Definisi Operasional

1.6. Definisi Operasional

  Dalam penelitian ilmiah, definisi operasional digunakan untuk menjadi batasan dalam membahas objek penelitian serta menjadi dasar dalam pengumpulan data sehingga tidak terjadi kerancuan terhadap data yang dikumpulkan. Secara praktis, definisi operasional digunakan untuk mencegah terjadinya bias dalam mengartikan suatu ide atau menyampaikan maksud dalam bentuk tertulis. Adapun definisi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah definisi dari ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maupun melalui instrumen hukum internasional yang terkait. Definisi tersebut yaitu:

  1. Perdagangan Internasional adalah pertukaran barang dan jasa berupa ekspor dan impor antar negara yang mempengaruhi perekonomian dunia, di mana harga atau penawaran dan permintaan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi global. Dalam penelitian ini, perdagangan internasional dibatasi oleh perdagangan barang yang dilakukan oleh negara-negara anggota WTO berdasarkan ketentuan GATT dan WTO serta instrumen-intrumen internasional

  2. Ekspor adalah salah satu fungsi perdagangan internasional dimana barang atau jasa yang diproduksi di suatu negara dikirim ke negara lain untuk dijual di dalam pasar domestik negara lain tersebut dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara yang melakukan ekspor. Dalam penelitian ini, perdagangan internasional dibatasi oleh perdagangan barang yang dilakukan oleh negara-negara anggota WTO berdasarkan ketentuan GATT dan WTO serta instrumen-intrumen internasional terkait lainnya.

  3. Impor adalah salah satu fungsi perdagangan internasional dimana suatu negara membeli produk barang atau jasa yang diproduksi oleh negara lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi dalam negara pengimpor. Dalam penelitian ini, perdagangan internasional dibatasi oleh perdagangan barang yang dilakukan oleh negara-negara anggota WTO berdasarkan ketentuan GATT dan WTO serta instrumen-intrumen internasional terkait lainnya.

  4. Dispute Settlement System adalah pilar utama dari sistem perdagangan internasional 35 berupa mekanisme yang efektif untuk menegakkan

  kewajiban negara anggota WTO melalui peyelesaian sengketa perdagangan internasional sehingga dapat meningkatkan nilai praktis dari komitmen perdagangan internasional yang telah disepakati dalam

  suatu perjanjian internasional 36

  35 “Understanding the WTO: Settling Disputes (A Unique Contribution)”, http:www.wto.orgenglishthewtoewhatis_etif_edisp1_e.htm , diakses tanggal 26 Agustus 2014.

  36 “Dispute Settlement System Training Module: Chapter 1 Introduction to the WTO

  http:www.wto.orgenglishtratopedispu_edisp_settlementcbt

  5. Dispute Settlement Body (DSB) adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan peraturan dan prosedur terkait dengan perdagangan internasional kecuali ditentukan lain dalam perjanjian tertutup, ketentuan hasil konsultasi dan ketentuan penyelesaian sengketa perjanjian tertutup, serta berwenang untuk membentuk Panel DSB, Adopt Panel dan Appellate Body, melakukan pengawasan pelaksanaan putusan dan rekomendasi, dan wewenang penangguhan konsesi dan

  kewajiban lainnya berdasarkan perjanjian tertutup 37 .

  6. Sengketa Perdagangan Internasional adalah sengketa yang timbul apabila salah satu negara anggota WTO mengadopsi kebijakan perdagangan internasional atau mengambil beberapa tindakan terkait perdagangan internasional yang dianggap oleh negara anggota WTO lain melanggar perjanjian WTO, atau kegagalan negara anggota WTO

  dalam melaksanakan kewajiban perdagangan internasional 38 .

  7. Retaliasi adalah tindakan pembalasan yang merupakan konsekuensi final, bersifat diskriminatif, dan paling serius hanya bagi negara anggota WTO yang tidak melaksanakan putusan Panel DSB berupa penangguhan konsesi dan kewajiban lainnya yang dalam pelaksanaannya diterapkan secara selektif oleh salah negara anggota satu terhadap yang lain serta membutuhkan persetujuan terlebih

  dahulu oleh DSB 39 .

  37 DSU, Pasal 2.

  38 “Understanding the WTO: Settling Disputes (A Unique Contribution)”, http:www.wto.orgenglishthewto_ewhatis_etif_edisp1_e.htm , diakses tanggal 26 Agustus

  39 “Dispute Settlement System Training Module: Chapter 6 The Process - Stages In A Typical WTO Disputes Settlement Case,” http:www.wto.orgenglishtratop_edispu_edisp

  8. Anti dumping adalah tindakan yang dilakukan oleh negara anggota terhadap produk yang diekspor oleh negara anggota lain apabila

  berdasarkan hasil investigasi 40 produk tersebut dijual dalam pasar domestik negara anggota pengimpor dengan harga kurang dari harga

  normal dari produk tersebut atau dengan harga yang lebih rendah dari harga apabila produk tersebut dijual di dalam negeri negara anggota pengekspor yang menyebabkan kerugian atau ancaman kerugian bagi negara pengimpor atau menghambat industri dalam negeri negara

  anggota pengimpor 41 .