Tabel 4. 3 Item-item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
No Butir
Rumusan Pertanyaan Aspek
Indikator Skor
1. 16
Saat saya sakit, saya beristirahat di rumah
dan tidak ke rumah sakit walaupun
membutuhkan bantuan medis.
Attention atensi;
perhatian Proses kesadaran diri
individu yang berpusat pada pengetahuan yang
ada dalam
dirinya maupun diluar dirinya.
149
2. 56
Terkadang saya lupa jika ada tugas yang
belum saya kerjakan. Attention
atensi; perhatian
Kesadaran terhadap perenungan pikiran-
pikiran pribadi, memori- memori, dan cita-cita.
143
3. 34
Ketika saran saya tidak diterima oleh teman
organisasi, maka saya tidak
akan memberi
saran atau masukan lagi ketika
saya diberi
kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat.
Emotive emotif
Kesadaran untuk mendeskripsikan emosi-
emosi secara subjektif kepada orang lain
164
Item yang tergolong rendah pada tabel 4.3 akan digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik program pengembangan self awareness mahasiswa
program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Pembahasan Hasil penelitian
1. Deskripsi tingkat Self Awareness Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat self awareness yang tinggi.
Tingginya tingkat self awareness dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat
diinterpretasikan bahwa mahasiswa memiliki self awareness yang tergolong baik bagi persiapannya untuk menjadi seorang konselor yang profesional. Artinya,
mahasiswa sudah memiliki self awareness yang baik dalam dirinya sehingga harus di pertahankan dan dikembangkan lagi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Solso 2008 bahwa Seseorang jika sudah memiliki kesadaran diri maka dapat mengendalikan dirinya terkait dengan tujuan
hidup yang dimilikinya, bagaimana mengatur emosi serta pengaruh emosi terhadap kognitifnya. Sama halnya dengan Santrock 2003 mengemukakan
kesadaran diri merupakan keadaan sadar terjaga atau pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi di luar dan di dalam dirinya, termasuk sadar akan
pribadinya dan pemikiran mengenai pengalamannya. Seseorang akan sadar dengan apa yang ia lakukan dan apa yang ia katakan, serta apa yang harus ia
lakukan dalam kehidupannya. Sekitar 43,90 mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki self awareness yang tinggi. Skor tinggi ini kemungkinan dikarenakan mahasiswa sudah
mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh prodi maupun Universitas. Ada sekitar 21,95 mahasiswa yang termasuk dalam
kategori sedang, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh sikap mahasiswa yang belum sadar untuk mengembangkan self awareness dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa tidak mengetahui bagaimana kesadaran diri dapat mempengaruhi
aspek dalam kehidupannya. Begitupun dengan 34,14 mahasiswa yang tergolong dalam kategori sedang, sehingga mahasiswa harus mampu untuk mulai
mengembangkan self awareness pada dirinya. Tetapi dalam hal ini, sebagian besar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta telah mampu mengembangkan self awareness dalam pribadi masing-masing.
Jadi, dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 sudah mengetahui bagaimana caranya
untuk mengendalikan dirinya terkait dengan tujuan hidup yang dimilikinya serta bagaimana mengelola kelemahan serta kelebihan yang dimilikinya. Namun,
perlunya pengembangan self awareness yang lebih mendalam agar mahasiswa dapat berkembang secara optimal.
2. Topik-topik usulan program pengembangan diri yang sesuai untuk meningkatkan