Self awareness dan implikasinya pada usulan topik program pengembangan diri (Studi Deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakart

(1)

i

SELF AWARENESS DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Maristela Oparekhe Hilapok 131114055

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

iii


(4)

iv

Just because you don’t see anything

happening doesn’t mean that

God isn’s working.

“Just keep moving forward

and don’t give a shit about

what anybody thinks.

Do what you have to do,

for you.”

(Johnny Depp)

Beautiful

faces

are everywhere,

but beautiful

minds

are hard to find.

( The Good Qoute)


(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini bagi...

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menopang dan menjadi sumber kekuatan dalam hidup

Kedua Orang tua Tercinta B. Eligius Hilapok & Rita Uropmabin

Kakak-kakak dan adik yang Tercinta Angelus Arie Hilapok

Andriana Hurekdogon Hilapok Avelina Palek Hilapok Anselma Sesilia Juan Hilapok

Pembimbing yang selalu sabar dan telaten membantu salama proses ini hingga berakhir

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma


(6)

(7)

(8)

viii ABSTRAK

SELF AWARENESS DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Maristela Oparekhe Hilapok Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang Self Awareness mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 dan membuat usulan program untuk mengembangkan Self Awareness dalam diri mahasiswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan lima aspek, yaitu attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Kuesioner yang digunakan yaitu self awareness dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu berdasarkan pengkategorisasian. Terdapat lima tingkat dalam pengkategorisasian Self Awareness mahasiswa angkatan 2014, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, memiliki tingkat Self Awareness sebagai berikut: 9 (21,95%) sangat tinggi, 18 (43,90%) tinggi, 14 (34,14%) sedang, dan tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori

self awareness rendah dan sangat rendah. Melalui hasil perhitungan skor item, terdapat 39 (95,12%) item tergolong sangat tinggi dan 2 (4,87%) item yang tergolong tinggi. Maka diusulkan topik-topik program pengembangan diri berdasarkan butir-butir item kuesioner terendah yang dapat mengembangkan Self Awareness mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Judul topik program pengembangan diri mahasiswa yaitu Mengenali Kesehatan Pribadi, Keterampilan Belajar, Manajemen Waktu, dan How to Management Your Emotions?. Program pengembangan diri dilakukan dengan metode bimbingan klasikal, konseling kelompok, dan acara weekend dengan tujuan untuk mengembangkan Self Awareness mahasiswa.


(9)

ix ABSTRACT

SELF AWARENESS AND IMPLICATIONS OF PROPOSED TOPICS ON THE

SELF DEVELOPMENT PROGRAM

(A Descriptive Study on Student Guidance and Counseling Program Batch 2014

Sanata Dharma University in Yogyakarta) Maristela Oparekhe Hilapok

Sanata Dharma 2017

This study aims to obtain an overview of Self Awareness among the students of Guidance and Counseling Study Program Batch 2014 and make proposals to develop Self Awareness program within the students.

This type of research is descriptive quantitative research with survey method. The research subjects were all students of Guidance and Counseling Study Program Batch 2014. The research instrument uses five aspects, namely attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, and emotive. The questionnaire used is self-awareness and the data analysis technique used in the study is based on categorization. There are five levels in the categorization of the students’Self Awareness class of 2014, namely very high, high, medium, low and very low.

These results indicate that students of Guidance and Counseling Batch 2014Sanata Dharma University have the Self Awareness as follows: 9 (21.95%) is categorized as very high, 18 (43.90%) as high, 14 (34.14%) as moderate, and no studentwas in the category of low and very lowself-awareness. Through the calculation of scores of items, 39 (95.12%) items were very high and 2 (4.87%) items were high. Therefore,the proposed topics of self-development program were based on the lowest questionnaire items to develop students Self Awareness. The title of the topic of the student self-development program was Recognizing Personal Health, Study Skills, Time Management, and How to Management Your Emotions? Self-development program was carried out using the class guidance method, group counseling, and weekend events carried out to develop students’ Self Awareness.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerahNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “SELF AWARENESS DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)” ini dengan baik. Tidak sedikit tantangan atau godaan yang dialami penulis selama menyelesaikan skripsi ini, namun karena kasih dari Tuhan Yesus dan Bunda Maria semua dapat terlewati. Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing, membantu, mendukung serta mendoakan selama proses menyelesaikan skripsi dan mohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan yang ada pada skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A, selaku dosen pembimbing yang sabar telah memberikan waktu, motivasi, ilmu, serta banyak pembelajaran hidup yang diberikan selama proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan serta membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis. 5. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar dan tulus membantu pada

bidang administrasi selama penulis menempu studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 atas kerja sama dan kesediaannya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.


(11)

xi

7. Orangtuaku tercinta Bapak B. Eligius Hilapok dan Mama Rita Uropmabin yang senantiasa mendukung serta mendoakan dan selalu mengajariku untuk selalu berjuang dan sabar selama kuliah serta proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kakak-kakakku yang tercinta Angel, Andri, Ave dan Adikku yang tercinta Juan untuk semangat, motivasi, dukungan, serta doa dan cinta yang diberikan selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, kalian istimewa dan luar biasa. Terimakasih buat canda, tawa, kerjasama, dan semua kenangan selama ini.

10.Teman kos Kiki Riana yang selalu memberi semangat, menemani disaat senang maupun susah. Terimakasih untuk dukungannya selama 3 tahun ini.

11.Teman seperjuangan di prodi Bimbingan dan Konseling Mersy Cahyati, Katerina Mangampang, Wahyuni Br. Tarigan, Santiaji Alit, Lourenstius Yoga, dan Anastasia Karisa yang selalu ada dan selalu memberi semangat serta dukungan hingga saat ini.

12.Para sahabatku Kristyana Sentosa, Friska Ruru, dan Regina Rapa yang selalu ada dan selalu memberi semangat serta dukungan hingga saat ini. Love you Ibab!

13.Keluarga HONAI ( Kaka Ibu Audra Logho, Kaka Achy Daryone Hattu, Mas Priyo, Santa Veronika Logho “sahabat kecil sampai bersar”, Grace Yogi, dan Adelina Rumbino) terimakasih untuk cinta, kasih sayang, kebersamaan, dukungan, yang selalu menjadi tempat untuk sharing serta berkeluh-kesah dan kekompakannya selama ini. An Netaiken Motok!! 14.Keluarga besar FKIP Basketball yang selalu menjadi pelarian sewaktu

saya merasa jenuh dengan kegiatan perkuliahan. Terimakasih untuk kebersamaan dalam latihan maupun pertandingan-pertandingan yang kita sudah lewati bersama selama 3 tahun. FKIP,GO TEACHER!!!


(12)

xii

15.Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang dilakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membaca.

Yogyakarta, 3 Februari 2017


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Batasan Istilah ... 8 Halaman


(14)

xiv

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Hakikat Self Awareness ... 9

1. Pengertian Self Awareness ... 9

2. Ciri-ciri orang yang memiliki Self awareness ... 11

3. Aspek-aspek Self awareness ... 12

4. Fungsi-fungsi Self awareness ... 16

5. Upaya meningkatkan self awarenes ... 18

B. Karakteristik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 ... 19

1. Pengertian Karakteristik Mahasiswa ... 19

2. Tugas Perkembangan Mahasiswa ... 21

3. Self Awareness Mahasiswa ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis atau Desain Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subjek Penelitian ... 25

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 25

1. Teknik Pengumpulan Data ... 25

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

3. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan Hasil penelitian ... 42

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 50


(15)

xv

B. Saran ... 50

C. Keterbatasan ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55

LAMPIRAN 1 Tabel Data Validitas ... 56

LAMPIRAN 2 Reabilitas ... 60

LAMPIRAN 3 Kuesioner Self Awarenes ... 61

LAMPIRAN 4 Data Hasil Kuesioner ... 67


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jumlah Subjek Penelitian ... 25

Tabel 3. 2 Norma Skoring Inventori self awareness ... 27

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Kuesioner Self awareness ... 28

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ... 31

Tabel 3. 5 Kriteria Guilford ... 32

Tabel 3. 6 Reliabilitas Item ... 33

Tabel 3. 7 Tabel Norma Kategorisasi ... 34

Tabel 3. 8 Tabel Norma Kategorisasi tingkat Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata DharmaYogyakarta ... 35

Tabel 3. 9 Tabel Norma Kategorisasi item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata DharmaYogyakarta ... 36

Tabel 4. 1 Kategorisasi Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 37

Tabel 4. 2 Kategorisasi Skor Item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 40

Tabel 4. 3 Item-item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 42

Tabel 4. 4 Usulan Topik-topik Bimbingan Pengembangan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma ... 49


(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Kategorisasi Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 38 Grafik 4. 2 Kategorisasi Skor Item Self Awareness Mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 40


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai calon konselor yang handal, mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma diharapkan bisa menjalankan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling dalam satuan pendidikan bagi konseli seperti penyesuaian diri dengan lingkungan; mampu mengembangkan diri di bidang minat dan bakat; dan pengembangan potensi yang optimal. Hal tersebut dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 111 tahun 2014 pada pasalnya yang ke-2 nomor 1.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Bimbingan dan Konseling di atas menjelaskan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling bagi konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi sebagai pemahaman diri dan lingkungan bagi konseli. Pemahaman diri yang dimaksudkan ialah pemahaman diri yang berkaitan dengan kesadaran diri seseorang. Kesadaran diri seorang calon konselor dapat dilatihkan agar mampu mengelola kesadaran (awareness) diri dalam segala tingkah lakunya untuk membantu mempersiapkan dirinya menjadi


(19)

seorang konselor yang profesional yang nanti dapat membantu konseli untuk mengembangkan kesadaran diri konseli.

Menurut Kode Etik Profesi Konseling pada Bab II bagian A mengenai kualifikasi seorang konselor, konselor yang profesional dituntut agar memiliki nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi konseling. Semua hal ini dapat di peroleh ketika memiliki kesadaran diri (self awareness) yang merupakan ”modal dasar” konselor dalam menjalankan tugas (Flurentin, 2010).

Solso (2008) mengemukakan bahwa kesadaran diri (self awareness) merupakan proses fisik dan psikologis yang mempunyai hubungan timbal balik dengan kehidupan mental yang terkait dengan tujuan hidup, emosi, dan proses kognitif yang mengikutinya. Sifat-sifat seseorang yang sudah mengenal dirinya yaitu mampu berinovasi, berpikir secara sehat, bertanggung jawab atas tindakannya, dan bisa mengambil resiko. Drucker ( dalam Lowney, 2005) mengungkapkan bahwa, di dalam lingkungan baru keberhasilan karier tidak di rencanakan. Karier berkembang ketika orang siap akan peluang karena mereka tahu kekuatan mereka, metode kerja, dan nilai-nilai mereka.

Seorang calon konselor yang profesional diharapkan mampu mengenal diri sendiri: kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, nilai-nilai, dan pandangan hidup mereka. Solso (2008) mengungkapkan aspek-aspek utama dalam kesadaran diri meliputi atttention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Pribadi yang memiliki self awareness yang baik dapat berpengaruh pada kinerjanya nanti saat sudah menjadi seorang konselor.


(20)

Self awareness (kesadaran diri) dapat memengaruhi kinerja seorang konselor, dalam hal ini masih ditemukan beberapa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang kurang sadar akan pentingnya mengembangkan kesadaran diri (self awareness). Misalnya mahasiswa masih sering terlambat mengumpulkan tugas, sehingga tanggung jawab sebagai mahasiswa belum dilaksanakan agar dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa yaitu mengembangkan disiplin ilmu maupun sikap dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan kesadaran diri (self awareness) akan membantu mahasiswa untuk dapat memahami diri sendiri serta dapat membantunya dalam menjalankan tugas nantinya sebagai seorang konselor yang profesional.

Meskipun pada kenyataannya mahasiswa progam studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 sudah berusaha untuk mengembangkan kesadaran diri dengan selalu hadir dalam perkuliahan dan aktif dalam beberapa kegiatan kampus. Masih terdapat beberapa fenomena yang terjadi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, antara lain kebiasaan menunda-nunda perkerjaan, kurangnnya niat membaca, tidak empati terhadap teman yang sakit, sikap yang masih seperti pelajar SMA yang mengeluh akan tugas kampus, belum bersikap selayaknya calon konselor, sering melontarkan kata makian kepada teman, dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Mahasiswa yang sudah memiliki self awareness dalam dirinya akan melakukan hal-hal sebgai berikut; mahasiswa aktif dalam berkonsultasi dengan


(21)

dosen pembimbing saat menjalankan program magang baik magang 1, magang 2, dan maupun magang 3 kedepannya agar hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa di tempat magang dapat terbantu dan dosen bisa mengetahui kegiatan apa yang dilakukan oleh mahasiswa saat magang. Self awarenes sangat penting bagi mahasiswa sebagai para calon konselor, agar dapat membantu mahasiswa untuk semakin bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri, bagaimana sikap dirinya dalam bersosialisasi, mengelola emosinya, dan pada akhirnya mahasiswa dapat menjadi pribadi yang matang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dan Implikasinya Pada Usulan Topik Program Pengembangan

Diri” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Ada indikasi kurangnya kesadaran mengenai pentingnya Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.


(22)

2. Belum ada gambaran mengenai pentingnya Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

3. Mahasiswa masih belum bisa bersikap layaknya seorang calon konselor, tidak empati terhadap satu dan yang lain, menunda tugas kampus, kurang memiliki niat untuk membaca dan kurang aktif dalam bersosialisasi dengan dosen.

4. Tuntutan Kode Etik Konselor yang mengatakan bahwa konselor yang profesional harus memiliki nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi Konseling.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, fokus diarahkan untuk menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, khususnya mengenai kurangnya kesadaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma akan pentingnya Self awareness.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa tinggi tingkat Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma? 2. Topik-topik program pengembangan diri apa sajakah yang sesuai untuk membantu mengembangkan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, berdasarkan butir-butir item yang belum optimal?


(23)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan seberapa tinggi tingkat Self Awareness

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

2. Mengidentifikasi capaian skor item yang belum optimal agar bisa mengusulkan topik-topik program yang sesuai untuk mengembangkan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mempu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kajian teori ke-Ilmuan Bimbingan dan Konseling, khususnya tentang kesadaran diri (self awareness) mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dalam mempersiapkan diri untuk menjadi seorang konselor yang profesional .


(24)

1. Manfaat Praktis

a. Bagi para Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dapat menggunakan hasil penelitian ini, untuk melihat seberapa tinggi kesadaran diri (self awareness) mereka. Sehingga mahasiswa dapat mengembangkan diri secara optimal sebagai seorang calon konselor profesional.

b. Bagi prodi BK

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan berupa informasi mengenai self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, yang kiranya dapat memberikan inspirasi mengenai kegiatan yang perlu dilakukan oleh prodi Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan self awareness mahasiswa.

c. Bagi DPA

Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi mengenai tingkat self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 kepada DPA, yang kiranya dapat menjadi masukan untuk membuat program pengembangan diri mahasiswa. Misalnya dalam kegiatan dialog kelas, weekend kelas,


(25)

d. Bagi Dosen Matakuliah

Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi mengenai tingkat self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 kepada dosen matakuliah, yang kiranya dapat menjadi masukan untuk membantu dosen dalam menghadapi mahasiswa. Dosen matakuliah juga dapat membantu mengembangkan

self awareness mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan di kelas.

G. Batasan Istilah

1. Kesadaran diri (self awareness) merupakan pengetahuan seseorang untuk menerima dirinya, mengetahui kelebihan serta kekurangan yang dimilikinnya dan mampu mengakuinya di depan orang banyak. Seseorang jika sudah memiliki kesadaran diri maka dapat mengendalikan dirinya terkait dengan tujuan hidup yang dimilikinya, bagaimana mengatur emosi, dan pengaruh emosi terhadap kognitifnya. Terdapat beberapa aspek yang mendukung seseorang untuk mengembangkan kesadaran diri (self awareness) pada dirinya yaitu

atttention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. 2. Program pengembangan diri merupakan kegiatan yang di usulkan untuk

membantu mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 mengembangkan self awareness yang sudah ada pada pribadi masing-masing mahasiswa. Usulan program diberikan dari identifikasi butir-butir item yang pencapaiannya belum optimal.


(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan pengertian self awareness, ciri-ciri self awareness, aspek-aspek self awareness, fungsi-fungsi self awareness, upaya mengembangkan

self awarenes, karakteristik mahasiswa, tugas perkembangan, dan self awareness

mahasiswa.

A. Hakikat Self Awareness 1. Pengertian Self Awareness

Kesadaran diri (self awareness) merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah. Sudah jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak ia kenal.

Para ahli mempunyai pendapat yang beragam tentang kesadaran diri, Mayer seorang ahli psikologi dari University of New Hampshire yang menjadi koformulator teori kecerdasan (dalam Goleman, 1996) berpendapat bahwa kesadaran diri berarti waspada, baik terhadap suasana hati maupun pikiran seseorang tentang suasana hati.

Solso (2008) mengemukakan bahwa kesadaran diri (self awareness) dari proses fisik dan proses psikologis yang mempunyai hubungan timbal balik dengan kehidupan mental yang terkait dengan tujuan hidup, emosi, dan proses kognitif yang mengikutinya. Seseorang jika sudah memiliki kesadaran diri maka dapat mengendalikan dirinya terkait dengan tujuan hidup yang dimilikinya, bagaimana


(27)

mengatur emosi serta pengaruh emosi terhadap kognitifnya. Sama halnya yang dikatakan oleh Mayer (dalam Goleman, 1996) emosi dapat dikendalikan dengan kesadaran diri orang terhadap kewaspadaan terhadap suasana hati.

Santrock (2003) mengemukakan kesadaran diri adalah keadaan sadar terjaga atau pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi di luar dan di dalam dirinya, termasuk sadar akan pribadinya dan pemikiran mengenai pengalamannya. Seseorang akan sadar dengan apa yang ia lakukan dan apa yang ia katakan, serta apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya.

Menurut Goleman (1996), kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan oleh dirinya sendiri. Lebih lanjut Goleman menjelaskan bahwa kesadaran diri adalah kemampuan untuk merasakan, mengartikulasi, dan merefleksikan keadaan emosional seseorang. Setiap emosi yang dirasakan dapat dikendalikan dengan merefleksikan terlebih dahulu peristiwa-peristiwanya.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa self awareness

adalah kemampuan seseorang untuk menerima dirinya, mengetahui kelebihan serta kekurangan yang dimilikinnya dan mampu mengakuinya di depan orang banyak. Orang yang sudah memiliki kesadaran diri yang baik, dalam setiap perilakunya akan lebih terarah pada hal positif, selalu mengetahui segala konsekuensi yang akan ia dapatkan jika mengambil suatu keputusan atau tindakan dalam kehidupan sehari-hari.


(28)

2. Ciri-ciri orang yang memiliki Self awareness

Goleman (1996) menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu:

a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan:

1) Mengetahui makna emosi yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi.

2) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan.

3) Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja. 4) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai

dan sasaran-sasaran mereka.

b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan :

1) Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. 2) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman,

terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.

3) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.

c. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan:


(29)

1) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”.

2) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran.

3) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti.

Pada ciri-ciri lebih menekankan bahwa orang yang memiliki self awareness dapat mengenali emosi yang ia rasakan maupun emosi orang lain serta mengetahui kemampuan dan keterbatasan yang ia miliki.

3. Aspek-aspek Self awareness

Solso (2008) mengungkapkan aspek-aspek utama dalam kesadaran diri meliputi atttention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Aspek-aspek tersebut merupakan upaya untuk mengurangi variansi dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang kita sebut dengan kesadaran. Dari kelima aspek tersebut, ada satu aspek yakni arsitektur yang terlibat dalam proses fisiologis. Aspek-aspek lainnya terlibat dalam proses-proses psikologis, semua aspek-aspek ini saling berhubungan antar satu sama lain dalam menggambarkan kesadaran diri.

a. Atensi; perhatian (attention)

Kesadaran diri individu yang diarahkan dengan memusatkan perhatian terhadap kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya. Individu juga dapat mengalihkan perhatian ke dalam diri dan


(30)

merenungkan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, dan citra-citra visual saat sadar dengan keadaan yang sedang dialaminya. Misalnya, pada saat ini anda bisa saja menghadirkan bayangan seorang tokoh ternama dalam bernak anda. Hal ini merupakan kemampuan untuk menghadirkan pikiran-pikiran sadar dan memori-memori proses dari masa lalu anda, yang merupakan suatu sistem kerja yang bekerja bersama-sama dengan proses recall pengetahuan.

b. Kesiagaan; keterjagaan(wakefulness)

Kesadaran individu yang siaga dengan kejadian-kejadian yang di alaminya dengan terpengaruh oleh perhatiannya kepada suatu kejadian tersebut. Kesiagaan ini merupakan suatu kondisi mental yang dialami seorang sepanjang hidupnya, dalam tiap hari.

c. Arsitektur (architecture)

Aspek definitif dalam kesadaran dimana kesadaran bukanlah sebuah proses tunggal yang dilakukan oleh sebuah neuron tunggal, melainkan dipertahankan melalui sejumlah proses-proses neorologis yang diasosiasikan dengan interprestasi terhadap fenomena sensorik, sematik, kognitif, dan emosional, yang ada secara fisik maupun secara imajinatif. Tindakan-tindakan tersebut tampaknya berlangsung otomatis sebagai hasil dari pengalaman. Tindakan-tindakan lain memerlukan intervensi sadar dan kompleks.


(31)

d. Mengingat pengetahuan(recall of knowledge)

Proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia disekelilingnya. Kesadaran memampukan manusia mendapatkan akses ke pengetahuan melalui proses recall dan rekognisi terhadap informasi mengenai diri pribadi dan mengenai dunia ini. Kesadaran diri ini memiliki tiga komponen antara lain:

1) Pengetahuan diri (self knowledge)

Pengetahuan diri adalah pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang, individu akan sadar dengan dirinya sendiri, bahwa individu memiliki kekurangan serta kelebihan, serta dalam kesehariannya individu sadar hal tersebut adalah dirinya.

2) Pengetahuan tentang dunia (world knowledge)

Pengetahuan tentang dunia adalah individu mengingat sejumlah fakta dari memori jangka panjang. Apa yang sudah individu lihat, baca, maupun dengar akan selalu muncul secara spontan saat ia berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan hal-hal yang sudah di ketahuinnya sebelumnya. Kesadaran akan tanggung jawab dapat terbentuk dengan mengingat peristiwa-peristiwa di luar dirinya.


(32)

3) Aktivasi pengetahuan(activation of knowledge)

Seorang individu menyadari tindakan-tindakan orang lain. Kesadaran akan kejujuran individu akan terbentuk dengan melihat orang lain sebagai contoh nyata. Individu akan belajar bagaimana membentuk suatu kesadaran diri dalam dirinya melalui orang lain.

e. Emosi (emotive)

Suatu kondisi sadar, yang biasa dianggap sebagai suatu bentuk perasaan atau emosi (berbeda dengan pikiran atau presepsi). Emosi ditimbulkan oleh kondisi-kondisi internal saat merespon peristiwa-peristiwa eksternal.

1) Kebaruan (novelty)

Kecenderungan kesadaran untuk mengambil suatu keputusan yang kreatif dan inovatif, dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup tanpa mengurangi pengetahuannya yang sudah ada.

2) Kemunculan (emergency)

Kesadaran berkaitan dengan pemikiran-pemikiran pribadi dan internal, proses mengelola informasi yang terdapat dalam diri sendiri dan mampu merefleksikan informasi yang di tangkap. Proses ini menimbulkan setidaknya impresi fenomenologis bahwa kesadaran muncul dari aktifitas otak.


(33)

3) Selektivitas (selectivity) dan Subjektivitas (subjectivity)

Kesadaran individu secara konstan akan memilih sangat sedikit pikiran pada setiap waktu, namun pikiran-pikiran itu akan berubah secara cepat akibat

Aspek merupakan hal yang paling utama dalam self awareness, dari aspek-aspek ini individu dapat mengetahui sejauh mana individu itu sudah mengembangkan self awareness dalam kehidupannya agar dalam hidup bersosialisasi bisa aware terhadap diri sendiri maupun orang sekitar.

4. Fungsi-fungsi Self awareness

Baars dan McGovern dalam (Solso, 2008) mengungkapkan sejumlah fungsi kesadaran diri, berikut ini adalah penjabaran fungsi-fungsi tersebut:

a. Konteks-setting (context-setting), yakni fungsi dimana sistem-sistem bekerja mengidentifikasi korteks dan pengetahuan mengenai sebuat stimuli yang datang dalam memori. Fungsi ini berperan untuk menjernikan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan.

b. Adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning), yakni fungsi yang mengendalikan bahwa keterlibatan sadar di perlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses.

c. Prioritisasi (prioritizing), yakni fungsi akses dimana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia di tingkat ketidaksadaran.


(34)

d. Rekrutmen dan kontrol (recruitment and control), yakni fungsi dimana kesadaran memasuki sistem-sistem motorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar.

e. Pengambilan keputusan (decision-making), yakni fungsi eksekutif yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali.

f. Deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing), yakni fungsi yang berfokus pada kesadaran yang memasuki sisten norma kita. Sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat suatu kekeliruan.

g. Pengorganisasian dan fleksibilitas (organization and flexibility), yakni fungsi yang memungkinkan kita mengendalikan fungsi-fungsi otomatis dalam situasi-situasi yang telah dapat diprediksikan, namun sekaligus memungkinkan kita memasuki sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi tidak terduga.

Fungsi-fungsi di atas dapat membantu individu untuk menyadari apa yang ia miliki dan dapat menjadi tumpuan untuk mengembangkan dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.


(35)

5. Upaya meningkatkan self awarenes

Joseph Luft dan Johari Window dan Harry Ingham (1998) mengungkapkan bahwa self awareness berhubungan dengan komunikasi interpersonal. Makin tinggi kesadaran diri semakin mengetahui bagaimana orang berkomunikasi dengan orang lain. Sebaliknya, komunikasi dengan orang lain akan membantu meningkatkan pengetahuan tentang diri seseorang. Karenanya, kesadaran diri adalah suatu hal yang harus ditingkatkan. De Vito (1980) menyebutkan empat hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self awareness:

1. Bertanya tentang diri kepada diri sendiri. Self talk (berbicara dengan diri sendiri), melakukan monolong dengan diri sendiri adalah salah satu cara mengetahui tentang diri dan pada gilirannya meningkatkan kesadaran-diri. Mendengarkan orang lain. Mendapatkan feedback dari orang lain dalam komunikasi interpersonal adalah hal yang membuat seseorang mendapatkan self knowledge (pengetahuan tentang diri). Sehingga akan meningkatkan self awareness pada diri seseorang.

2. Secara aktif mencari informasi tentang diri sendiri. Tindakan ini akan memperkecil wilayah blind self sekaligus meningkatkan self awareness. 3. Melihat dari sisi yang lain. Setiap orang memiliki pandangan sendiri

tentang orang lain. Mencoba melihat dari sudut pandangan orang lain mengenai seseorang akan membantu seseorang tersebut untuk menambah kesadaran tentang diri seseorang itu sendiri.


(36)

4. Meningkatkan open self. Dengan meluaskan wilayah terbuka pada diri sendiri berarti mengurangi wilayah hidden self. Ini berarti juga membuka diri (melakukan self disclosure) kepada orang lain. Membuka diri akan memberikan pengetahuan tentang diri dan meningkatkan kesadaran diri.

Self-awareness biasanya berkurang atau menurun, sehingga menyebabkan kita akan bertindak tanpa mengindahkan standar atau tidak sesuai dengan nilai-nilai diri sendiri. Orang akan merasa bebas, tanpa ada halangan apapun dan bisa melakukan hal-hal yang oleh orang deindividuation (berkurangnya “nilai” lain biasanya tidak disetujui bisa terjadi akibat stimuli kondisi tertentu, keindividuan seseorang)

B. Karakteristik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014

1. Pengertian Karakteristik Mahasiswa

Karakter (watak) adalah kepribadian yang dipengaruhi motivasi yang menggerakan kemauan sehingga orang tersebut bertinda (Sunaryo,2004). Sumadi (dalam Sunaryo, 2004) mengatakan, bahwa karakter (watak) adalah keseluruhan atau totalitas kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan, dan faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan pengalaman, serta faktor-faktor eksogen).


(37)

Karakteristik berarti hal yang berbeda tentang seseorang, tempat, atau hal yang menggambarkannya. Sesuatu yang membuatnya unik atau berbeda. Karakteristik dalam individu adalah sarana untuk memberitahu satu terpisah dari yang lain, dengan cara bahwa orang tersebut akan dijelaskan dan diakui. Sebuah fitur karakteristik dari orang yang biasanya satu yang berdiri di antara sifat-sifat yang lain (Sunaryo, 2004).

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma merupakan mahasiswa yang dituntut untuk memiliki kompetensi profesional sesuai dengan Kode Etik profesi konselor sebagai calon konselor.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, karakteristik mahasiswa adalah sesuatu hal yang dimiliki oleh seseorang yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi yang hanya dimiliki oleh dirinya sendiri dan bersifat unik yang membuat seseorang ini berbeda dengan yang lainnya. Sehingga, karakter mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling adalah mahasiswa yang memiliki karakteristik cerdas dan humanis, serta sedang mempersiapkan diri agar siap menjadi seorang konselor yang profesional.


(38)

2. Tugas Perkembangan Mahasiswa

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus

yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Santrock (1999) mengatakan orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, dan transisi secara peran sosial.

Hurlock (1999) menjelaskan masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Hurlock mengatakan masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Berikut ini tugas perkembangan masa dewasa awal :

a. Masa pengaturan (sattle down), hal ini dimana seorang individu sudah mampu bertanggung jawab dalam kehidupannya sendiri. b. Masa bermasalah, masalah-masalah yang baru dihadapi seorang

individu di tahap dewasa awal ini berbeda dengan asalah yang dialaminya saat berada pada masa remaja. Individu diharapkan mampu untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya.

c. Masa ketegangan emosional, ketegangan emosional individu yang mendekati masa dewasa seringkali ditempatkan dalam


(39)

ketakutan-ketakutan atau kekawatiran-kekawatiran dalam menghadapi siklus kehidupan.

d. Masa keterasingan sosial, dalam hal ini hubungan individu dengan teman-teman kelompok sebaya berkurang karena sibuk mempersiapkan karier. Sebagai akibatnya individu akan mengalami krisis keterasingan.

e. Masa ketergantungan, status dewasa awal memberikan kebebasan kepada individu untuk mandiri sehingga tidak bergantung kepada orang tua, teman, dan lainnya.

f. Masa perubahan nilai, hal ini terjadi karena beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial, dan ekonomi orang dewasa awal.

g. Masa kreatif, bentuk kreatifitas yang akan terlihat tergantung pada minat dan kemampuan individual. Hal ini dapat tercapai ketika individu mengembangkan kemampunnya melalui hobi, dan ada juga yang menyalurkan melalui pekerjaannya.

Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri, juga diharapkan untuk siap terhadap karier yang nanti ditekuni.


(40)

3. Self Awareness Mahasiswa

Self awareness merupakan kesadaran diri yang dimiliki oleh seseorang, dimana ia mengetahui kelemahan-kelemahan serta kelebihan-kelebihan yang dimilikinya serta dapat mengelolanya dengan baik dalam kehidupannya. Hal ini di tandai oleh bagaimana seseorang mengenal emosi yang sedang dialaminya, memiliki pengakuan diri yang kuat, dan mempunyai kepercayaan diri yang besar.

Faktor-faktor yang perlu dialami oleh mahasiswa untuk mendukung meningkatkan self awareness yaitu memahami dirinya, mempunyai harapan yang realistis, bebas dari hambatan lingkungan, mampu mengelola tekanan di lingkungan sekitar, dan konsep diri yang stabil. Fenomena yang terjadi pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 adalah masih kurang memiliki self awareness hal ini ditandakan dengan kurang adanya kesadaran diri mahasiswa untuk mengumpulkan tugas pada tepat waktu, berkonsultasi pada dosen pembimbing magang, masih berperikalu yang tidak mencerminkan sikap seorang calon konselor, dan lain sebagainnya.

Pada fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014, terdapat beberapa mahasiswa yang mencoba untuk mengembangkan kesadaran diri mereka walaupun dengan hal kecil seperti mengumpulkan tugas tepat waktu, dan belajar mata kuliah yang ada. Oleh sebab itu mahasiswa butuh pendampingan untuk membantu mengembangkan self awareness agar dapat mempersiapkan diri untuk menjadi konselor yang profesional.


(41)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek atau populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa, metode penelitian dilakukan berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.


(42)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2016.

C. Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Objek penelitiannya adalah self awareness.

Tabel 3. 1

Jumlah Subjek Penelitian Jumlah Mahasiswa

BK angkatan 2014 62 Orang

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket self awareness. Pada penelitian ini angket ditujukan untuk mengumpulkan data tentang self awareness mahasiswa


(43)

program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, artinya alternatif jawabannya sudah disediakan. Responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya. Penyataan yang terdapat dalam inventori ini terdiri dari pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Pernyataan favourable merupakan konsep keperilakuan yang sesuai atau mendukung variabel yang diukur dan unfavourable yaitu konsep keperilakuan yang tidak sesuai atau tidak mendukung variabel yang diukur.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian Sugiyono (2013).


(44)

Instrumen self awareness dalam penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Alternatif jawaban Ragu-ragu (RG) tidak disertakan untuk mengurangi kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang netral dan untuk meningkatkan variabilitas respon. Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-masing item pernyataan dalam instrument ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Norma Skoring Inventori self awareness Alternatif Jawaban Skor Favourable

(+)

Skor Unfavourable (-)

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Responden diminta untuk merespon pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner Self awareness dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item, dengan demikian dapat diketahui tingkat penyesuaian diri pada subjek penelitian ini. semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat self awareness, sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat sanse of awarenes.


(45)

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Kuesioner Self awareness

No Aspek-aspek Indikator Item

Fav

Item Unfav 1. Attention (atensi;

perhatian)

a.Proses kesadaran diri individu yang berpusat pada pengetahuan yang ada dalam dirinya maupun diluar dirinya.

b.Kesadaran terhadap perenungan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, dan cita-cita.

6,26

1,46

16,36

56,11

2. Wakefulness

(siaga; keterjagaan)

a.Individu setiap hari siaga terhadap setiap hal yang akan ia hadapi.

b.Kesedaran diri individu untuk mempersiapkan tindakan-tidakan yang akan diambilnya dalam menghadapi suatu persoalan.

21,4 1 10,3 0 31,51 20,40

3. Architecture

(arsitektur)

a.Kesadaran individu di proses oleh pengalaman-pengalaman yang sudah ia alami yang tersimpan dalam otak individu itu sendiri b.Kesadaran di interpretasikan oleh faktor sensorik, sematik, kognitif, dan emosional.

50,1 2 32,5 2 2,22 42,8 4. Recall of

knowledge

(mengingat pengetahuan)

a.Pengambilan informasi pribadi yang bersangkutan dengan dunia sekitar.

b.Kesadaran tentang jati diri.

c.Kesadaran mengenai kukurangan serta kelebihan yang ada pada dirinya.

d.Kesadaran akan tanggung jawab terhadap peristiwa-peristiwa di sekitarnya.

e.Menyadari tindakan-tindakan orang lain.

18,3 8 5,25 45,9 29,4 9 13,3 3 28,48 15,35 55,19 39,3 23,43

5. Emotive (emotif) a.Kesadaran individu pada bentuk perasaan atau emosi yang ia rasakan.

b.Kesadaran akan emosi yang muncul dalam diri saat berinteraksi dengan dunia luar.

c.Kesadaran untuk mendeskripsikan emosi-emosi secara subjektif kepada orang lain

53,1 7 37,4 24,4 4 7,27 47,14 34,54


(46)

3. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sugiyono (2013) menegaskan bahwa, instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya.

a. Validitas

Sugiyono (2013) mengatakan untuk mengetahui valid tidak suatu instrumen penelitian, bila harga korelasi setiap item instrumen di bawah 0.30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional judgement (Azwar, 2011). Menurut Ary, Jacobs dan Razavieh (1982) validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgement). Instrumen penelitian ini dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

Hasil konsultasi yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Pearson product moment menggunakan aplikasi program komputer SPSS for 16.0


(47)

Windows. Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√[∑ ∑ ][∑ ∑ ]

Keterangan rumus :

x dan y : skor masing-masing skala

n : banyaknya subjek

Masrum dalam (Sugiyono, 2013) mengungkapkan bahwa keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30. Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Pada Tabel 3.4 akan ditunjukan hasil rekapitulasi uji validitas item, item yang valid akan dibedakan dengan item tidak valid dengan menggunakan simbol (*) pada item yang tidak valid.


(48)

Tabel 3. 4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

No Aspek-aspek Indikator Valid Gugur

1. Attention (atensi; perhatian)

a.Proses kesadaran diri individu yang berpusat pada pengetahuan yang ada dalam dirinya maupun diluar dirinya.

b.Kesadaran terhadap perenungan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, dan cita-cita.

6*,26*

1,46*

16*,36*

56*,11

2. Wakefulness (siaga; keterjagaan)

a. Individu setiap hari siaga terhadap setiap hal yang akan ia hadapi.

b. Kesedaran diri individu untuk

mempersiapkan tindakan-tidakan yang akan diambilnya dalam menghadapi suatu persoalan.

21*,41

10,30

31*,51*

20*,40*

3. Architecture

(arsitektur)

a. Kesadaran individu di proses oleh pengalaman-pengalaman yang sudah ia alami yang tersimpan dalam otak individu itu sendiri . b. Kesadaran di interpretasikan oleh faktor sensorik, sematik, kognitif, dan emosional.

50*,12

32,52*

2*,22

42*,8*

4. Recall of knowledge

(mengingat pengetahuan)

a. Pengambilan informasi pribadi yang bersangkutan dengan dunia sekitar. b. Kesadaran tentang jati diri.

c. Kesadaran mengenai kukurangan serta kelebihan yang ada pada dirinya.

d. Kesadaran akan tanggung jawab terhadap peristiwa-peristiwa di sekitarnya.

e. Menyadari tindakan-tindakan orang lain.

18*,38* 5*,25* 45,9 29*,49 13*,33* 28*,48* 15*,35* 55*,19* 39*,3* 23,43*

5. Emotive (emotif) a. Kesadaran individu pada bentuk perasaan atau emosi yang ia rasakan.

b. Kesadaran akan emosi yang muncul dalam diri saat berinteraksi dengan dunia luar. c. Kesadaran untuk mendeskripsikan emosi-emosi secara subjektif kepada orang lain

53*,17* 37*,4 24,44* 7*,27 47*,14* 34*,54* Total

Valid (*) 41


(49)

b. Reliabilitas

Sugiyono (2013) mengatakan jika suatu instrumen dinyatakan reliabel, bila koefisien reliabilitas minimal 0.60. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui jika nilai Alpha ≥ 0.60, sedangkan suatu instrumen dinyatakan tidak reliabel jika nilai Alpha < 0.60.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach(α) adalah sebagai berikut:

[

]

Keterangan rumus:

S12 dan S22 : varian skor belahan 1 dan varian skor

belahan 2

Sx2 : varian skor skala

Setelah dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. setelah itu hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford.

Tabel 3. 5 Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71 – 0,90 Tinggi

3. 0,41 – 0,70 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah


(50)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16, diperoleh perhitungan reliabilitas self awareness dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3. 6 Reliabilitas Item Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.738 41

Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford dalam ketogorisasi reliabilitas yang telah dibahas sebelumnya. Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kategori Tinggi karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,738.

c. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS 16.0.


(51)

Guna menganalisis rumusan masalah pertama dan kedua , peneliti menggunakan deskritif kategorisasi dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya (Sugiyono, 2013). Azwar (2014) menjelaskan kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3. 7

Tabel Norma Kategorisasi

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjekpenelitian

berdasarkan perhitungan skala.

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek peneliti

menurut perhitungan skala.

Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan

minimum.

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi self awareness mahasiswa berdasarkan skala penilaian diri

Norma/Kriteria Skor

Kategori +1,8σ < μ Sangat Tinggi +0,6σ < μ +1,8σ Tinggi

-0,6σ < μ 0,6σ Sedang -1,8σ < μ -0,6σ Rendah


(52)

dengan jumlah 41 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.

Skor maksimum teoritik : 4 x 41 = 164 Skor minimum teoritik : 1 x 41 = 41

Luas jarak : 164- 41 = 123

Standar deviasi ((σ/sd) : = 20,5 μ (mean teoritik) : = 102,5

Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner penilaian diri subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma sebagai berikut pada tabel 3.8

Tabel 3. 8

Tabel Norma Kategorisasi tingkat Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata

DharmaYogyakarta

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

+1,8σ < μ > 139,4 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ 114,8 – 139,4 Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ 90,2 – 114,8 Sedang -1,8σ < μ -0,6σ 52,1 – 90,2 Rendah

μ -1,8σ < 52,1 Sangat Rendah

Kategori di atas juga kemudian diterapkan sebagai patokan dalam melihat butir-butir item self awareness mahasiswa yang belum optimal berdasarkan skala penilaian dengan jumlah subjek 62 diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.


(53)

Skor maksimum teoritik : 4 x 62 = 248 Skor minimum teoritik : 1 x 62 = 62

Luas jarak : 248 -62 = 186

Standar deviasi ((σ/sd) : = 31

μ (mean teoritik) : = 155

Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner penilaian diri subjek disajikan dalam norma kategorisasi item self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma sebagai berikut pada tabel 3.9.

Tabel 3. 9

Tabel Norma Kategorisasi item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata

DharmaYogyakarta

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

+1,8σ < μ > 155 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ 136,4 – 155 Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ 117,8– 136,4 Sedang -1,8σ < μ -0,6σ 99,2 – 117,8 Rendah


(54)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan uraian mengenai hasil penelitian mengenai self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta pembahasan hasil analisis penelitian.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:

1. Tingkat Self Awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui kuesioner

self awareness, dapat diketahui gambaran self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1

Tabel 4. 1

Kategorisasi Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Perhitungan Skor Rentang Skor F Presentase (%)

Kategori

+1,8σ < μ > 139,4 9 21,95 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ 114,8 – 139,4 18 43,90 Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ 90,2 – 114,8 14 34,14 Sedang

-1,8σ < μ -0,6σ 52,1 – 90,2 0 0 Rendah


(55)

Kategorisasi tentang self awarenes para mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta disajikan dalam grafik berikut ini.

Grafik 4. 1 Kategorisasi Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 menunjukkan bahwa :

a. Ada 9 (21,95%) mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki self awareness pada kategori sangat tinggi.

b. Ada 18 (43,90%) mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki self awareness pada kategori tinggi.

Ju

m

lah

R

e

sp

o

n

d

e


(56)

c. Ada 14 (34,14%) mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki self awareness kategori sedang.

d. Tidak ada (0%) mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki self awareness pada kategori rendah maupun sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata tingkat self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tergolong tinggi yaitu sebesar 43,90%.

2. Hasil skor tiap item self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Data yang telah terkumpul dan diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2014) akan menjadi skor item yang nantinya akan masuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Item-item yang memiliki skor dalam kategori sedang hingga sangat rendah adalah item yang digunakan sebagai bahan penyusunan usulan topik-topik program pengembangan self awareness mahasiswa. Hasil pengkategorisasian item-item skala dapat dilihat pada tabel 4.2 dan diagram 4.2 berikut ini.


(57)

Tabel 4. 2

Kategorisasi Skor Item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Perhitungan Skor Rentang Skor F Presentase (%)

Kategori

+1,8σ < μ > 155 39 95,12 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ+1,8σ 136,4– 155 2 4,87 Tinggi

-0,6σ < μ 0,6σ 117,8– 136,4 0 Sedang

-1,8σ < μ -0,6σ 99,2 – 117,8 0 Rendah

μ -1,8σ < 99,2 0 Sangat Rendah

Kategorisasi skor item self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta disajikan dalam grafik berikut ini.

Grafik 4. 2 Kategorisasi Skor Item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Skor item Self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 menunjukkan bahwa :

Ju

m

lah

It

e

m

Ku

e

si

o

n

e


(58)

a. Ada 39 (95,12%) skor item self awareness pada kategori sangat tinggi. b. Ada 2 (4,87%) skor item self awareness pada kategori tinggi.

c. Tidak ada skor item self awareness pada kategori sedang, rendah, maupun sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa secara keseluruhan semua aspek sudah dapat dipahami dengan baik serta telah terpenuhi dengan maksimal oleh para mahasiswa. Rata-rata skor item self awareness tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 95,12%.

Tebel 4.2 dan grafik 4.2 memperlihatkan sangat tinggi dan tingginya skor item self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Univeristas Sanata Dharma. Dari skor item yang sangat tinggi dan tinggi, peneliti melihat 3 item yang memiliki skor terendah untuk dijadikan dasar dalam menyusun topik-topik program pengembangan self awareness mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 tersebut kita dapat melihat bahwa ada 3 butir item yang memiliki skor rendah dari skor tertinggi lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa skor item yang terendah adalah item yang termasuk dalam kategorisasi tinggi yang memiliki 3 skor terendah diantara skor lain. Dari 3 item yang ada dalam kategori tinggi dan salah satu dari skor sangat tinggi dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyusun topik-topik pengembangan self awareness mahasiswa. Item-item tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.


(59)

Tabel 4. 3

Item-item Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No Butir Rumusan Pertanyaan Aspek Indikator Skor

1. 16 Saat saya sakit, saya

beristirahat di rumah dan tidak ke rumah sakit walaupun membutuhkan bantuan medis. Attention (atensi; perhatian)

Proses kesadaran diri individu yang berpusat pada pengetahuan yang

ada dalam dirinya

maupun diluar dirinya.

149

2. 56 Terkadang saya lupa

jika ada tugas yang belum saya kerjakan.

Attention

(atensi; perhatian)

Kesadaran terhadap perenungan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, dan cita-cita.

143

3. 34 Ketika saran saya tidak

diterima oleh teman organisasi, maka saya

tidak akan memberi

saran atau masukan lagi

ketika saya diberi

kesempatan untuk

mengungkapkan pendapat. Emotive (emotif) Kesadaran untuk mendeskripsikan emosi-emosi secara subjektif kepada orang lain

164

Item yang tergolong rendah pada tabel 4.3 akan digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik program pengembangan self awareness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Pembahasan Hasil penelitian

1. Deskripsi tingkat Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat self awareness yang tinggi.


(1)

praktikum , saya mencoba mengambil hikmah dari kegagalan itu agar kedepannya saya bisa berhasil.

18. Saat magang, saya mengobservasi kegiatan guru

BK di sekolah agar saya nantinya bisa belajar mempraktikannya sebagai calon guru BK.

19. Saya merasa pendapat saya selalu benar dan ketika

dalam diskusi saya selalu ingin menggunakan hasil pemikiran saya dari pada teman-teman lainnya.

20. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk

memperbaiki nilai mata kuliah yang di bawah standar sehingga membuat saya harus mengambil ulang mata kuliah itu di semester yang akan datang.

21. Ketika musim hujan, saya selalu membawa payung

atau jas hujan saat berpergian, agar aktivitas saya tetap berjalan dengan normal walau cuaca tidak mendukung.

22. Saat saya browsing di internet, membuat saya

selalu lupa waktu sehingga tugas-tugas yang harus saya lakukan tertunda.

23. Ketika dosen memberikan tugas, saya mengeluh

karena merasa mendapat banyak tugas.

24. Saya mengungkapkan rasa marah kepada partner

kelompok saya karena ia tidak aktif dalam mengerjakan tugas kelompok, sehingga saya

mengerjakannya sendiri tanpa melibatkan partner

saya.

25. Saya sadar bahwa saya mempunyai tanggung

jawab sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan studi saya, sehingga saya selalu berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas saya.

26. Ketika orang menanyakan letak suatu tempat, jika

saya mengetahuinya maka saya memberitahu letak tempat itu secara detail.

27. Seringkali saya bingung untuk memilih antara

main bersama teman-teman atau mengerjakan tugas, akibatnya saya sering di asingkan oleh teman-teman jika tidak ikut main bersama mereka.

28. Ketika saya melihat dosen sedang membawa

barang bawaan yang banyak, saya hanya membiarkannya dan tidak menolong.

29. Ketika mendapatkan tugas kelompok, saya


(2)

agar dapat mengumpulkannya tepat waktu.

30. Saat mendapatkan banyak tugas kuliah, saya

langsung mengerjakannya agar tugas saya tidak menumpuk nantinya.

31. Saat saya berpergian jauh, saya lupa membawa

dompet dan uang saya, sehingga saat saya ingin membayar atau membeli sesuatu saya tidak memiliki uang.

32. Saya merasa sedih ketika pertanyaan saya tidak

ditanggapi oleh teman saya, sehingga saya berpikir bahwa ia tidak menghargai saya.

33. Saya sadar bahwa teguran dosen kepada saya

karena jarang masuk kuliah merupakan suatu bentuk perhatian dosen terhadap perkembangan pribadi saya.

34. Ketika saran saya tidak diterima oleh teman

organisasi, maka saya tidak akan memberi saran atau masukan lagi ketika saya diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat.

35. Saya masih bersikap seperti anak SMA yang suka

ribut di dalam kelas saat teman saya berbuat kesalahan.

36. Saya membuang sampah sembarangan di

lingkungan kampus walaupun ada tulisan dilarang membuang sampah sembarangan.

37. Saya merasa bahagia saat berkumpul bersama

teman-teman saya, sehingga saya menjadi semakin akrab dengan mereka.

38. Ketika saya melihat jaket teman saya tertinggal di

kelas, maka saya mengambil lalu menghubunginya untuk mengembalikan kepadanya.

39. Saya membiarkan keran air tetap terbuka walaupun

air di toilet kampus sudah penuh, sehingga banyak

air yang terbuang.

40. Saya mengalami kesulitan untuk bangun pagi,

sehingga saya selalu terlambat dalam kuliah pagi dan terkadang saya tidak berangkat kuliah karena terlambat bangun.

41. Saya mengusahakan untuk selalu sarapan sebelum

mengikuti perkuliahan, agar konsentrasi saya dalam perkuliahan tidak terganggu karena saya merasa lapar.


(3)

memimpin doa sebelum memulai kuliah, saya menunjuk teman saya untuk memimpin doa karena saya merasa tidak bisa memimpin doa dengan baik.

43. Saya tidak bisa menerima kritikan dari orang lain,

sehingga saya tidak mau bergabung dalam suatu kegiatan atau organisasi.

44. Supaya kedua orang tua saya bahagia, saya belajar

dengan giat agar bisa lulus maksimal 4 tahun.

45. Saya sadar saya sering lupa akan tugas kuliah saya,

sehingga saya membuat daftar tugas-tugas saya agar bisa saya kerjakan.

46. Supaya saya mengerti materi perkuliahan, maka saya selalu hadir dalam perkuliahan.

47. Saya menertawakan teman saya yang menjadi

korban bullying oleh teman-teman sekelas saya.

48. Saat petugas kebersihan kampus sedang menyapu

lantai, saya melewatinya tanpa permisi.

49. Saya menjenguk teman sekelas saya yang sedang

sakit, agar ia merasa mendapatkan dukungan dari teman-temannya biar cepat pulih.

50. Saat ujian tengah semester atau ujian akhir

semester, saya harus berpakaian yang rapi dengan menggunakan kaos atau kemeja berkerah agar bisa mengikuti ujian.

51. Ketika saya mau mengikuti ujian tengah semester,

saya tidak belajar karena saya menganggap bahwa saya sudah menguasai materi.

52. Saat saya ulang tahun, teman-teman saya

memberikan ucapan dengan memeluk saya, sehingga saya merasa bahagia dan berpikir bahwa mereka sangat mengasihi saya.

53. Ketika saya mendapatkan hasil ujian semester yang

baik, maka hal ini membuat saya merasa bahagia dan termotivasi untuk terus belajar dengan giat.

54. Saya mendiamkan teman-teman se-tongkrongan

saya, karena salah satu dari anggotanya telah menyakiti perasaan saya, sehingga saya menjauh dari mereka.

55. Saya mempunyai kebiasaan menunda-nunda

pekerjaan, terlebih tugas kampus yang selalu di atasi dengan sistem kebut semalam.

56. Terkadang saya lupa jika ada tugas yang belum


(4)

(5)

68

LAMPIRAN 5

Surat Izin Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 184 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 190 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 198 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 178 5 4 2 3 3 3 2 1 4 2 2 4 1 3 3 2 3 4 4 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 4 4 3 4 2 1 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 159 6 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 172 7 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 181 8 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 196 9 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 142 10 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 2 182 11 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 2 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 1 4 4 2 1 1 1 4 3 1 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 1 3 1 161 12 3 2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 1 4 3 3 4 3 3 182 13 3 3 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 3 4 2 1 3 3 3 1 4 3 1 4 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 1 152 14 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 1 4 4 2 3 3 2 2 2 4 4 1 3 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 172 15 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 159 16 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 171 17 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 165 18 4 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 178 19 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 144 20 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 179 21 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 1 2 2 1 3 2 4 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 4 3 1 2 2 3 3 2 1 3 2 1 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 149 22 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 4 4 1 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 2 1 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 174 23 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 1 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 1 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 1 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 179 24 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 166 25 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 1 143 26 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 173 27 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 1 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 194 28 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 1 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 157 29 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 1 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 158 30 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 165 31 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 162 32 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 187 33 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 1 1 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 2 3 1 177 34 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 150 35 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 161 36 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 164 37 4 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2 2 2 4 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 2 4 3 1 3 3 2 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 145 38 3 3 4 1 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 1 1 2 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 1 4 3 4 1 4 4 3 3 2 168 39 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 178 40 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 190 41 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 164 42 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 173 43 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 2 161 44 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 2 161 45 3 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 188 46 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 2 4 2 3 1 1 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 2 1 2 2 4 2 3 4 2 3 2 165 47 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 155 48 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 2 2 3 4 3 2 4 4 3 1 4 2 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 1 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 171 49 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 160 50 4 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 140 51 4 2 2 3 2 3 2 4 3 4 1 3 4 4 1 1 3 1 1 2 4 2 3 3 4 3 1 2 4 4 2 3 3 3 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 2 138 52 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 159 53 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 161 54 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 173 55 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 176 56 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 4 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 155 57 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 1 3 2 3 2 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 4 4 3 4 4 2 1 3 4 3 168 58 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 1 3 1 3 4 1 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 4 3 1 3 4 3 3 154 59 4 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 1 3 3 2 2 4 3 3 4 2 2 2 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 165 60 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 3 2 171 61 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 3 190 62 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 169 Jumlah 230 172 193 175 203 216 179 215 196 194 181 166 192 185 196 149 205 197 175 171 179 152 149 158 212 205 169 175 195 201 169 162 201 164 179 214 195 192 203 172 151 191 194 200 173 195 177 208 187 203 185 182 205 183 189 143


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Karakteristik Guru Bimbingan dan Konseling dengan Self Disclosure pada Siswa SMP Negeri 31 Medan

2 60 83

PENERIMAAN MAHASISWA TERKAIT PROMOSI MELALUI SMS BROADCAST (Studi Resepsi pada Mahasiswa Program Studi Komunikasi angkatan 2014 UMM Malang)

0 8 27

Implementasi Bimbingan dan Konseling melalui pendekatan Islam (Studi pada Mts. Muhammadiyah Tlogomas Malang)

0 2 33

pengaruh persepsi dan sikap mahasiswa terhadap tingkatnadopsi E-book sebagai sumber informasi (study pada mahasiswa S1 FISIP Universitas Lampung angkatan 2010-2011)

4 16 86

PERILAKU HIDUP SEHAT (Studi pada mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2011)

5 19 71

Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa Sumarwiyah Edris Zamroni Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus sumarwiy

0 0 14

Perilaku Bolos Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 1 Pasaman)

0 0 5

Tingkat Empati Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kanjuruhan Malang

0 1 5

2. Mengapa Program Bimbingan dan Konseling dilakukan di sekolah ? Jawaban: 3. Apakah saja yang diperlukan dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling ? - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bimbingan Dan Ko

0 0 48

Susilo Rahardjo Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus susilo.rahardjoumk.ac.id ABSTRACT - MENDESAIN PROFIL GURU BERKARAKTER CERDAS

0 0 11