1. Menyampaikan berbagai informasi secara lisan dalam kalimat sederhana sesuai konteks dengan lafal Hanyu Pinyin yang tepat, yang
mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat. 2. Melakukan dialog sederhana dengan lancar dan benar, yang
mencerminkan kecakapan berkomunikasi yang santun dan tepat. Berbicara pada hakikatnya adalah kemahiran berkomunikasi lisan
yang bersifat aktif produktif dan spontan. Oleh karena itu, teknik dan prosedur penilaian kemahiran berbicara harus mengacu pada hakikat
kemahiran berbicara tersebut. Weir 1990 menyatakan ada delapan teknik yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kemahiran berbicara
ini, yaitu verbal essay, oral presentation, the free interview, the control interview, information transfer: description
of a picture sequence, information
transfer: questions on a single picture, interaction tasks, dan role play
. Dalam penelitian ini, penulis menilai siswa dengan teknik
interaction tasks. Penilaian kemahiran berbicara dengan tugas berinteraksi digunakan untuk menilai kemahiran berbicara siswa tingkat menengah,
yaitu siswa yang sudah mempunyai keberanian cukup untuk berinteraksi. Ketepatan lafal Mandarin dalam berbicara menunjukkan kemahiran siswa
tersebut dalam berbicara menggunakan hanyu pinyin.
c. Keterampilan Membaca
Kemahiran membaca dapat dibagi menjadi membaca indah, membaca pemahaman, dan membaca cepat. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Mandarin untuk satuan SMA MA, Departemen
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Nasional pada tahun 2003 mendefenisikan kemahiran membaca adalah memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog
sederhana, dengan kompetensi dasarnya untuk kelas X sebagai berikut : 1.
Membaca nyaring ujaran kata, frasa atau kalimat baik yang bertuliskan Hanyu Pinyin maupun Hanzi aksara Han, dalam wacana
tertulis sederhana secara tepat.
2. Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana secara tepat.
3. Memperoleh berbagai informasi umum, informasi tertentu dan atau
rinci dari wacana sederhana secara tepat.
Dalam penelitian ini, penulis menilai siswa dengan teknik membaca indah. Pembaca dikategorikan mahir apabila dapat membaca bersuara
dengan pelafalan, jeda, nada, dan intonasi yang tepat. Agar dapat membaca indah dengan benar sudah barang tentu pembaca harus dapat
memahami isi teks yang dibacanya. Penilaian kemahiran membaca jenis ini mudah.
d. Keterampilan Menulis
Kemahiran menulis adalah kemahiran menuangkan atau menyampaikan ide, gagasan, perasaan kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa tulis. Kemahiran menulis adalah kemahiran berbahasa yang bersifat aktif produktif tulis. Berbeda dengan kemahiran
berbahasa yang bersifat aktif produktif lisan, dalam kemahiran menulis tersedia waktu yang cukup untuk memperbaiki kesalahan berbahasa
Universitas Sumatera Utara
dengan cara mengoreksi kesalahan yang ada dalam teks tulis yang baru dibuatnya.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk satuan SMA MA, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2003
mendefenisikan kemahiran menulis adalah menguasai kosakata dari aksara Han Hanzi , dengan kompetensi dasarnya untuk kelas X sebagai berikut :
1. Menulis secara tepat.
2. Menulis Hanzi sesuai ketentuan penulisan. Berkaitan dengan ini, Weir 1990 menyatakan bahwa penilaian
kemahiran menulis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu 1 dengan tugas menulis tidak langsung; dan 2 dengan tugas menulis langsung.
Dalam penelitian ini, penulis menilai siswa dengan teknik menulis langsung. Teknik ini disebut teknik menulis langsung karena teks yang
dihasilkan benar-benar ditulis langsung oleh siswa.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Sukmadinata 2006: 72, “ Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya”. Metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai bagaimana
fungsi dari penggunaan hanyu pinyin dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian yang sesuai dengan objek permasalahan dan merupakan daerah informasi secara kualitas dan
kuantitas. Penelitian berlokasi di SMA Katolik Budi Murni 1 Medan yang beralamat di jalan Timor No. 34, Medan. Alasan penulis memilih lokasi
penelitian tersebut dikarenakan SMA Katolik Budi Murni 1 Medan baru
Universitas Sumatera Utara