METODOLOGI PENELITIAN Tayangan Little Krisna dan pemenuhan kebutuhan akan hiburan” (Studi Korelasional tentang Hubungan Tayangan Little Krisnadi MNCTV terhadap Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan di Kalangan Masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Medan. Kota ini merupakan ibukota propinsi dari salah satu wilayah di Indonesia , Sumatera Utara. Medan memegang urutan ketiga kota terbanyak penduduknya di Indonesian setelah Jakarta dan Surabaya. Medan berdiri sebagai sebuah propinsi secara resmi pada tanggal 1 Juli 1590, dengan luas area 265,10 km2 dan jumlah penduduk yang mendiami wilayah ini sebanyak 2.392.922 jiwa 2003. Kota Medan awalnya dimulai dari sebuah kampung yang berada di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, yang disebut dengan Kampung Medan. Disebutkan Guru Patimpus lah memulai kampung tersebut pada tahun 1590-an. Beberapa catatan menyatakan, salah satunya adalah catatan Portugis di abad 16, bahwa nama Medan berasal dari kata Meidina, sebuah kota suci di negara Saudi Arabia. Catatan yang lain menyatakan bahwa Medan berasal dari bahasa India, yaitu Meiden. Medan mulai mengalami pembangunan sejak pemerintahan kolonial Belanda membuka perkebunan tembakau di Tanah Deli ini pada tahun 1860-an. Sejak itulah Medan berkembang terus dan segera menjadi pusat pemerintahan, kegiatan perdagangan di Indonesia bagian Barat. Pada tahun 1915, Medan menjadi ibukota Propinsi Sumatera Utara. Sejarah kedatangan orang India ke Indonesia dimulai dari pembukaan perkebunan tembakau di tanah Sumatera Deli pada tahun 1863. Sultan Deli yang Universitas Sumatera Utara bernama Sultan Mahmud Perkasa Alam 1858 - 1873 yang memerintah saat itu mempunyai gagasan untuk masuknya penanam modal besar asing di perkebunan ini. Kedatangan peminat-peminat Belanda ke tanah Deli ketika itu adalah berkat peran dari Sayid Abdullah Ibn Umar Bilsaqih. Orang ini adalah seorang pemilik kapal yang dia sendiri menjadi nakhodanya. Kapal dari habib yang keturunan Arab kelahiran Surabaya ini suatu kali karam, dan kemudian ia berkenalan dan bertemu dengan Sultan Deli. Tak lama ia pun berhasil menikahi dengan adik perempuan Sultan. Pribadinya menarik perhatian Sultan. Abdullah pun diangkat menjadi penasihat Sultan yang kelak memberi pengaruh kepada Sultan menjadi sangat terbuka kepada pihak Belanda. Abdullah, seorang yang sudah berpengalaman di banyak tempat yang dilaluinya, melihat bahwa Tanah Deli sangat cocok dengan perkebunan tembakau. Namun yang diperlukan adalah modal yang cukup besar. Maka Sultan menugaskan Abdullah untuk menarik minat penanam modal di Jawa. Ia pun berhasil membangkitkan minat para pengusaha Belanda. Maka pada Mei 1963, tiga orang wakil Belanda dari perusahaan yang berbeda kemudian datang meninjau tanah Deli. Salah satunya adalah Jacobus van Nienhuys yang waktu itu sedang bekerja pada perusahaan Van den Arend dengan Jawa Timur. Pada saat itu keadaan politik di kesultanan Deli tidaklah aman. Sayid Abdullah sendiri kemudian pro dengan Raja Abidin, yang kala itu bersengketa dengan Sultan. Sayid Abdullah balik menentang politik pro-Belanda serta Sultan Mahmud. Keadaan ricuh ini kemudian menyurutkan para pengusaha Belanda untuk mengembangkan usahanya di Tanah Deli. Universitas Sumatera Utara Van Nienhuys yang bertahan di Deli, setelah yang lainnya kembali ke Jawa, mencoba untuk membuka kebun percobaan dengan modalnya. Persoalan utama yang dihadapi adalah tenaga-tenaga kerja. Etos kerja yang diperlihatkan oleh petani Melayu dan Batak serta sistem borong yang diterapkan di Jawa sama sekali tidak membuahkan hasil yang memadai. Maka, pergilah Van Nienhuys ke Pulau Penang. Pertemuannya dengan seorang Haji yang berasal dari Jawa di sana berhasil membawa Haji dengan beberapa puluh pekerja ke Tanah Deli. Namun selanjutnya pak Haji disibukkan dengan kegiatan berdakwa. Walau demikian, saat itu perkebunan Van Nienhuys berhasil dengan panen pertamanya yang cukup menggembirakan. Pada tahun 1865, Van Nienhuys pindah ke rumah seorang Melayu, di pinggir Sungai Deli. Pada saat itu pula Sultan Mahmud memberi kesempatan kepadanya untuk membeli tanah langsung kepada rakyat. Maka ia pun mengembangkan usahanya dengan 88 orang Tionghoa dan 23 orang Melayu di sekitar kediamannya di tepi Sungai Deli. Namun dia memerlukan lebih banyak modal, yang kemudian ditolak oleh perusahaannya yang terdahulu. Van Nienhuys berhasil mengajak 2 pengusaha Belanda pada 1870 ketika dia berada di Nederland, yang kelak bersama membangun peursahaan tembakau di Tanah Deli. Sepulangnya ke Tanah Deli di membeli rumah di Kampung Mabar. Dan ketika itu pula ia mendapat konsesi tanah yang terletak di antara Sungai Deli dan Sungai Percut, memanjang dari Kampung Mabar hingga Deli Tua, untuk jangka waktu selama 99 tahun. Dengan penambahan 800 orang kuli Tionghoa, produksi tembakau meningkat. Modal perusahaan bertambah. Hal ini menimbulkan animo sebuah Universitas Sumatera Utara bank Belanda untuk menanamkan modalnya di perkebunan tembakau tersebut, yang kelak dikenal dengan ‘Deli Maatschappij”. Hal ini memberikan dampak kepada kebutuhan akan pekerja yang lebih banyak. Pemasokan pekerja ke Tanah Deli dari Semenanjung Malaysia menimbulkan masalah dengan kepentingan Inggris saat itu di sana. Maka didatangkanlah dari Penang dan Singapura, melalui perantara atau makelar dengan segala cara, termasuk dengan pura-pura mengajak ke semenanjung Malaysia tapi malah menuju Tanah Deli. Maka termasuklah di sana pekerja-pekerja India yang identitasnya diseragamkan dengan sebutan Keling. Maka pada waktu inilah, yaitu tahun 1873, pertama kali sejarah pekerja India tiba di Tanah Deli,dengan jumlah 25 orang kuli Tamil. Menurut catatan E.A Hallewijn “ Geographische en Ethnoraphische Gegevens Betreffende het Rijk van Deli”, 1976, hal 152, bahwa jumlah penduduk suku Keling dan Arab di tahun 1874 berjumlah 459 orang. Sementara orang Eropa berjumlah 70 orang. Suku Tionghoa sudah berjumlah 4476 orang pada saat itu. Suku Jawa berjumlah 316 orang dan suku Rao dari Sumbar berjumlah 479 orang. Mereka bekerja di 13 perkebunan tembakau yang beroperasi di Tanah Deli. Pada tahun1875, kuli Tamil dan pribumi Jawa sudah berjumlah 1000 orang. Hubungan antara Deli dan Penang sangat lancar dengan datangnya kapal uap 2 kali seminggu. Perusahaan British India, Steam Navigation Company juga membuka rute Madras dan Kalkuta ke Singapura dan menyinggahi Deli, Siak dan Riau yang sangat memarakkan perdagangan. Tenaga-tenaga pekerja dari India pun mengalir ke daerah ini. Pada era ini, perusahaan Belanda terus mendapat keuntungan besar. Tercatat bahwa sejak tahun 1864 hingga tahun 1900, perusahaan tembakau Universitas Sumatera Utara Belanda meraih keuntungan sebesar f 662.000.000, di atas perkebunan seluas 34.000 tapak perkebunan yang berjumlah 166 buah. Peristiwa itu menimbulkan tindakan yang semena-mena dari perusahaan terhadap para pekerja. Ditambah lagi Sultan Deli yang cenderung melindungi Belanda. Pemberontakan terjadi, termasuk oleh para pekerja yang sering membuat ulah dan kericuhan akibat perlakuan yang kurang manusiawi. Untuk menghadapi serta mencari jalan keluar, maka pada Juli 1880 terbentuklah “Peraturan Perburuhan”, yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda yang dikenali dengan “Koelie-Ordonanntie”. Di dalam peraturan inilah disebutkan istilah “koeli” artinya adalah pengambil upah, yang berasal dari bahasa Tamil India dengan ejaan Inggris “cooli”. Para pekerja perkebunan yang sering disebut dengan kuli, dibagi tugasnya menurut karakteristik etnisnya. Pengusaha perkebunan menilai bahwa tiap-tiap suku mempunyai kepandaian dan keahlian tersendiri. Kuli Jawa diberi tugas unuk pekerjaan cangkul dan petik. Mereka lihai untuk memetik 4 daun dari bawah yang merupakan daun berharga dalam bisnis ini. Kuli Batak dan kuli dari suku Bawean terkenal sebagai tukang yang membuat bangsal tempat pengeringan tembakau, barak-barak dan bangunan lainnya.Sementera itu, orang-orang dari suku Cina, dipercayakan sebagai pekerja untuk menanam, mulai dari penyemaian selama 40 hari. Mereka juga bertugas untuk memelihara tanaman seperti menyiram dan mencari ulat. Aditia, hal 77- 78. Suku Tamil dipekerjakan sebagai kuli transport. Ada yang sebagai supir kereta lembu dan keperluan pengangkutan. Merekalah yang membawa tembakau dengan pedati lembu ke tempat pengeringan atau ketempat pengumpulan. Mereka juga sering bertugas sebagai penjaga gudang atau rumah para tuan tuan di Universitas Sumatera Utara perkebunan. Orang Tamil juga dipekerjakan untuk membangun parit dan jalan, selain membersihkan kebun. Pendapatan rata-rata para pekerja sangat bervariasi. Seorang pekerja Cina mendapatkan gaji 310 dollar per tahun, kuli Tamil memperoleh 96 dollar per tahun per orang, seorang benggali 115 dollar pertahun, mandur Jawa 258 dollar pertahun dan pekerja biasa Jawa 85 dollar pertahun. Selain sebagai kuli, sebagian di antara pendatang dari India Selatan ini membuka usaha lain. Pendatang bebas ini ada yang bekerja sebagai peminjam uang. Mereka ini disebut dengan Chettiars dan Chettis. Apabila mereka bekerja sebagai petani dan pedagang, mereka disebut dengan Vellalars dan Mudaliars. Sikhs dan Uttar Pradeshis pada umumnya bekerja sebagai peminjam uang, pedagang, tukang emas, pemerah susu. Mereka ini dilindungi oleh Sultan Deli. Selain itu tercatat bahwa pada tahun 1879, pada saat De Jawasche Bank dibuka, sejumlah Sikhs dipekerjakan sebagai petugas keamanan, pengintai di istana, di toko-toko dan juga di perkebunan. Maka muncullah pekerjaan mandor yang juga memperjual belikan pekerja yang disebut Kananga. Pekerja yang membawa istri atau orang lain harus bayar ke mandor. Pada saat kebutuhan Belanda akan susu bertambah, maka Sikhs juga membuka perusahaan susu. Perusahaan ini sukses dan membuka lapangan pekerjaan. Pada tahun 1920 , tercatat tidak lebih 2000 Sikhs datang ke Sumatera Utara untuk mencari keberuntungan. Sehingga menjelang tahun1930, sudah terdapat 5000 orang Sikhs di Sumatera Utara. Pada waktu Perang Dunia II, terjadi perubahan komposisi dan pola pemukiman orang India di Sumatera Utara. Suku Tamil yang tadinya di kebun karet dibawa ke kota. Beberapa ditawan oleh Japan of Allied Forces di Medan. Universitas Sumatera Utara Tentara Inggris yang ditawan kebanyakan adalah orang India. Jepang mengumpulkan beberapa dari mereka untuk menjadi Indian National Army. Kemudian dengan bantuan sukarelawan diterbangkan ke Myanmar untuk melawan Inggris. Sedikit yang kembali. Yang lain tinggal di Malaysia, Singapura. Pada tahun 1945, 800 anggota batalion Inggris tiba di Sumatera Utara menerima penyerahan Jepang. Kebanyakan adalah orang keturunan India. Bahkan Indonesia sempat menganggap bahwa India menyerang Indonesia. Pakistan muslim lebih diterima Indonesia. Timbul anti Hindu, yang juga mengakibatkan masyarakat Tamil pindah dari kebun ke kota Siantar, Binjai dan Medan. Pada bulan Juli 1946 setelah Indonesia merdeka, Pemerintah India mengirimkan S. Chettar, Indian Government Representative di Malaysia, untuk meneliti keberadaan orang India di Indonesia. Tak lama kemudian, pada bulan November 1946, 3500 – 4000 orang India kembali ke India dengan 2 kapal. Sampai sekarang Tamil dan Sikhs tinggal di kota-kota, bukan di perkampungan. Masyarakat Tamil di kota Medan populer disebut dengan orang Keling. Banyak dugaan mengenai asal kata Keling. Ada yang menyebutkan bahwa awalnya orang Belanda sulit menyebutkan kata Kalingga. Kalingga adalah nama kerajaan yanag rajanya disebut kaling, dimana orang yang berasal dari India selalu menyebutkan asal mereka. Kata Kalingga dilafalkan orang Belanda menjadi kelingen, dan orang pribumi menyebutnya dengan keling. Beberapa tulisan mengungkapkan bahwa sebutan orang Keling Klings, Chulias dipakai untuk orang yang berasal dari Madras, India Selatan; sedangkan orang Benggali Bengalees adalah sebutan untuk orang berasal dari India Utara; orang Sikhs untuk mereka yang dari Punjab; Orang Bombay adalah sebutan Universitas Sumatera Utara kelompok bisnis dari Bombay; orang Tamil Chettiars untuk sebutan orang-orang dari daerah lain. Namun, masyarakat Medan telah sejak lama menyebut orang yang berasal dari India dengan sebutan orang Keling. Nama Keling ini sangat populer bagi masyarakat Medan dari generasi ke generasi. Hal ini diperkuat dengan adanya kawasan yang letaknya sangat strategis dan ramai yang bernama Kampung Keling. Bagi kota Medan, kampung ini sangat identik dengan masyarakat India yang menurut sejarah merupakan tempat bermukimnya masyrakat etnis India. Menurut statistik BPS, masyarakat etnis India di Propinsi Sumatera Utara, sampai saat ini telah mencapai 65.000 jiwa. Kampung Keling menjadi sangat populer bagi masyarakat Medan maupun pengunjung kota Medan. Bukan saja karena kegiatan komersial yang mengundang banyak orang datang, tapi karena kawasan ini sangat identik dengan masyarakat etnis India yang berdomisili di sana dari generasi ke generasi. Keberadaan etnis India sejak awal sudah ditandai dengan beberapa tanda- tanda fisik yang berada di kawasan ini. Etnis India di Medan, walaupun telah mengalami banyak perubahan, di awal kedatangan mereka sejak 1873, pada umumnya beragama Hindu. Satu hal yang sangat dihargai dari Pemerintah Kolonial Belanda adalah memberikan kebebasan bagi pemeluk agama masing2 untuk membangun rumah ibadahnya. Demikian yang terjadi di Kampung Keling, dimana masyarakat Hindu memiliki kepercayaan bahwa dikawasan tempat tinggal mereka bangunan ibadah kuil adalah bangunan terpenting, dan merupakan banguna pertama yang harus dibangun pertama kali. Universitas Sumatera Utara Maka untuk pertama kali di tahun 1884, sebelas tahun sejak orang India menjejakkan kakinya di Tanah Deli, dibangunlah Kuil Shri Mariamman di tempat yang sekarang dikenal dengan Kampung Keling. Kuil ini masih menjadi kuil Hindu terbesar di kota Medan. Delapan tahun kemudian, tahun 1892, dibangunlah kuil kedua yaitu Kuil Shri Subramaniam Nagarattar. Dan kuil ketiga yaitu Kuil Shri Kaliamman dibangun pada tahun 1905. Ketiganya telah memberi makna pada masyarakat Tamil di kawasan. Catatan Tata Kota Medan, mencantumkan bahwa beberapa nama jalan di kawasan ini diberi nama-nama yang berasal dari India. Nama kota di India ,nama pemimpin India, nama kerajaan Hindu dan rajanya, bahkan nama candi Hindu dipakai di dalam kawasan. Seperti misalnya, jalan utama yang berada di kawasan ini awalnya diberi nama Jalan Calcutta Jl. Zainul Arifin sekarang. Kuil Shri Mariamman berada di sudut pertemuan Jalan Calcutta dan dan Jalan Nehru sekarang Jl. Teuku Umar. Beberapa jalan di dalam kawasan diberi nama Jalan Kalingga, Jalan Erlangga, Jalan Tumapel, Jalan Kediri, , Jalan Muara Takus, Jalan Taruma, Jalan Candi Biara, Jalan Candi Kalasan, Jalan Candi Borobudur, Jalan Candi Prambanan, Jalan Candi Mendut dan Jalan Candi Kalasan. Beberapa kegiatan yang masih berlangsung hingga saat ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan agama Hindu. Acara hari raya Tamil Deepavali, Thaipusam, dan berbagai adat istiadat seperti perkawinan, dan lain-lain secara teratur dilaksanakan di Kampung keling, khususnya di Kuil. Penelitian dilakukan dalam suatu lingkup yang dikenal dengan kawasan Kampung Keling. Kampung Keling adalah sebuah penamaan kawasan karena masyarakat primernya adalah masyarakat Tamil yang sering disebut Keling. Universitas Sumatera Utara Walaupun beberapa area di luar lingkup masih termasuk dalam kawasan, menurut sejarahnya, peneliti menetapkan lingkup kawasan adalah sebelah Utara berbatas dengan Jalan Guru Patimpus, sebelah Selatan dengan Jalan RA Kartini, sebelah Timur dengan Jalan Teuku Umar, dan sebelah barat dengan Jalan S. Parman. Kawasan ini memang sangat kental dengan budaya India Hindu walaupun terdapat pula etnis lain diluar etnis tamil seperti Cina dan Batak yang mendiami kawasan penelitian yakni kampung Keling. III.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode koresional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel yang lain Rakhmat, 2004 : 27. Dalam hal ini adalah motivasi konsumsi tayangan Little Khrisna di MNC TV terhadap peningkatan pengetahuan keagamaan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berarti tidaknya hubungan itu. III.3 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Madras, Jl.Zainul Arifin, Medan karena kampung Madras merupakan tempat tinggal bagi mayoritas masyarakat Tamil India dan di lokasi ini juga terdapat Kuil Shri Mariaman yang merupakan tempat ibadah masyarakat Hindu India. Universitas Sumatera Utara III.4 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti. Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian Bungin, 2001 : 101. Populasi dalam penelitian ini adalah para warga kelurahan Kampung Madras yang terletak di kawasan Jl. Zainul Arifin Medan, yaitu warga masyarakat yang berusia antara 9-12 tahun yang berjumlah 141 orang data Kelurahan Madras 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan cara tertentu Nawawi, 2001 : 144. Dalam buku yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Arikunto 2002 : 120, sampel adalah gambaran sebahagian karakter dan mewakili sebagian populasi dan tidak bias memiliki kesempatan yang sama, valid atau tidak dipengaruhi oleh waktu dan biaya. Adapun menentukan jumlah sampel maka digunakan pendapat Arikunto, yaitu tingkat populasi besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil 10 – 15 atau 20 – 25 , tetapi jika kurang dari 100 orang maka seluruh pupulasi dijadikan sampel Arikunto, 2002:20. Peneliti mengambil sampel sebanyak 25 dari populasi. Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak: Universitas Sumatera Utara n = 141x25 = 35 orang. Selanjutnya setelah melihat jumlah populasi yang terdiri dari beberapa kelas, yakni Lingkungan I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, dan X. Agar sampel penelitian dianggap representatif maka dalam penarikan sampel digunakan rumus sebagai berikut: n 1 x n N Keterangan : n 1 = Jumlah responden tiap kelas n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Tabel III.1 Sampel penelitian Lingkungan Populasi Penarikan Sampel Sampel Lingkungan I 12 141 35 12 x 3 Lingkungan II 14 141 35 14 x 4 Lingkungan III 9 141 35 9 x 2 Lingkungan IV 11 141 35 11x 3 Lingkungan V 9 141 35 9 x 2 Lingkungan VI 16 141 35 16 x 4 Lingkungan VII 7 141 35 7 x 2 Lingkungan VIII 13 141 35 13x 3 Lingkungan IX 24 141 35 24 x 6 Lingkungan X 26 141 35 26x 6 Total 141 35  n Universitas Sumatera Utara III.5 Teknik Penarikan Sampel 1. Purposive Sampling Pengambilan sampling dengan tekhnik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2006:154. Adapun Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Kelompok Tamil India yang beragama Hindu dan tinggal di wilayah Kampung Madras dan berusia antara 9-12 tahun. 2. Pernah menonton tayangan Little Khrisna di MNC TV .

2. Accidental Sampling

Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Tehnik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan umum di mana semua orang mengetahuinya Kriyantono, 2006:156. III.6 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Kepustakaan Library Research

Teknik penelitian yang dilakukakan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan Field Research

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner. III.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam beberapa bentuk penyajian yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singrimbun, 2006 : 266.

2. Analisis Tabel Silang

Merupakan salah satu tekhnik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 2006 : 273.

3. Uji Hipotesis

Yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus Korelasi Rank-Order Spearman’s Rho Rank-Order Correlations Kriyantono, 2006: 174-175: rho = 1-   1 6 2 2   N N d Di mana : Rs rho = koefisien korelasi rank order Angka 1 = angka satu ; yaitu bilangan konstan Angka 6 = angka enam ; yaitu bilangan konstan d = perbedaan antara pasangan jenjang  = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut Rachmat Kriyantono, 2006 : 168-169. Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20-0,39 : Hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90 :Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n0, digunakan rumus t test pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut Kriyantono, 2006:175: Universitas Sumatera Utara t = 2 1 2 r n   Keterangan: t = nilai t hitung Rsrho = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel Jika t hitung t tabel , maka hubungannya signifikan Jika t hitung t tabel , maka hubungannya tidak signifikan Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus Kriyantono, 2006:178: Kp = r s 2 x 100 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 32 115

Blackberry Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan)

1 46 100

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Hiburan Di Masyarakat (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV Terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan)

1 34 108

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Program “Asal Usul” Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos (Studi Korelasional Tentang Program “Asal Usul” di Trans7 dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos di Kalangan Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Polonia Kota Medan)

1 23 156

Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat Di Rcti Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat di RCTI dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu

3 55 106

Tayangan Sinetron India terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan ( Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Serial Sinetron India di ANTV terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan pada Ibu Rumah Tangga di Graha, Dusun V, Tanjung Anom )

7 70 131

HUBUNGAN ANTARA MOTIF MENDENGARKAN SIARA RADIO DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI DAN HIBURAN.

0 0 2

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 0 17

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 1 12