Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian Multikolinearitas

2. Jika nilai Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.45167953 Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .055 Negative -.089 Kolmogorov-Smirnov Z .872 Asymp. Sig. 2-tailed .433 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Pengambilan keputusan: Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa Asymp. Sig 2-tailed adalah 0,433 dan diatas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regrasi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak Universitas Sumatera Utara terjadi heteroskedastisitas Situmorang, et al, 2010: 100. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pancar yaitu grafik yang merupakan diagram pancar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. 1. Model Grafik Hipotesis: 1. Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika diagram pancar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Gambar 4.9 Scatterplot Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.9 dapat dilihat diagram pancar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan: 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas 2. Jika nilai signifikan 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.446 1.573 -.284 .777 Bentuk -.015 .066 -.024 -.231 .818 Keistimewaan .110 .075 .151 1.458 .148 Kualitas_kinerja .039 .069 .058 .561 .576 Daya_tahan .000 .061 .000 .004 .997 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

3. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu Universitas Sumatera Utara adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar independen. Tabel 4.10 Cofficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.041 1.463 4.512 .000 Bentuk .420 .104 .370 3.854 .000 0.987 1.013 Keistimewaan .112 .118 .111 1.496 .232 0.992 1.008 Kualitas_kinerja .240 .107 .035 2.364 .035 0.992 1.008 Daya_tahan .256 .096 .282 2.812 .005 0.987 1.013

a. Dependent Variable: Brand_image Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah

Hasil pengujian: Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikol adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF 5 maka variabel ada masalah multikol, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikol, dan jika tolerance 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikol. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikol dalam penelitian ini.

4.2.4 Analisis Regresi Berganda