Pemanfaatan Metode Cerita Dalam PIA

32

a. Cerita Kehidupan

Cerita kehidupan bisa dikatakan juga merupakan cerita profan. Cerita semacam ini biasanya paling sering digunakan dan mudah untuk ditemukan. Misalnya saja kisah cerita “kancil mencuri timun” cerita ini sudah sangat populer. Dari setiap cerita pastilah memiliki nilai tersendiri yang akan diambil maknanya. Cerita kehidupan ini memuat sisi dimana memiliki nilai moral yang dapat dijadikan sebagai teladan. Cerita kehidupan juga dapat diambil melalui kehidupan sehari-hari yang terjadi kemudian diangkat dalam suatu cerita yang menarik.

b. Cerita Rakyat

Cerita rakat merupakan cerita pada masa lampau yang dapat dijadikan sebagai ciri khas setiap bangsa atau daerah yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki. Dalam cerita rakyat ini memuat sisi untuk menanamkan nilai sosial pada anak. Cerita rakyat juga dapat disebut sebagai dongeng di mana tidak benar-benar terjadi. Di mana mereka dapat diajarkan untuk mencintai kebudayaan yang dimilikinya, adapun contoh-contoh dari cerita rakyat yaitu cerita Rara Jonggrang dan Tangkuban Perahu. Cerita- cerita semacam ini juga dapat disebut sebagai dongeng di mana biasanya tokoh- tokoh dari cerita tersebut memiliki kesaktian atau sihir yang melampaui manusia biasa Agus, 2008: 37. 33

c. Cerita Kanonis

Bacaaan-bacaan dari Kitab Suci terkadang sulit untuk dimengerti oleh anak-anak. Adapun cara agar anak mudah untuk memahami isi dari Kitab Suci tersebut adalah melalui cerita. Cerita kanonis merupakan suatu cerita yang berasal dari Kitab Suci baik itu Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru. T. Priyo Widianto mengungkapkan Cerita-cerita alkitabiah yang disampaikan secara menarik, hidup, dan penuh imajinasi bisa membantu membangkitkan rasa ingin tahu anak. Melalui kisah kisah itu, anak diajak untuk mempelajari banyak aspek kehidupan melalui pengalaman para tokoh Kitab Suci dengan pengalamnnya sendiri Widianto,2010:34. Cerita Kitab Suci bagi anak-anak dapat diambilkan dari kisah-kisah Perjanjian Lama atau Baru di mana memuat sisi religius bagi anak untuk semakin memudahkan memahami Kitab Suci. Cerita kanonis selain diambilkan dari Kitab Suci dapat juga diambilkan dari kisah santo santa. Anak-anak biasanya menyukai cerita Kitab Suci yang mengisahkan santo santa ataupun kisah orang-orang kudus.

3. Manfaat Cerita

Ada berbagai macam manfaat cerita yang dapat dirasakan oleh anak-anak. Adapun manfaat cerita menurut Agus D.S dan Ferdinandan Nur adalah sebagai berikut: 34

a. Cerita Sebagai Hiburan

Cerita yang didengarkan atau dibaca dapat membawa dalam suasana yang menghibur, anak-anak yang sudah dapat membaca dapat memilih cerita yang menarik yang sekiranya dapat membawa mereka dalam suasana senang. Anak- anak biasanya menyukai cerita yang ringan, lucu, dan ada gambar yang mendukung, cerita yang bersifat demikian biasanya akan memberi hiburan kepada anak-anak karena dapat menarik hati anak-anak.

b. Mengembangkan Daya Imajinasi, Kreatifitas, dan Kemampuan Berfikir

Abstrak Anak. Pada dasarnya anak-anak memang bisa membayangkan suatu kejadian dalam fantasinya. Apa yang dibayangkan seolah-olah menjadi kenyataan. Dari apa yang mereka bayangkan tersebut akan melekat pada pikiran dan diri anak. Biasanya dengan demikian mereka akan lebih mudah untuk mengingatnya. Dengan demikian cerita mampu mengembangkan daya imajinasi anak. Kemudian daya kerativitaspun akan muncul seiring daya imanjinasi dalam diri mereka berjalan sesuai dengan cerita yang mereka tangkap.

c. Cerita Dapat Menambah Pengetahuan

Anak dalam usia pra sekolah akan bertambah pengetahuan antara lain dengan membaca ataupun mendengar cerita. Melalui membaca ataupun mendengarkan cerita anak diajak untuk berfikir, berimajiasi, serta merasakan cerita tersebut. Melalui cerita akan membuat anak untuk dapat membedakan hal 35 yang baik dan buruk. Dengan demikian melalui cerita dapat memberikan pengajaran kepada anak akan tindakan tindakan yang baik dan buruk serta pendidikan moral bagi anak.

d. Melatih Kecerdasan Emosi dan Kepekaan Sosial

Cerita juga merupakan salah satu cara untuk mengajak anak-anak belajar berempati pada kesusahan atau penderitaan orang lain. Melalui cerita kecerdasan emosi serta kepekaan sosial anak-anak mulai tumbuh.

e. Meningkatkan Serta Menunjang Perkembangan Moral

Pada dasarnya untuk mengajarkan dan memberikan pemahaman tentang moral pada anak memang bukan hal yang mudah. Melalui cerita yang dipaparkan sesuai dengan usia anak, mereka dapat belajar tentang moral. Misalnya saja anak- anak dapat belajar tentang kebaikan, saling menolong, ataupun melalui pemaparan tokoh- tokoh yang ada dalam kisah cerita.

f. Menanamkan Motivasi dan Proses Identifikasi yang Positif

Melalui aktifitas seperti cerita atau bisa juga dengan memaca buku- buku cerita maka timbul harapan agar anak-anak memiliki suatu perubahan. Anak-anak dapat meniru keteladanan dari cerita-cerita yang disampaikan. Dengan demikian ini akan membantu menanamkan nilai-nilai positif pada diri anak. 36

g. Cerita Sebagai Sarana Pendidikan Iman

pendidikan iman merupakan usaha seseorang untuk menumbuhkan dan dan memperkembangkan iman orang lain agar menjadi dewasa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendidik anak dalam iman adalah menggunakan cerita. Saat seseorang memberikan cerita kepada anak, unsur pendidikan iman dapat dimasukkan di dalamnya. Anak yang menerima cerita akan menghayati cerita tersebut dan menangkap cerita tersebut dengan caranya sendiri.

4. Memanfaatkan Cerita Dalam PIA

Dalam memanfaatkan metode bercerita dalam PIA ada 3 tahapan yang perlu dilakukan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan hal- hal praktis.

a. Persiapan

Menurut F.X Didik Bagiowinandi ada tiga tahapan persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan. Persiapan tersebut ialah: Didik Bagiowinandi, 2009: 88 a Persiapan Materi Dalam persiapan ini kita perlu mempersiapkan buku panduan atau materi dan Kitab Suci yang akan digunakan untuk kegiatan pendampingan. Setelah itu kita perlu membuat suatu panduan untuk diri sendiri serta mempelajarinya dengan baik. Selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu tujuan dari materi yang akan dilaksanakan agar dalam pendampingan nantinya dapat diupayakan. Dalam 37 menyiapkan materi terutama materi cerita baiklah jika memperhatikan pokok- pokok diantaranya ialah carilah cerita yang menarik, gunakan cerita yang disukai anak, bercerita dengan sarana visual. b Persiapan Teknis Yang dimaksud dalam persiapan teknis ialah apa saja yang diperlukan sebagai sarana pendukung dalam kegiatan nantinya. Cara apa yang akan digunakan agar anak-anak mau untuk mendengarkan cerita dan dapat mengerti dengan baik. Selain itu juga mempersiapkan sarana-sarana pendukung untuk bercerita misalnya gambar gambar, boneka, kertas, dan pewarna. Selain penggunaan alat-alat peraga penyampaian cerita dapat juga diberikan melalui sarana media. Media juga dapat mendukung agar anak lebih mudah untuk memahami cerita yang disampaikan. Adapun media penyampaian cerita dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : elektronik dan non elektronik. Cerita yang menggunakan media elektronik maksudnya adalah cerita yang disampaikan dengan menggunakan alat listrik atau mesin. Misal melalui TV, layar LCD, Laptop, dll. Sedangkan cerita yang menggunakan media non elektronik adalah cerita yang disampaikan melalui alat peraga misal melalui buku bergambar. c Persiapan Batin Persiapan batin merupakan tahapan terakhir sebelum melaksanakan kegiatan pendampingan yang sebenarnya. Berdoa untuk memohon rahmat dan 38 Roh Kudus membimbing dalam menerangi kegiatan baik bagi para pendamping atau untuk anak-anak.

b. Pelaksanaan Proses bercerita Dalam PIA

Dalam tahapan proses pelaksanaan bercerita dalam PIA. Ada beberapa langkah yang perlu untuk dilaksanakan sebelum mencapai pada tahap bercerita. Adapaun proses tersebut menurut Suhardiyanto adalah a Lagu Pembuka Pakailah nyanyian yang sudah dikenal anak-anak Kalau mungkin, sesuai tema hari itu b Doa Pembuka Isi sedapat mungkin sesuai dengan tema dan bahasanya sesederhana mungkin sekongkrit mungkin. c Proses Kegiatan Kisah dari alkitab atau kisah hidup Santo Santa melalui cerita Dalam proses awal ini anak diajak untuk mendalami suatu kisah tertentu. Dalam pendalaman kisah ini, agar anak lebih mudah untuk dapat mengerti dan memahami, pendamping dapat menggunakan langkah-langkah diantaranya ialah: ceritakan sehidup mungkin kisah dari Kitab Suci atau riwayat hidup santo santa. Mulai dengan waktu tahun, lokasi, gambaran visual: lokasi, tokoh-tokoh, identitas tokoh-tokoh, penampilan tokoh-tokoh, kebiasaan tokoh-tokoh, masalah yang dihadapi si tokoh utama. Kesulitan si Tokoh menghadap masalah. Usaha si Tokoh mencari bantuan. Usaha si Tokoh mencari bantuan dari Tuhan Doa, isi 39 doanya. Buah dari usaha si Tokoh. Tegaskan peranan Tuhan atas keberhasilan si Tokoh. Ungkapan syukur dan terima kasih si Tokoh terhadap kebaikan atau bantuan Tuhan. d Pendalaman Dalam langkah pendalaman iman ini anak juga harus mendapatkan bimbingan dari para pedamping. Apa yang harus mereka dalami agar mereka dapat mengembangkan iman. Selain itu bagaimana kita mengajak anak-anak agar mau mendalami suatu kisah dengan baik dan mudah. Karena anak-anak masih terlalu kecil dan mereka belum mampu untuk berfikir sendiri dalam hal mengembangan iman mereka, maka anak-anak dapat dibantu dengan penggunaan alat bantu. Adapun langkah-langkah dalam pendalaman iman ini yang dipandu oleh pendamping PIA diantaranya adalah tanyakan nama- nama yang menjadi tokoh dalam cerita. Tanyakan lokasi, latar belakang kehidupan si tokoh utama. Tanyakan permasalahan yang dihadapi tokoh utama. Tanyakan, bagaimana rasanya kalau mengalami masalah seperti si tokoh utama. Tanyakan tokoh utama mendapat bantuan dari siapa dan dalam bentuk apa. Tanyakan apa yang harus kita lakukan bila mengalami masalah mirip masalah si tokoh utama. Tanyakan apa yang harus kita lakukan setelah mendapat bantuan dari Tuhan. Rangkuman dan peneguhan. Suhardiyanto,2010:25 40

c. Hal -Hal Praktis

a Petunjuk praktis penggunaan metode cerita 1 Menghayati cerita dengan membaca berulangkali cerita tersebut sampai setengah hafal, syukur hafal betul-betul. Sebelum bercerita di depan anak- anak sebaiknya berlatih dahulu. Tidak hanya hafal tetapi juga mampu memperagakannya. 2 Menemukan butir-butir penting yang akan menjadi pesan yang harus diterima dan dimiliki anak. 3 Mempersiapkan alat-alat peraga yang sesuai dengan isi cerita 4 Bagilah batang tubuh cerita tersebut menjadi beberapa plot atau adegan- adegan, sehingga alur ceritanya mudah diikuti oleh anak-anak.

d. Petunjuk Praktis Membawakan Cerita

1 Bersikap wajar, tidak dibuat-buat, tidak mengada-ada. 2 Pergunakanlah bahasa langsung dan sederhana , sehingga dialog antar tokoh cerita tersebut menjadi baik. Disamping itu pergunakan pula suara yang bervariasi untuk membedakan ciri tokoh-tokoh nya. 3 Suara yang sesuai dengan tokoh cerita dinamika suara 4 Tidak terburu-buru 5 Peragakan cerita tersebut dengan gerak-gerik disertai perubahan raut muka ketika bercerita, terutama bila sedang mengungkapkan tokoh-tokoh yang saling berdialog. 41 6 Usahakan menjadi aktor atau pemain watak cerita, sehingga anak-anak merasakan, bahwa mereka masuk dalam cerita tersebut dan tokoh- tokohnya terasa hadir di antara mereka. 7 Memberi tekanan pada butir-butir penting. Bila perlu pembimbing mengulangi pesan yang harus diterima oleh anak. 8 Perhatian pendamping perlu bersifat menyeluruh. Sementara bercerita, hendaknya pendamping tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak lewat pandangan matanya atau satu-dua menegaskan lagi ungkapannya. Dengan demikian anak-anak merasa pendampingnya bercerita untuk mereka. 9 Peka terhadap situasi dan reaksi spontan anak. 10 Melibatkan seluruh anak yang hadir. 11 Memberi kesimpulan singkat pada bagian akhir.

D. Kualifikasi Pendamping PIA

Pendamping PIA adalah seorang yang rela dan mampu memikirkan, merencanakan, melaksanakan serta mengembangkan suatu kegiatan pendampingan iman bagi anak-anak. Adapun kualifikasi Pendamping PIA ditunjang beberapa faktor. Menurut Suhardiyanto faktor tersebut meliputi jalan menuju Kristus, hubungan kasih dengan anak-anak, kesabaran dan ketegasan, seorang yang belajar, fantasi dan kreasi. Suhardiyanto, 2010: 8 42

1. Pendamping PIA adalah Jalan Menuju Kristus

Dalam tahap kualifikasi ini memiliki maksud dalam mendidik anak-anak. Pendamping tidak hanya memberi ajaran-ajaran suci saja melalui kata-kata, melainkan juga hendaknya bertindak dan berperilaku baik, sehingga dapat menjadi contoh bagi anak didiknya. Pendamping perlu dapat menjadi panutan bagi anak didiknya. Pendamping menjadi pedoman, teladan, memiliki daya spiritualitas kesucian s ebagai orang kristiani Ibr 12 : 14 “tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan, pendamping adalah Pendoa memiliki relasi yang baik dengan Allah. Sebagai seorang pendamping PIA haruslah mampu menjadi jembatan penghubung bagi ank-anak untuk bertemu dengan Kristus sendiri. Maka dari itu para pendamping perlulah memberikan pengajaran yang mampu untuk diteladan anak-anak dalam mengembangkan iman anak menuju Kristus.

2. Hubungan Kasih dengan Anak-anak

Dalam tahap kualifikasi ini memiliki maksud pendamping dapat menciptakan hubungan yang mesra antara dirinya dengan anak didiknya. Pendamping harus mampu menyelami dan memahami situasi dan kebutuhan anak. Hal ini dilakukan atas dasar sikap, bahwa mereka semua kita sayangi. Memiliki Hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang tidak membedakan satu dengan yang lain, menyelami kebutuhan anak asuhnya, sebagai gembala yan baik Yoh 10: 11-15, memancarkan kegembiraan dan keramahan , melibatkan diri sepenuhnya. Sebagai seorang pendamping tentunya juga memiliki sikap 43 menghargai pribadi anak, kendati mengerti anak-anak masih memerlukan bimbingan atau bantuan Gorreti, 1999: 21. Sikap semacam ini perlu dikembangkan dalam kegiatan PIA. Sehingga dengan demikian akan terjalinlah hunbungan kasih yang baik antara pendamping dengan anak-anak.

3. Kesabaran dan Ketegasan

Peran Mendampingi anak, mengembangkan pribadi anak, displin, sportivitas, tanggung jawab merupakan suatu bentuk kesabaran serta ketegasan yang dimiliki para pendamping PIA. Terkadang anak-anak sering membuat sikap yang menjengkelkan bagi para pendamping. Dalam hal ini para pendamping memerlukan suatu kesabaran. Perlu untuk selalu diingat adalah kesabaran itu diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan dan pendampingan Gorreti, 1999: 21. Selain kesabaran, sikap tegas juga diperlukan para pendamping PIA. Sikap ini diperlukan agar setiap kegiatan menjadi terarah dan anak-anakpun memiliki sikap hormat pada para pendamping.

4. Pendamping Adalah Seorang yang Belajar

Membekali diri, mengembangkan diri, mengikuti perkembangan dan perubahan merupakan sutu kewajiban yang haruslah dimiliki sebagai seorang pendamping. Dalam suatu kegiatan PIA, anak-anak akan mengamati apa yang dilakukan oleh para pendamping bahkan terkadang mereka akan menirunya. Perilaku pendamping akan menjadi cerminan hidup bagi anak-anak Gorreti, 1999: 21. Maka dari itu para pendamping perlu untuk selalu belajar, membekali