Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Orang Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Tempat Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Waktu Faktor Risiko BBLR a.

2.3 Epidemiologi BBLR

2.3.1 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Orang

Tinggi rendahnya risiko dalam proses kehamilan dan persalinan sangat bergantung pada faktor usia ibu. Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah usia 20-35 tahun, di bawah dan di atas usia tersebut akan terjadi peningkatan risiko kehamilan dan persalinan. Menurut Manik yang dikutip oleh Jumirah, dkk 2001 usia ibu 20 tahun ber isiko 14 kali lebih besar dan usia ≥ 35 tahun berisiko 4 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan usia 20-34 tahun. 19 Penelitian Purmono dan Putro 2009, menunjukkan bahwa kejadian BBLR lebih sering dijumpai pada ibu dengan pendidikan yang rendah 6,4 disusul dengan ibu dengan pendidikan sedang 4,8. Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah menyerap informasi yang diberikan sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan yang normal. 20

2.3.2 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Tempat

Kejadian BBLR di beberapa Provinsi bervariasi pada 5 tahun terakhir dari tahun 2006-2010, yang tertinggi terdapat di Provinsi Maluku Utara 11,3, sedangkan di Provinsi Sumatera Utara 3,3 dan yang terendah terdapat di Provinsi Bengkulu 2,5. 20 Di Kota Medan, angka kejadian BBLR pada tahun 2008 adalah sebesar 0,14 64 dari 41.623 kelahiran hidup. 8

2.3.3 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Waktu

8 Di Sumatera Utara, angka kejadian BBLR pada tahun 2003 adalah sebesar 1,62 dari 187.420 bayi yang lahir hidup dan pada tahun 2007 terdapat 0,73 bayi Universitas Sumatera Utara dengan BBLR dari 264.896 jumlah kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2008 terdapat 0,50 kasus BBLR dari 260.991 jumlah kelahiran hidup.

2.3.4 Faktor Risiko BBLR a.

Paritas Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum kehamilanpersalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari 4 kelompok, yaitu golongan nullipara ibu dengan paritas 0, primipara ibu dengan paritas 1, multipara ibu dengan paritas 2- 3 dan grandemultipara ibu dengan paritas ≥ 4. 21 Kejadian BBLR yang tinggi pada kelompok ibu dengan paritas rendah dihubungkan dengan faktor umur ibu yang masih terlalu muda, dimana organ-organ reproduksi ibu belum tumbuh secara sempurna dan kondisi psikis ibu yang belum siap. Sementara pada paritas tinggi, hal yang mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan seperti anemia, kurang gizi ataupun gangguan pada rahim. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga meningkatkan risiko terjadinya BBLR. 13 Banyak studi menunjukkan bahwa kehamilan kedua dan ketiga adalah paling tidak menyulitkan, sedangkan komplikasi meningkat setelah anak ketiga. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT 2001, persentase kematian neonatal tinggi pada anak pertama dan pada ibu dengan jumlah paritas 3 atau lebih. 22 Menurut penelitian Cipta 2002 di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan paritas nullipara paritas 0 yaitu sebesar 76,3 dan paritas multipara paritas 2-3 sebesar 9,1. 23 Universitas Sumatera Utara

b. Umur Kehamilan