dalam Harmono 2009, menyatakan bahwa rasio likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek.
Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi hutang jangka pendek semakin tinggi pula. Dimensi konsep likuiditas yang akan dilakukan pada
penelitian ini mencakup current ratio, cash ratio, dan net working capital to total assets rasio. Dimensi konsep likuiditas tersebut mencerminkan ukuran-ukuran
kinerja manajemen ditinjau dari sejauh mana manajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai dari hutang lancar dan saldo kas perusahaan.
Berikut ini merupakan rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Rasio Lancar Current Ratio
2. Rasio Kas Cash Ratio
27
Rasio lancar yang tergolong baik memiliki standar perbandingan 200 2:1 antara nilai kas dengan kewajiban lancar. Berbeda dengan rasio lancar,
semakin tinggi nilai rasio kas akan semakin baik bagi suatu perusahaan Kasmir 2011.
Rasio Solvabilitas Rasio Hutang
Solvabilitas atau leverage digunakan untuk mengukur dua hal, yaitu untuk mengukur proporsi hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai
investasi, dan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang. Hutang pada prinsipnya menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh
tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang dibayarkan. Menurut Mardiyanto 2009, diperlukan kehati-hatian dalam menafsirkan angka
rasio hutang. Angka rasio hutang yang tinggi mencerminkan dua keadaan sekaligus, yakni kemungkinan menguntungkan jika ekonomi membaik dan
merugikan jika ekonomi memburuk. Dalam penelitian ini, rasio hutang yang dihitung adalah debt to total asset ratio dengan cara sebagai berikut :
1.
Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta Debt to Asset Ratio
Nilai debt to asset ratio yang semakin rendah akan semakin baik bagi suatu perusahaan. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa ketergantungan
kegiatan suatu perusahaan terhadap hutang atau biaya dari luar perusahaan rendah.
Rasio ProfitabilitasRentabilitas
Profitabilitas dalam konsep keuangan sering digunakan sebagai indikator kerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen dan seringkali dipakai
untuk mengukur kesanggupan perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja fundamental perusahaan diwakilkan melalui dimensi profitabilitas. Perusahaan
memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi
hutang perusahaan Harmono 2005. Untuk menghitung rasio rentabilitas ini dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Rasio Pengembalian Modal Return on Equity
2. Rasio Laba Operasi atas Total Investasi Return on Investment
Nilai ROE ideal bagi suatu lembaga perbankan adalah sebesar 12
5
, sedangkan untuk nilai rasio ROI akan semakin baik apabila nilai dari rasio tersebut semakin besar.
5
Sutaryono, Paul. 2006. Analisis Perbankan. [terhubung berkala] http:www.unisosdem.orgarticle diakses 8 Maret 2013
28
Hasil perhitungan dari nilai rasio-rasio ini nantinya akan menunjukkan seberapa baik kinerja keuangan dari sebuah perusahaan maupun lembaga keuangan.
Uji Pearson Chi-Square
Uji Pearson Chi-Square merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar dua variable atau lebih. Dalam penelitian ini, uji
Pearson Chi-Square akan digunakan untuk melihat bagaimana keterkaitan antara karakteristik nasabah dengan frekuensi peminjaman di LKM-A Berkah. Uji
Pearson Chi-Square dilakukan dengan cara menghitung nilai Pearson Chi-Square masing-masing karakteristik menggunakan rumus berikut.
Keterangan: O = nilai observasi
E = nilai pengamatan X
2
= Nilai p-value Hipotesis:
H0 = variabel x dan frekuensi peminjaman saling bebas tidak ada hubungan H1 = variabel x dan frekuensi peminjaman tidak saling bebas ada hubungan
Suatu variabel dikatakan memiliki hubungan signifikan apabila p-value kurang dari nilai derajat bebas p-value df. Pada penelitian ini, nilai derajat
bebas yang digunakan adalah 10 atau sebesar 0.1. Pengujian Kuisioner
Dalam penelitian ini telah disusun kuisioner yang atribut pelayanannya telah diukur terlebih dahulu untuk mengukur validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Atribut pelayanan tersebut digunakan untuk mencari tahu seberapa besar tingkat kepuasan nasabah terhadap LKM-A Berkah.
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur Umar 2003. Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa
kuat suatu alat analisis melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan untuk mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari jawaban
masing-masing pertanyaan dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil semua penjumlahan skor pertanyaan.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Keterangan: = Koefisien korelasi product moment antara x dan y
X = Skor pernyataan setiap nomor
y = Skor total
29
n = Jumlah responden Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik
tabel korelasi r. 1. Jika r hitung
r tabel, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid.
2. Jika r dihitung r tabel, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur
tersebut tidak valid. Apabila dalam pengujian ini terdapat atribut yang tidak valid, maka butir
atribut tersebut akan dikeluarkan, kemudian proses analisis diulang untuk atribut pertanyaan yang valid saja.
Uji Reliabilitas
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi dari suatu
ukuran atau alat penukur Nazir 2009. Definisi lain menurut Umar 2003 mengenai reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari menggunakan teknik alpha cronbach berikut :
Keterangan : = reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah ragam butir = Ragam total
Hasil dari alpha cronbarch dapat dikatakan reliable apabila lebih dari 0.60. Pada nilai tersebut variable dikatakan baik dan layak untuk diteliti Nugroho
2005. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja
Importance Performance Analysis
Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan LKM-A Berkah. Analisis IPA digunakan untuk mendapatkan tingkat
kepuasan nasabah dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dengan pilihan jawaban mengacu pada skala Likert.
Pada tingkat kinerja, pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah yang diberi angka satu sangat tidak puas, sampai paling tinggi diberi
angka lima sangat puas diwakili huruf X. Begitu juga dengan tingkat kepentingan, pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah diberi
angka satu sangat tidak penting, sampai paling tinggi diberi angka lima sangat penting. Berikut ini merupakan tabel penilaian kinerja dan kepentingan
konsumen dengan menggunakan skala Likert.
30
Tabel 5 Pengukuran kinerja dan kepentingan konsumen menggunakan Skala Likert
a
Skor Kinerja
Kepentingan
Skor 1 Sangat Tidak Puas
Sangat Tidak Penting Skor 2
Tidak Puas Tidak Penting
Skor 3 Cukup Puas
Cukup Penting Skor 4
Puas Penting
Skor 5 Sangat Puas
Sangat Penting
a
Sumber: Nazir 2003
Nilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari masing-masng atribut yang telah ditetapkan dapat diperoleh dengan mengalikan skor pada masing-
masing skala dengan jumlah jawaban responden yang memilih pada skala tersebut. Nilai hasil masing-masing perkalian dijumlahkan, maka akan didapatkan
skor total penilaian tingkat kepentingan
dan tingkat kinerja untuk
masing-masing atribut. Adapun rumus untuk mengetahui rata-rata skor dari masing-masing atribut
untuk kinerja dan rata-rata skor masing-masing artibut untuk kepentingan adalah sebagai berikut :
Keterangan : n
= Jumlah responden = Jumlah skor rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i
= Skor rata-rata tingkat penilaian kepentingan untuk atribut ke-ir Hasil perhitungan dengan menggunakan metode IPA di atas, selanjutnya
dibuat diagram kartesius yang menunjukkan atribut-atribut dari pelayanan LKM- A yang telah memenuhi kepentingan konsumen. Diagram tersebut dibagi menjadi
empat bagian yang berpotongan dengan dua garis lurus pada titik x,y. Masing- masing bagian diatasi oleh dua buah garis yang berpotongan lurus di titik a,b.
titik tersebut diperoleh dari rumus berikut :
Keterangan : a = Batas sumbu x
b = Batas sumbu y k = Banyaknya atribut yang diteliti
Hubungan antara tingkat kinerja x dan kepentingan y yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh diagram Importance Performance Analysis
IPA. Berdasakan perbandingan atribut-atribut pelayanan LKM-A Berkah yang
31
ada, m aka dapat diketahui atribut mana yang belum dapat memenuhi kebutuhan nasabah LKM-A Berkah. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi bagi LKM-A
Berkah untuk melakukan strategi organisasi berdaaarkan atribut yang belum dapat memenuhi kepentingan nasabah tersebut.
Indeks Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Index
Model Consumer Satisfaction Index CSI atau Indeks Kepuasan Pelanggan merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan
ansabah secara menyeluruh berdasarkan atribut-atribut yang telah ditentukan. Dixon 1991 manyatakan bahwa ada lima langka perhitungan Custumer
Satisfaction Index, yaitu :
1. Menentukan Mean Importance Score MIS dan Mean Satisfaction Score MSS. Nilai ini berskala dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja.
Keterangan : n = Jumlah responden
= Nilai kinerja atribut ke-i = Nilai kepentingan atribut ke-i
2. Membuat Weight Factors WF adalah fungsi dari Mean Importance score MIS atau nilai rata-rata tingkat kepentingan MIS masing-masing atribut
yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score MIS untuk seluruh atribut yang diuji.
3. Weight Score WS adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score MSS dikali dengan Weight Factors.
4. Weight Average Total WAT adalah fungsi dari total Weight Score WS atribut ke-1
hingga ke 1 .
5. Customer Satisfaction Index merupakan nilai dari Weight Average WA dibagi dengan Highest Scale HS atau yang dinyatakan dalm bentuk persen.
Skala maksimim diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Dalam penelitian ini skala
maksimum yang digunakan adalah lima.