BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
¾ Kadar formaldehida dalam asap cair A dua kali destilasi disertai penyaringan adalah 264,26 ± 4,75
μgml sedangkan asap cair B satu kali destilasi adalah 317,57 ± 1,26
μgml. ¾ Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar formaldehida dalam asap cair
A dua kali destilasi disertai penyaringan dengan asap cair B satu kali destilasi.
¾ Metode spektrofotometri visibel merupakan metode yang valid dalam penetapan kadar formaldehida dengan pereaksi kromotropat.
¾ Pernyataan bahwa asap cair lebih murah dan lebih aman dibandingkan dengan formalin adalah tidak benar.
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Saran
¾ Disarankan melakukan penetapan kadar formaldehida terhadap sampel yang sama dengan metode yang berbeda, misalnya metode HPLC High
Performance Liquid Chromatrography dengan reagen MNBDH N-methyl-4-
hydrazino-7-nitrobenzofurazan.
¾ Disarankan melakukan uji kualitatif formaldehida terhadap makanan yang
diawetkan dengan asap cair.
¾ Disarankan kepada masyarakat agar tidak menggunakan asap cair sebagai pengawet makanan karena asap cair mengandung formaldehida yang
berbahaya bagi kesehatan. ¾ Masukan untuk Dinas Kesehatan dan BPOM Yogyakarta tentang adanya
pengawet asap cair yang mengandung formaldehida dan harganya tidak jauh berbeda dengan formalin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986, Food and Agriculture Organization of The United Nations, 65-66, Rome.
Anonim, 1992 a, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
, 10-11, 28-29, 48, Penerbit PT. Saptamitra Widyadinamika, Jakarta.
Anonim, 1992 b, jilid 2, Cara Uji Bahan Pengawet Makanan dan Bahan Tambahan yang Dilarang Untuk Makanan, Standar Nasional Indonesia,
SNI 01-2894-1992, 23-25, Dewan Standarisasi Nasional Departemen Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995 a, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 518, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995 b, Farmakope Indonesia, edisi IV, 1066, 1133, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1996 a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 472MenkesPerV1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya bagi
Kesehatan ,
http:www.pubmedcentral.nih.govpicrender.fcgi?artid=5406 54blobtype=pdf
, diakses tanggal 6 Februari 2007. Anonim, 1996 b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
Tentang Pangan , Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1999 a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168MenkesPerX1999 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 722MenkesPerIX1988 tentang Bahan Tambahan Makanan
, http:www.pom.go.idpublichukum perundanganpdfPerub
Permenkes.pdf , diakses tanggal 23 April 2007
. Anonim, 1999 b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen , 70, 72-73, 95, Penerbit PT. Saptamitra
Widyadinamika, Jakarta. Anonim, 2001, Air Quality Guidelines, 2nd edition, 1, WHO Regional Office for
Europe, Copenhagen Denmark. Anonim, 2004, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 28 tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan ,
http:www.pom.go.id publichukum_perundanganpdfPP2028200420BT.pdf
, diakses tanggal 6 Februari 2007.
53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI