Penilaian Kinerja Kinerja Guru 1.
17
kinerja karyawan atau pegawai pada sebuah organisasi secara umum mencakup beberapa hal diantaranya prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
serta kerja sama. Untuk lebih jelasnya, maka aspek-aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Prestasi kerja
Prestasi kerja berkaitan dengan segala sesuatu yang diperoleh karyawan atau pegawai dengan membudayakan segala potensi yang dimiliki. Prestasi kerja
dapat dilihat dari kecakapan, keterampilan, kesungguhan kerja, dan hasil kerja. Seorang pegawai yang memiliki kecakapan, keterampilan, kesungguhan kerja,
dan hasil kerja yang tinggi akan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Tinggi rendahnya kecakapan, keterampilan, kesungguhan kerja, dan hasil kerja seorang
pegawai akan mempengaruhi kinerjanya. b.
Tanggung jawab Tanggung jawab seorang karyawan atau pegawai berkaitan dengan upaya-
upaya yang dilakukan untuk menjalankan pekerjaanya. Tanggung jawab seorang karyawan dapat diukur dari pelaksanaan tugas, dedikasi yang dimiliki, serta
kemampuannya untuk bertanggung jawab terkait dengan semua pekerjaan yang dipercayakan kepadanya selama waktu berlangsung.
c. Ketaatan
Ketaatan karyawan atau pegawai berkaitan dengan disiplin yang dimilikinya dalam menjalankan pekerjaanya. Disiplin ini dilihat dari ketepatan
waktu kerja, penggunaan jam kerja, dan kepatuhan terhadap semua aturan yang berlaku dalam sebuah organisasi. Ketaatan juga berkaitan dengan sikap sopan
18
santun selama bekerja. Ada kalanya karyawan menunjukkan sikap yang kurang sopan pada saat bekerja. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator karyawan
yang kurang bertanggung jawab. d.
Kejujuran Dalam bekerja setiap karyawan dituntut untuk bersikap jujur. Kejujuran
dalam hal ini dimaksudkan dengan keikhlasan dalam melaksanakan pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
e. Kerjasama
Kerjasama merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki setiap karyawan-karyawan yang tidak mampu bekerja sama dengan orang lain
merupakaan cerminan ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
Selain aspek prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, dan kerjasama, juga terdapat beberapa aspek lainnya yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja karyawan. Hal ini disesuaikan dengan posisi atau jabatan yang dimiliki pegawai. Menurut Noeng Muhadjir 1999: 80-85 terdapat empat model
pengukuran kinerja guru. Kriteria pengukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Model STAG Standard Teacher Competence Upprasal Guide yang
mengetengahkan empat komponen yang terdiri dari tujuan, penampilan performance, evaluasi dan profesionalitas serta kemasyarakatan
19
b. Model Rob Nerris yang mengetengahkan enam komponen yang terdiri dari
kualitas personal, persiapan mengajar, perumusan tujuan, evaluasi, penampilan dikelas, dan penampilan siswa.
c. Model Oregon OCE CBTE: Oregon Collage of Education Competence
Basell Teacher Education yang mengetengahkan lima komponen, yang terdiri dari perencanaan dan persiapan kemampuan mengajar, kemampuan
hubungan interpersonal, kemampuan hubungan dan tanggung jawab profesional terhadap orang tua, kulikuler, administrasi, dan anggaran.
d. Model APKG Alat Penilaian Kinerja Guru yang telah disadur dari TPAI
Teacher Performance Assesment Instructure yang mengetengahkan lima komponen yang terdiri dari rencana pengajaran, prosedur pengajaran,
hubungan antar pribadi, standar profesional, dan persepsi siswa. Lebih lanjut, Bolla 1983: 1-11 menyatakan bahwa untuk penilaian
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dilakukan dengan menggunakan APKG Alat Penilaian Kinerja Guru, dimana APKG ini memfokuskan penilaian
terhadap kegiatan profesional guru perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja guru. Pada
penelitian ini penilaian kinerja yang digunakan adalah model APKG, hal ini mengacu pada pendapat Bolla bahwa aspek penilaian dengan model APKG
didasarkan pada kemampuan guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil
20
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2005 yang menyebutkan bahwa tugas profesionalisme guru tercermin dari kemampuan
guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut hasil penilaian. Dengan demikian,
maka dalam penelitian ini model APKG dirasa lebih sesuai untuk mengukur kinerja guru.