30
D. Bahan Penelitian
Formaldehida 37, asam sulfat 97, asam kromotropat, asam fosfat 85 [p.a. Merck]; aquadest Fakultas Farmasi USD Yogyakarta, asap cair.
E. Jalan Penelitian
1. Pembuatan reagen asam kromotropat
Larutkan 50 mg asam kromotropat p atau garam natriumnya dalam 100 ml asam sulfat p 75 yang dapat dibuat dengan menambahkan 75 ml asam sulfat
p ke dalam 33,3 ml air dengan hati-hati Anonim, 1995 b.
2. Pembuatan larutan stock formaldehida
Larutan stock dibuat dengan cara memipet 1,0 ml larutan baku formaldehida 37 kemudian diencerkan dengan aquadest sampai volumenya tepat 1000,0
ml sehingga didapat konsentrasi 37 mg 100 ml.
3. Pembuatan seri larutan baku formaldehida
Seri larutan baku formaldehida dibuat dengan cara memipet 1,5; 1,8; 2,1; 2,4; dan 2,7 ml larutan stock formaldehida kemudian diencerkan dengan aquadest
sampai volumenya tepat 100,0 ml sehingga diperoleh seri konsentrasi larutan baku formaldehida 5,55; 6,66; 7,77; 8,88; dan 9,99
μgml.
4. Optimasi metode penetapan kadar formaldehida secara spektrofotometri
visibel
a. Penetapan operating time.
Dari seri larutan baku formaldehida dipilih larutan formaldehida dengan konsentrasi 7,77
μgml. Dari larutan tersebut dipipet 1,0 ml kemudian ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5,0 ml reagen asam
31
kromotropat. Campuran digojog pelan-pelan kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit dan didinginkan. Warna yang terbentuk
diukur serapanabsorbansinya pada panjang gelombang 478 nm menggunakan spektrofotometer visibel double beam pada menit ke-0
sampai dengan menit ke-30. Operating time didapat dengan melihat rentang waktu yang menunjukkan absorbansi tetap.
b. Penetapan panjang gelombang absorbansi maksimal
maks
. Dari seri larutan baku formaldehida dipilih tiga seri larutan baku
formaldehida dengan konsentrasi 6,66; 7,77; dan 8,88 μgml. Dari larutan
tersebut dipipet 1,0 ml dan diperlakukan seperti pada penetapan operating time. Campuran tersebut kemudian didiamkan sesuai operating time yang
diperoleh. Setelah itu warna yang terbentuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang antara 400 nm sampai 600 nm menggunakan
spektrofotometer visibel double beam. Panjang gelombang absorbansi maksimal adalah panjang gelombang dimana terjadi absorbansi terbesar.
c. Penetapan kurva baku.
Dari seri larutan baku formaldehida yang telah dibuat dengan konsentrasi 5,55; 6,66; 7,77; 8,88; dan 9,99
μgml, masing-masing larutan dipipet 1,0 ml dan diperlakukan seperti pada penetapan operating time. Warna yang
diperoleh diukur absorbansinya pada operating time dan panjang gelombang absorbansi maksimal yang diperoleh menggunakan
spektrofotometer visibel double beam. Data yang didapat dihitung dengan metode regresi linier antara konsentrasi dan absorbansi untuk
mendapatkan persamaan kurva baku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Validitas Metode.
1 Penentuan perolehan kembali recovery
Dari larutan stock formaldehida dibuat larutan formaldehida dengan konsentrasi 5,55; 6,66; 7,77; 8,88; dan 9,99
μgml dengan 3 kali replikasi. Larutan tersebut dipipet 1,0 ml dan diperlakukan seperti pada
penetapan operating time. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya pada operating time dan panjang gelombang absorbansi maksimal
yang diperoleh menggunakan spektrofotometer visibel double beam. Data yang diperoleh dihitung dengan persamaan kurva baku untuk
mendapatkan kadar formaldehida dalam larutan. Perolehan kembali diperoleh dengan membandingkan kadar yang diperoleh dengan kadar
sebenarnya dikalikan 100. Rumus penentuan perolehan kembali,recovery P:
P = 100
. teoritis
Kadar terukur
Kadar
Syarat metode analisis yaitu jika metode tersebut memberikan nilai perolehan kembali recovery yang tinggi 90 – 107 Harmita,
2004. 2
Kesalahan sistemik Kesalahan sistemik = 100 - P
Keterangan : P adalah perolehan kembali,recovery Kesalahan sistemik yang baik yaitu kurang dari 7 Harmita, 2004.
3 Kesalahan acak
Kesalahan acak dicerminkan oleh CV coefficient variacy PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI