kualitatif. Dalam prosesnya menuju dewasa, remaja juga mengalami pergolakan-pergolakan berupa konflik dan perubahan suasana hati.
Konflik-konflik inilah yang membuat remaja berpotensi untuk melakukan tindakan bullying, sehingga remaja yang berada pada tahap awal maupun
akhir pun memiliki potensi yang sama.
B. Perilaku Bullying
1. Pengertian Perilaku Bullying
Bullying adalah perilaku di mana terdapat usaha menyakiti
ataupun tekanan secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih lemah oleh sesorang atau sekelompok
orang yang lebih kuat Olweus, 2004. Yayasan Semai Jiwa Amini mengemukakan bahwa bullying adalah penggunaan kekuasaan yang
dimiliki untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, tidak berdaya, bahkan trauma Yayasan Sejiwa,
2008. Elliot 2005 mendefinisikan bullying adalah tindakan yang dilakukan agar orang lain merasa takut, terancam, atau setidak-tidaknya
tidak bahagia. Bullying
merupakan perilaku agresi yang dilakukan dengan sengaja. Perilaku tersebut berlangsung secara terus menerus terhadap
seseorang yang sudah menjadi incaran atau korban Papalia et al. 2007. Sears, Peplau, Taylor, 1994 mengatakan bahwa seseorang yang
mempunyai maksud dan tujuan untuk menyakiti orang lain merupakan individu agresif.
Pada saat peristiwa bullying terjadi, terdapat beberapa unsur yang terlibat. Coloroso 2007 mengungkapkan bahwa beberapa unsur yang
terlibat di dalam bullying sebagai berikut: a. Ketidakseimbangan Kekuatan
Pelaku bullying selalu lebih kuat dari korban bullying. Dengan demikian, tindakan bullying dilakukan oleh pelaku
yang memiliki kekuatan ataupun dominansi terhadap korban yang cenderung lemah dan tidak dapat melawan.
b. Kesengajaan Tindakan bullying dilakukan oleh pelaku dengan
disertai niat untuk melukai orang lain. Apabila niat atau tujuan tersebut dapat tercapai, pelaku bullying akan
memperoleh kepuasan dari luka yang dialami oleh korban. c. Pengulangan
Kepuasan maupun kesenangan yang telah dialami mengakibatkan pelaku cenderung melakukan tindakan
bullying secara berulang-ulang. Pengulangan ini terus terjadi
apabila masih terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban bullying.
d. Teror Suatu tindakan tidak menyenangkan yang ditujukan
pada korban dan terjadi berulang-ulang merupakan suatu hal yang menjadikan ancaman tersendiri bagi korban. Teror yang
dimaksud adalah ancaman itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bullying
adalah perilaku agresi secara fisik maupun psikologis yang disengaja dan dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada seseorang atau
kelompok, dengan tujuan menekan atau menyakiti sehingga korban merasa takut, terancam, atau tidak bahagia.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Bullying