Peraturan Perundang-Undangan PENELAAHAN PUSTAKA

25 c. terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai kebutuhan masyarakat Anonim, 1996 b. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 472MenkesPerV1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan Di dalam pasal 1 ayat 1, dicantumkan bahwa: 1 Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. Sedangkan dalam pasal 7 ayat 1, dicantumkan bahwa: 1 Kasus terhadap importir bahan berbahaya berupa boraks, formalin, merkuri, metanil yellow, rodamin B, dan sianida dan garamnya, harus segera melaporkan pemasukan atau penerimaannya kepada Direktur Jenderal selambat-lambatnya 2 dua minggu setelah penerimaan barang sesuai dengan contoh formulir laporan pada lampiran V. Formalin formaldehida merupakan salah satu dari tiga ratus empat puluh delapan bahan berbahaya yang tercantum dalam lampiran 1 peraturan tersebut Anonim, 1996 a. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168MenkesPerX1999 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168MenkesPerX1999 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722MenkesPerIX1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dicantumkan bahwa formalin formaldehida termasuk salah satu dari 10 bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya dalam makanan. Dalam pasal 1 ayat 2, dicantumkan bahwa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 2 Menambah angka 10 baru pada lampiran II, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722MenkesPerIX1988 sehingga selengkapnya menjadi sebagaimana terlampir dalam lampiran II. Sepuluh bahan tambahan makanan yang dilarang yang tercantum dalam lampiran II adalah: asam borat dan senyawanya, asam salisilat dan garamnya, dietilpirokarbonat DEPC , dulsin, kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, formalin, dan kalium bromat Anonim, 1999 b. 5. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain adalah : a. Hak dan Kewajiban konsumen, yaitu pasal 4 huruf a, c, dan e yang menyatakan : Hak konsumen adalah : a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut Anonim, 1999 c. b. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, yaitu pasal 8 ayat 1 huruf a dan ayat 4 yang menyatakan : 1 Pelaku usaha dilarang memproduksi danatau memperdagangkan barang danatau jasa yang : a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat 1 dan ayat 2 dilarang memperdagangkan barang danatau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran Anonim, 1999 c. 27 c. Tanggung jawab pelaku usaha, yaitu pasal 19 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 yang menyatakan : 1 Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. 2 Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3 Pemberian ganti rugi yang dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi Anonim, 1999 c. d. Sanksi administratif, yaitu pasal 60 ayat 1 dan ayat 2 yang menyatakan: 1 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berwenang menjatuhkan sanksi administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat 2 dan ayat 3, Pasal 20, Pasal 25, dan Pasal 26. 2 Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah Anonim, 1999 c. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Di dalam pasal 23 huruf c, dicantumkan bahwa : Setiap orang dilarang mengedarkan : c. pangan yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan; Formalin merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan Anonim, 2004.

I. Hipotesis

Jenis asap cair yang berbeda akan memberikan kadar formaldehida yang berbeda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian non-eksperimental analitik.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas Variabel bebas yaitu variabel yang direncanakan untuk diberi pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis pada asap cair yaitu destilasi 2 dua kali disertai penyaringan dan destilasi 1 satu kali. b. Variabel tergantung Variabel tergantung yaitu titik pusat permasalahan yang merupakan kriteria penelitian ini. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar formaldehida dalam asap cair. c. Variabel terkendali Variabel terkendali yaitu variabel yang diketahui atau secara teoritis mempunyai pengaruh terhadap variabel tergantung, tetapi dapat dikendalikan. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah: 1 Jenis asap cair. Asap cair yang digunakan adalah asap cair yang diambil dari satu toko. 28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 2 Suhu destilasi pada saat isolasi formaldehida dalam sampel, dikendalikan dengan membatasi suhu destilasi yaitu 103 o C. 3 Volume destilat, dikendalikan dengan membatasi volume destilat yaitu 50 ml. 4 Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer visibel, dikendalikan dengan cara mengukur validitas metode yang digunakan perolehan kembali recovery, kesalahan sistemik dan kesalahan acak. d. Variabel tak terkendali Variabel tak terkendali yaitu variabel yang diketahui atau secara teoritis mempunyai pengaruh terhadap variabel tergantung, dan tidak dapat dikendalikan. Variabel tak terkendali dalam penelitian ini adalah hasil destilat yang masih mengandung senyawa organik selain formaldehida. Hal ini dapat dilihat dari destilat yang masih berwarna kuning jernih.

2. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Jenis asap cair yaitu asap cair A destilasi dua kali disertai penyaringan dan asap cair B destilasi satu kali. b. Kadar formaldehida dalam asap cair dalam satuan μgml.

C. Alat Penelitian

Satu unit alat destilasi, spektrofotometer cahaya tampak Genesys 6 v1.001 2M8E074001, kuvet, water bath, ball filler pipette, pipet tetes, pipet volume 1 ml, 5 ml, 10 ml, labu ukur 50 ml, 100 ml dan alat-alat gelas yang lain. 30

D. Bahan Penelitian

Formaldehida 37, asam sulfat 97, asam kromotropat, asam fosfat 85 [p.a. Merck]; aquadest Fakultas Farmasi USD Yogyakarta, asap cair.

E. Jalan Penelitian

1. Pembuatan reagen asam kromotropat

Larutkan 50 mg asam kromotropat p atau garam natriumnya dalam 100 ml asam sulfat p 75 yang dapat dibuat dengan menambahkan 75 ml asam sulfat p ke dalam 33,3 ml air dengan hati-hati Anonim, 1995 b.

2. Pembuatan larutan stock formaldehida

Larutan stock dibuat dengan cara memipet 1,0 ml larutan baku formaldehida 37 kemudian diencerkan dengan aquadest sampai volumenya tepat 1000,0 ml sehingga didapat konsentrasi 37 mg 100 ml.

3. Pembuatan seri larutan baku formaldehida

Seri larutan baku formaldehida dibuat dengan cara memipet 1,5; 1,8; 2,1; 2,4; dan 2,7 ml larutan stock formaldehida kemudian diencerkan dengan aquadest sampai volumenya tepat 100,0 ml sehingga diperoleh seri konsentrasi larutan baku formaldehida 5,55; 6,66; 7,77; 8,88; dan 9,99 μgml.

4. Optimasi metode penetapan kadar formaldehida secara spektrofotometri

visibel a. Penetapan operating time. Dari seri larutan baku formaldehida dipilih larutan formaldehida dengan konsentrasi 7,77 μgml. Dari larutan tersebut dipipet 1,0 ml kemudian ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5,0 ml reagen asam