Pendidikan Agama Katolik dan budi Pekerti
131
4. Cerita
Guru menggali pengalaman peserta didik ketika berdoa Bapa Kami melalui cerita Hana berdoa Bapa Kami.
Hana Berdoa “Bapa Kami’
Pada suatu hari, ibu Hana menyuruh anaknya untuk berdoa Bapa kami. Ibunya berjanji jika Hana dapat berdoa dengan baik akan di beri hadiah coklat. Maka
mulailah Hana berdoa demikian:
Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu Jadilah kehendak -Mu
diatas bumi seperti di dalam surga Berilah kami rejeki pada hari ini ..............
tiba-tiba Hana berhenti berdoa dan bertanya kepada ibunya ,
”Ibu coklatnya enak ngak? dan Hana lupa melanjutkan doanya. Ternyata pada waktu berdoa “Bapa Kami” Hana hanya memikirkan tentang coklat
yang dijanjikan oleh ibunya.
Disadur dari buku Percikan Kisah-Kisah Anak manusia, hal 323 5. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik untuk mendalami isi atau pesan dari cerita di atas dengan pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa doa yang sedang didoakan Hana? 2. Apa yang menyebabkan Hana tidak dapat berdoa Bapa Kami dengan baik?
3. Apakah kamu pernah mengalami seperti Hana? 4. Bagaimana sikapmu agar dapat berdoa “Bapa Kami” dengan baik?
6. Peneguhan Guru memberikan peneguhan yang bertitik tolak dari jawaban peserta
didik dan pemikiran dasar di atas. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Jika kita berdoa, kita harus berdoa
dengan penuh hormat dan penuh perhatian. Pada saat berdoa kita tidak boleh bermain-main dan memikirkan hal-hal lain. Kita harus sungguh-sungguh mengucapkan
Buku Guru Kelas I SD
132
doa itu kepada Tuhan. Tuhan tidak senang kita hanya berpura-pura saja. Tuhan senang kepada orang yang berdoa dengan sikap penuh percaya, sabar, dan tulus
hati tanpa mencari pujian. Percaya berarti sungguh-sungguh yakin bahwa Tuhan mendengarkan doa kita. Sabar berarti tidak tergesa-gesa, tenang dan sopan. Tulus
hati berarti sungguh-sungguh melakukannya.
6. Peneguhan Guru memberikan peneguhan yang bertitik tolak dari jawaban peserta
didik dan pemikiran dasar di atas. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Jika kita berdoa, kita harus berdoa
dengan penuh hormat dan penuh perhatian. Pada saat berdoa kita tidak boleh bermain- main dan memikirkan hal-hal lain. Kita harus sungguh-sungguh mengucapkan doa
itu kepada tuhan. Tuhan tidak senang kita hanya berpura-pura saja. Tuhan senang kepada orang yang berdoa dengan sikap penuh percaya, sabar, dan tulus hati tanpa
mencari pujian. Percaya berarti sungguh-sungguh yakin bahwa Tuhan mendengarkan doa kita. Sabar berarti tidak tergesa-gesa, tenang dan sopan. Tulus hati berarti
sungguh-sungguh melakukannya.
Langkah ketiga: Releksi dan Aksi Releksi
Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci “apakah aku sering memaafkan teman yang bersalah?”
Aksi
a. Penugasan Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mewarnai gambar Yesus
yang sedang mengajar anak-anak berdoa. b. Sikap
Mendaraskan doa Bapa Kami setiap hari dengan hormat dan sopan.