Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
melaksanakan penelitian pada salah satu kelas yang menggunakan teori belajar van Hiele.
Data pretest ini akan digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut homogen. Data dari kedua kelas tersebut
juga akan digunakan untuk membandingkan antara nilai hasil belajar dan keaktifan siswa sebelum penelitian dengan nilai hasil
belajar dan keaktifan siswa setelah penelitian.
2. Selama Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan selama 16 jam pelajaran yakni 8
pertemuan yang terdiri dari 4 pertemuan di kelas eksperimen dan 4 pertemuan di kelas kontrol. Setiap pertemuan berlangsung selama 2
jam pelajaran 2 x 35 menit. Berikut ini akan diuraikan mengenai proses kegiatan belajar pada setiap pertemuan di kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Pada penelitian ini peneliti sebagai observer pertama dan
peneliti dibantu oleh Nia Christie N. L sebagai observer kedua. Guru mata pelajaran sebagai tenaga pengajar yang melakukan proses
pembelajaran menggunakan teori belajar van Hiele
di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol.
Setiap pertemuan diamati oleh observer dan di tuliskan sebagai berikut :
a. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran 1 Kelas Eksperimen
a Pertemuan Pertama Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Agustus 2014 pada jam ke 5-6 yaitu pada
pukul 10.30-12.00. Pada awal pembelajaran guru mengawali dengan mengecek kehadiran siswa dan
menanyakan siswa yang tidak hadir. Pada pertemuan ini guru menjelaskan akan membahas materi baru yaitu
kesebangunan. Guru memberikan penjelasan mengenai apa saja yang akan dipelajari dan tujuan dari
pembelajaran yang akan dilakukan dan tahapan ini sesuai dengan fase pertama yang terdapat pada fase
pembelajaran menurut teori van Hiele. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing anggota 5 orang siswa. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan apa saja macam-
macam bentuk
bangun datar
segi empat
dan menyebutkan sifat-sifat dari bangun-bangun tersebut.
Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut sesuai dengan fase kedua dan fase ketiga yang terdapat pada
fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Setelah itu guru menanyakan apa pengertian kesebangunan yang
diketahui siswa, ada beberapa siswa yang menjawab namun masih belum tepat kemudian guru memberikan
jawaban yang lebih tepat dan memberikan contoh membuktikan dua bangun yang sebangun.
Untuk mengetahui pemahaman siswa guru kemudian memberikan beberapa soal latihan dan
dikerjakan bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan guru tersebut sudah sesuai dengan fase keempat yang terdapat
pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Setelah siswa dianggap mampu memahami materi maka guru
melanjutkan dengan menjelaskan cara mencari panjang sisi
dari dua
bangun yang
sebangun. Siswa
memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika merasa tidak jelas. Setelah itu guru kemudian memberikan tugas
yang dikerjakan secara berkelompok, guru melaksanakan fase keempat. Guru berkeliling untuk membantu siswa
yang masih merasa kesulitan, kemudian guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka didepan kelas. Diakhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk
membuat rangkuman pembelajaran yang telah mereka lakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Kegiatan
yang dilakukan oleh guru tersebut sesuai dengan fase
kelima yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele.
b Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin,
18 Agustus 2014 pada jam ke 5-6 yaitu pada pukul 10.30-12.00. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengecek kehadiran siswa terlebih dahulu. Sebelum
memulai pembelajaran
guru memberitahu bahwa pertemuan hari ini guru membahas
materi tentang dua bangun yang kongruen. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan
fase pertama yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Kemudian guru memberikan
beberapa bentuk bangun data segi empat dan meminta siswa untuk mengidentifikasi bangun-bangun mana saja
yang kongruen. Setelah siswa mengelompokkan bangun yang menurut mereka kongruen kemudian guru
menanyakan apa pengertian dari kongruen. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan
fase kedua yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Siswa merasa kesulitan dalam
menjawab pertanyaan
tersebut, kemudian
guru
menjelaskan pengertian kongruen dan syarat dua bangun yang
kongruen serta
memberikan contoh
menentukannya. Untuk
menguji pemahaman
siswa guru
memberikan soal evaluasi tentang materi sebelumnya dan hari ini yang dikerjakan oleh siswa secara individu.
Dalam hal ini guru telah melaksanakan fase keempat Diakhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk
membuat rangkuman pembelajaran yang telah mereka lakukan dari awal hingga akhir. Kegiatan yang dilakukan
oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase kelima yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele.
c Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa,
19 Agustus 2014 pada jam ke 5-6 yaitu pada pukul 10.30-12.00. Guru mengawali dengan mengecek
kehadiran siswa terlebih dahulu. Pada pertemuan ini guru akan membahas materi
tentang dua bangun segitiga yang sebangun. Pertama- tama guru meminta siswa untuk menyebutkan macam-
macam segitiga. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase pertama yang terdapat
pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Kemudian guru memberikan beberapa bentuk segitiga,
guru mengajak
siswa bersama-sama
untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari segitiga-segitiga tersebut
dan meminta siswa untuk menyebutkan sifat-sifat dari bentuk-bentuk segitiga-segitiga yang diberikan. Kegiatan
yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase keduan dan fase ketiga yang terdapat pada fase
pembelajaran menurut teori van Hiele. Setelah itu guru menjelaskan cara membuktikan dua segitiga yang
sebangun, karena siswa sudah dapat menentukan dua bangun yang sebangun maka siswa tidak mengalami
kesulitan dalam menentukan dua segitiga yang sebangun. Guru melanjutkan dengan menjelaskan cara mengitung
sisi dari dua segitiga yang sebangun dan memberi soal latihan kepada siswa. Guru membantu siswa yang masih
kesulitan menghitung sisi dua segitiga yang sebangun. Guru
memberikan soal
latihan untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Setelah itu guru meminta siswa untuk maju kedepan mengerjakan soal
tersebut dipapan tulis. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase keempat yang
terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele.
Diakhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran yang telah mereka
lakukan dari awal hingga akhir. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase kelima yang
terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele.
d Pertemuan Keempat Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin,
25 Agustus 2014 pada jam ke 5-6 yaitu pada pukul 10.30-12.00. seperti biasa guru mengawali pembelajaran
dengan mengecek kehadiran siswa terlebih dahulu. Sebelum
memulai pembelajaran
guru menjelaskan bahwa pertemuan hari ini akan membahas
materi tentang dua segitiga yang kongruen, kemudian guru menanyakan apa itu kongruen?. Kegiatan yang
dilakukan oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase pertama yang terdapat pada fase pembelajaran menurut
teori van Hiele. Guru memberikan contoh menentukan dua segitiga yang kongruen dan yang tidak kongruen.
Kemudian guru menjelaskan bahwa dalam dua segitiga kongruen terdapat perbedaan dengan dua bangun yang
kongruen.
Pada dua segitiga yang kongruen terdapat 4 syarat dua segitiga yang dikatakan kongruen, guru
menjelaskan syarat-syaratnya, yaitu S,S,S, S,sd,S, sd,S,sd, dan sd,sd,S serta memberikan contoh dari
masing-masing syarat tersebut. Guru memberikan
soal-soal latihan untuk menambah pemahaman siswa, guru membantu siswa
yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan soal- soal tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut
telah sesuai dengan fase keempat yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele. Kemudian guru
meminta siswa yang sudah mengerjakan untuk maju kedepan kelas menuliskan jawabannya dipapan tulis dan
dikoreksi bersama-sama. Diakhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk
membuat rangkuman pembelajaran yang telah mereka lakukan dari awal hingga akhir. Kegiatan yang dilakukan
oleh guru tersebut telah sesuai dengan fase kelima yang terdapat pada fase pembelajaran menurut teori van Hiele.
2 Kelas Kontrol a Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Agustus 2014 pada jam ke 1-2 yaitu pada pukul 7.15-
8.45. Pada pertemua ini guru menanyakan “apa itu kesebangunan?” beberapa siswa menjawab menurut
pemahaman mereka masing-masing, kemudian guru membenarkan jawaban siswa.
Guru memberikan
pengertian tentang
kesebangunan, setelah itu guru menjelaskan syarat dua bangun yang dapat dikatakan sebangun dan cara
menentukan dua bangun yang sebangun. Setelah siswa dapat menentukan dua bangun yang sebangun kemudian
guru melanjutkan materi dengan menjelaskan cara menghitung sisi dua bangun yang sebangun. Untuk
mengetahui pemahaman siswa guru memberikan soal- soal latihan, pada saat mengerjakan soal-soal latihan ada
beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan kemudian guru membatu siswa yang masih mengalami
kesulitan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal yang diberikan guru kemudian meminta siswa untuk
maju menuliskan jawabannya di depan kelas.
b Kelas Kontrol Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin,
18 Agustus 2014 pada jam ke 1-2 yaitu pada pukul 7.15- 8.45. Seperti biasa sebelum memulai materi guru
mengawali dengan mengecek kehadiran siswa terlebih dahulu.
Pada pertemuan ini guru membahas materi tentang dua bangun yang kongruen. Sebelum memulai
materi guru menanyakan apakah ada yang masih kebingungan dengan materi sebelumnya, karena siswa
sudah bisa maka guru langsung melanjutkan materi berikutnya. Guru menjelaskan syarat dua bangun yang
kongruen dan cara menentukan dua bangun yang kongruen. Setelah siswa dianggap dapat menguasai
materi kemudian guru memberikan soal-soal latihan yang dikerjakan secara individu untuk mengevaluasi
pembelajaran sebelumnya dan hari ini. Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal
tersebut dan
mengumpulkannya kemudian
guru mengajak siswa untuk membahas soal secara bersama-
sama.
c Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu,
20 Agustus 2014 pada jam ke 1-2 yaitu pada pukul 7.15- 8.45. Sebelum memulai materi guru mengecek kehadiran
siswa terlebih dahulu. Pada pertemuan ini guru membahas materi
tentang dua segitiga yang sebangun. Tetapi sebelum memulai materi guru mengulang materi sebelumnya
terlebih dahulu untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian guru melanjutkan
membahas materi dua segitiga yang sebangun. Guru memberikan dua buah bangun segitiga dan
meminta siswa mengamati dan mencoba membuktikan apakah dua segitiga tersebut sebangun. Siswa merasa
kesulitan untuk membuktikan, kemudian guru memberi sedikit petunjuk untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Karena siswa merasa kesulitan kemudian guru menjelaskan tentang macam-macam sudut berdasarkan
letaknya seperti,
sudut sehadap,
sudut dalam
bersebrangan, sudut luar bersebrangan, dan sudut bertolak belakang.
Setelah siswa bisa membuktikan dua bangun segitiga yang sebangun kemudian guru menjelakan cara
menghitung panjang sisi dua segitiga yang sebangun. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan
untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap penjelasan guru selama pembelajaran.
d Pertemuan Keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
Senin, 25 Agustus 2014 pada jam ke 1-2 yaitu pada pukul 7.15-8.45. Sebelum memulai pelajaran guru
mengecek kehadiran siswa terlebih dahulu. Untuk memulai materi guru menanyakan kembali
apa syarat dua bangun yang kongruen kemudian guru menanyakan apakah ada yang tahu syarat dua bangun
segitiga yang kongruen. Guru menjelaskan syarat dua bangun segitiga yang kongruen dari syarat yang pertama
sampai syarat keempat, setelah itu guru memberikan contoh menentukan dua segitiga yang kongruen.
Guru memberikan soal latihan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami penjelasan guru. Guru
berkeliling untuk membantu siswa yang masih mengalami kesulitan.
3. Sesudah Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran maka peneliti
memberikan tes akhir untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Tes akhir diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan soal yang sama. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas eksperimen dan guru.
Siswa yang diwawancara dari 4 orang siswa yakni, 1 orang siswa yang memiliki nilai tertinggi, 1 orang siswa yang
memiliki nilai terendah, 1 orang siswa yang memiliki keaktifan paling tinggi dan 1 orang siswa yang memiliki keaktifan paling
rendah. Data hasil wawancara ini digunakan sebagai data
tambahan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang menggunakan teori belajar van Hiele.