EFIKASI DIRI DASAR TEORI

seseorang terhadap rencana dan usahanya. Motivasi tinggi membuat seseorang berperilaku sesuai tujuannya. Usaha yang dilakukan juga didukung kemauan untuk terus berlatih dan belajar. Motivasi tinggi juga berpengaruh pada keyakinan dan ketahanan seseorang dalam menghadapi permasalahan dan bangkit dari kegagalan. c. Afeksi Efikasi diri memberikan pengaruh pada afeksi seseorang dalam usaha pencapaian tujuan. Efikasi diri tinggi membantu seseorang mengontrol keadaan emosinya ketika dihadapkan suatu masalah atau kegagalan. Efikasi diri tinggi juga membuat seseorang mengendalikan kecemasan dan merasa yakin bahwa mampu berusaha lebih untuk mencapai keberhasilan. Ketika afeksi dikendalikan, orang tersebut mampu tetap fokus merencanakan dan melaksanakan perilaku-perilaku yang mendukung pencapaian tujuan. d. Seleksi Dalam mencapai tujuan, seseorang dihadapkan berbagai pilihan. Efikasi diri tinggi membuat seseorang mampu memilih jenis aktivitas dan lingkungan yang mendukung pencapaian tujuan. Pilihan-pilihan tersebut mengarah pada peningkatan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Proses seleksi juga muncul pada saat seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau kegagalan. Efikasi diri tinggi meyakinkan seseorang untuk tetap bertahan dan berusaha walaupun dihadapkan pada kegagalan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. EXPRESSIVE WRITING 1. Sejarah Expressive Writing

Breuer dan Freud 18951966, dalam Pennebaker 1986 menyatakan bahwa gejala histeris menghilang di saat seseorang mengungkapkan pengalamannya secara detail. Tesser, Leone, dan Clary 1978, dalam Pennebaker, 1986 mengemukakan bahwa terapi berbicara tidak mengurangi fobia pada pelajar. Pennebaker 1986 melakukan percobaan terapi menulis untuk mengurangi stress dan mengevaluasi aspek-aspek efektif mengurangi stress pada subjek penelitiannya. Terapi tersebut bernama expressive writing. Pennebaker 1999 berasumsi bahwa mengingat kembali pengalaman masa lalu membuat seseorang memroses kembali dan mengorganisasikan pikiran serta perasaannya. Proses tersebut diasumsikan memengaruhi kemampuan subjek untuk mengontrol dan memrediksi hidupnya. Pennebaker 1999 juga menyatakan bahwa keadaan fisik dan psikis seseorang menjadi lebih baik ketika mengungkapkan emosinya melalui kata-kata. Expressive Writing merupakan kegiatan menulis kejadian yang sangat emosional tanpa memerhatikan tata Bahasa Pennebaker, 1997. Metode expressive writing dikembangkan peneliti-peneliti lain berdasarkan tujuannya. King 2001 mengembangkan teknik expressive writing dengan menginstruksikan subjek menuliskan tujuan hidup mereka. Teknik ini berpengaruh positif terhadap keadaan fisik dan psikologis subjek. Lepore dan Greenberg 2002 menginstruksikan subjek menuliskan pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI relasi mereka dengan orang lain. Hasil penelitian menyatakan bahwa teknik ini berpengaruh positif terhadap suasana hati, kesehatan fisik, dan fungsi sosial. Schutte 2010 bereksperimen dengan menginstruksikan subjek menuliskan pengalaman kepemimpinan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa efikasi diri karyawan meningkat. 2. Perkembangan Expressive Writing Pennebaker 1997 mengungkapkan beberapa temuan penting terkait expressive writing. Menulis pengalaman emosional lebih memberikan pengaruh terhadap kondisi biologis, suasana hati, dan kognitif subjek dibanding merekam cerita atau menceritakannya kepada terapis. Expressive writing memiliki dua jenis topik, yaitu topik secara umum dan spesifik. Topik secara umum memberikan pengaruh yang luas terhadap subjek. Topik spesifik memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap tema penulisan. Expressive writing dilaksanakan selama 1 sampai 5 hari dalam satu minggu. Lama penulisan berkisar antara 15 sampai 30 menit dalam satu sesi. Peneliti tidak memberikan umpan balik terhadap hasil tulisan subjek. Setiap tulisan dijaga kerahasiaannya. Perbedaan karakteristik atau kepribadian subjek tidak memengaruhi hasil teknik expressive writing. Budaya, tingkat pendidikan, dan bahasa dalam penelitian tidak memengaruhi teknik expressive writing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Proses Expressive Writing Menulis mampu mengeluarkan emosi, merekonstruksi ingatan, dan menyadarkan seseorang akan suatu peristiwa Niederhoffer dan Pennebaker, 2002. Pennebaker 1999 menyatakan tiga proses expressive writing dalam meningkatkan kesehatan seseorang. Pertama, menulis membantu seseorang mengekspresikan dirinya. Kesehatan seseorang meningkat ketika mampu mengungkapkan pengalamannya ke dalam kata- kata. Kedua, menuliskan pengalaman emosional menyebabkan seseorang sadar akan kesehatannya dan berusaha mengubah kebiasaan buruk. Ketiga, menulis membuat seseorang mengubah emosi dan imajinasinya menjadi kata-kata. Proses tersebut menjadikan seseorang mampu mengorgaisasikan dan memikirkan kembali pengalaman di masa lalu. Pengintegrasikan pikiran dan perasaan mengenai pengalaman di masa lalu mengakibatkan seseorang lebih mudah membentuk cerita yang masuk akal. Orang-orang yang menuliskan ceritanya lebih mampu untuk berefleksi, terbuka, dan bijaksana. 4. Pengaruh Expressive writing Expressive writing memberi pengaruh dan manfaat pada aspek kognitif, emosional, sosial, dan biologis Klein dan Boals, 2001. Pennebaker 2004 mengungkapkan lima pengaruh expressive writing terhadap subjek penelitiannya. Lima pengaruh tersebut adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Perubahan Kognisi Expressive writing membantu subjek memberikan label, struktur, dan mengorganisasikan kembali pengalaman emosionalnya. b. Perubahan Emosi Expressive writing memicu pergolakan emosi sehingga subjek menjadi terbiasa dan mampu mengurangi perasaan pengalaman emosional. Hal tersebut membuat seseorang mampu untuk mengurangi dampak dari pikiran-pikiran yang mengelilingi pengalaman tersebut Foa Kozak, 1986. c. Perubahan Kognisi dan Emosi dalam Waktu yang Lama Expressive writing menyadarkan subjek akan persoalan-persoalan di dalam hidupnya dan tidak hanya berfokus memikirkan satu pengalaman masa lalu. Expressive writing juga memunculkan emosi di dalam tulisan. Hal tersebut mengurangi pengaruh emosi pada beban pikiran terkait topik penulisan. Pernyataan di atas didukung penelitian Klein dan Boals 2001 bahwa menulis membebaskan ingatan seseorang. d. Hubungan Sosial Pennebaker dan Graybeal 2001 menyatakan bahwa cerita mengenai pengalaman emosional tentang relasi dengan orang lain menyebabkan seseorang menjadi lebih senang untuk menceritakan pengalamannya, lebih terbuka, dan mencoba mengganti lingkungan pertemanannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Perubahan Biologis Penelitian Smyth, Stone, Hurewitz, dan Kaeli 1999 menunjukkan bahwa pergolakan emosi yang dialami seseorang setelah menulis meningkatkan proses penyembuhan pada penyakit asma dan radang sendi. 5. Manfaat Expressive Writing Pennebaker 1997 menyatakan bahwa menulis pengalaman emosional mengubah banyak perilaku. Karyawan menjadi lebih cepat mendapatkan pekerjaan baru setelah dipecat. Karyawan juga lebih sering masuk kerja. Pelajar mendapatkan nilai lebih baik. Lepore dan Greenberg 2002 mengungkapkan bahwa expressive writing memberikan beberapa pengaruh. Pasien menjadi mampu mengurangi kunjungannya ke rumah sakit Pennebaker Beall, 1986; Pennebeaker et al., 1990; Greenberg et al., 1996 dan gejala penyakit menjadi berkurang Pennebaker Beall, 1986; Greenberg Stone, 1992. Suasana hati subjek menjadi lebih baik dan gejala stress terhadap pengalaman traumatik berkurang Donnelly Murray, 1991; Lange et al., 2000. Kinerja dan fungsi fisik subjek menjadi lebih baik Spera et al., 1994; Cameron Nicholls, 1998; Smyth et al., 1999.

C. DINAMIKA HUBUNGAN VARIABEL

Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk memotivasi, berpikir, dan bertindak dalam memenuhi kebutuhan di situasi apa pun. Efikasi diri sendiri dipengaruhi oleh pengalaman seseorang di masa lalu. Secara lebih spesifik, efikasi diri sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman terkait keberhasilan. Keberhasilan di masa lalu membangun keyakinan yang kuat terhadap efikasi diri seseorang. Efikasi diri dinilai penting karena mampu meningkatkan performansi individu. Untuk meningkatkan efikasi diri, individu perlu menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan dan mampu mencapai keberhasilan. Caranya adalah dengan mengingat kembali pengalaman keberhasilan di masa lalu. Expressive writing menjadi salah satu cara untuk membantu seseorang mengingat kembali pengalaman keberhasilan di masa lalu dan mengungkapkan cerita tersebut ke dalam tulisan. Proses tersebut mampu merubah persepsi individu menjadi lebih positif melalui proses rekognisi. Ingatan terkait usaha- usaha dan keyakinan individu di masa lalu diintegrasikan dan diproses ulang. Proses tersebut membuat individu menjadi sadar aware mengenai pikiran, perasaan dan kemampuannya. Individu semakin merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan dan mampu mencapai keberhasilan di masa sekarang. Hal tersebut membuat individu menjadi lebih yakin untuk berusaha dalam proses pencapaian keberhasilan Selain tema terkait pengalaman keberhasilan di masa lalu, terdapat dua tema dalam expressive writing yang mampu meningkatkan efikasi diri individu.