besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat
media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun.
Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan
tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan Saverin, 2007:363.
II.3 Motif Penggunaan Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-
alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media
berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi
terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik media cetak
ataupun elektronik. Keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu
kewaktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. Misalnya motif seseorang
menonton tayangan Little Khrisna adalah untuk menghibur diri motif tunggal,
Universitas Sumatera Utara
namun dapat juga sekaligus sebagai pengisi waktu luang motif bergabung. Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorang, maka intensitas
tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya Ardianto, 2004:87.
Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1 motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi
kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, istirahat. 2 motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasala dari lingkungan kebudayaan tempat orang
tersebut berada. Motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan menonton tayangan
film kartun. 3 motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya,
seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari Uno, 2007:3. Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut
motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam
motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berpretasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.
Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa Latin, yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam
Universitas Sumatera Utara
berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian suatu motif
adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengerahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak
tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang
bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa motivasi didefinisikan, terdapat tiga komponen
utamanya yaitu: kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya.
Dorongan, merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah. Dorongan sebagai segi kedua motivasi, berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar
dilakukan oleh seseorang. Segi ketiga motivasi adalah tujuan. Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan.
Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu Siagian, 1995:142.
Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat yang sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber – sumber lain selain
media massa. Contohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan memberi hiburan, kita mengalami goncangan batin media massa memberikan
kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan, ketenangan dan persahabatan
dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat ibadat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa media massa hanya memenuhi
Universitas Sumatera Utara
satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat bermain menurut Stephenson. Kaarle Nordenstreng menyebutkan bahwa motif
dasar untuk menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Berdasarkan aliran psikologi motivasional, William J. McGuire membagi
motif dalam dua kelompok besar, yaitu kognitif dan afektif. Motif kognitif menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk
mencapai tingkat ideasional tertentu. Sedangkan motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu Rakhmat, 2005:
207.
II.4 Film Animasi Kartun