Karakteristik Ibu dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSU Sundari Medan Tahun 2012.

(1)

KARAKTERISTIK IBU DAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

DI RSU SUNDARI MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

FATHIA AMANDA NIM. 091000011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KARAKTERISTIK IBU DAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

DI RSU SUNDARI MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

FATHIA AMANDA NIM. 091000011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

(4)

ABSTRAK

Bayi dengan BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. WHO memperkirakan lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia (15,5% dari seluruh kelahiran bayi di dunia) setiap tahunnya lahir bayi dengan BBLR dan mempengaruhi sekitar 16 % BBLR di negara berkembang.Data Rumah Sakit Umum Sundari Medan tahun 2012 diperoleh 188 kasus BBLR (8,6%) dari 2170 persalinan.

Untuk mengetahui karakteristik ibu dan bayi BBLR dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sample berjumlah 188 orang. Analisa statistik dilakukan dengan uji Chi-Square, t-independent dan Anova.

Dari hasil penelitian diperoleh proporsi ibu bayi BBLR berdasarkan sosiodemografi, faktor risiko medis dan status pasien yaitu umur 20-35 tahun 79,8%, agama Islam 84%, Ibu Rumah Tangga 54,3%, paritas 0 atau kehamilan pertama 52,7%, umur kehamilan 37-42 minggu 67%, jarak kehamilan < 2 tahun 55,1%, kadar Hb ≥ 11 gr% 35,6%, riwayat kehamilan baik 67%, tidak ada komplikasi kehamilan 66%, pasien bukan rujukan 88,3%. Proporsi bayi BBLR berdasarkan klasifikasi 1500 - <2500 gram 76,6%, tidak ada komplikasi BBLR 85,6%. Lama rawatan rata-rata ibu 2,3 hari, lama rawatan rata-rata bayi 2,4 hari, keadaan ibu sewaktu pulang sehat 83%, keadaan bayi sewaktu pulang sehat 50,5%.

Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jarak kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR (p= 0,614), kadar Hb berdasarkan klasifikasi BBLR (p= 0,399), lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan status komplikasi BBLR (p= 0,878), lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang (p= 0,377), lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan keadaan bayi sewaktu pulang (p= 0,421). Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara umur ibu berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 9,873; p= 0,007), paritas berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 10,009; p= 0,002), umur kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 10,033; p=0,007), riwayat kehamilan terdahulu berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 14,770; p= 0,000).

Kepada pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan kartu status khususnya kadar Hb dan pencacatan mengenai pemeriksaan antenatal untuk mengetahui riwayat hamil ibu. Bagi bayi lahir hidup untuk ditingkatkan kualitas hidupnya dan kepada pihak Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai gizi ibu hamil dan jarak kehamilan yang ideal.


(5)

ABSTRACT

Infants with Low Birth Weight (LBW) are infants which borned with a birth weight under 2500 grams. According to WHO estimation, more than 20 million infants in the world (15,5% from newborn infants in the world) every years borned with LBW and influenced about 16% LBW in developing countries. Datas of General Hospital Sundari Medan in 2012, there are 188 cases of LBW (8,6%) from 2170 birth.

To know the characteristics of mothers and infants with LBW in General Hospital Sundari Medan in 2012,it is conducted a descriptive research by case series

design.Population and sample totaled as 188 people.Data’s been analyzed by using

Chi-Square test, t-independent and Anova test.

From the results, it was obtained that proportion of mothers with LBW infants based on sociodemographic, medical risk factors and patient records aged 20-35 years 79,8%, Islam 84%, housewifes 54,3%, first pregnancy 52,7%, gestational age 37-42 weeks 54,8%, spacing pregnancy < 2 years 55,1%, hemoglobin concentration

≥11 gr% 35,6%, good pregnancy history 67%, no complication of pregnancy 66%,

patient comes itself 88,3%. Proportion of infants with LBW based on 1500-<2500 grams 76,6%, no complication of LBW 85,6% . Mothers treatment on average 2,3 days, infants treatment of average 2,4 days, mothers circumstances when to go home healthy 83%, infants circumstances when to go home healthy 50,5%.

There is no significant differences between spacing pregnancy (p= 0,614),hemoglobin concentration (p= 0,399), infants treatment of average based on complication of LBW (p= 0,878), mothers treatment on average based on circumstances when to go home (p= 0,377), infants treatment of average based on circumstances when to go home (p = 0,421). There is significant differences between mothers aged based on classification of LBW (X2= 9,873; p=0,007), parity based on classification of LBW (X2= 10,009; p= 0,002), gestational age based on classification of LBW (X2= 10,033; p=0,007), pregnancy history based on classification of LBW (X2= 14,770; p=0,000).

The hospital is expected to complete the recording of status card especially hemoglobin concentration as well as the recording of antenatal care to know preganancy history. The hospital must increase quality of life for the infants and for the health department to give an information of nutrient for pregnancy women and ideal spacing pregnancy.

Keywords: Low Birth Weight, The characteristics of mothers, The characteristics of infants


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : Fathia Amanda

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Padang/ 09 Oktober 1990

3. Agama : Islam

4. Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara 5. Status Pernikahan : Belum menikah 6. Nama Ayah : Amrizal Arsyad, S.E. 7. Nama Ibu : Asmaini Said, Amd.

8. Alamat : Perumahan Bumi Sunggal Permai Blok B4 No.3 Medan Sunggal - Medan

9. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1996 – 1997 : TK Bungong Kapula Lhokseumawe b. Tahun 1997 – 2003 : SD Percobaan Negeri Medan c. Tahun 2003 – 2006 : SMP N 1 Medan

d. Tahun 2006 – 2009 : SMA N 1 Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Karakteristik Ibu dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSU Sundari Medan Tahun 2012.”

Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan banyak masukan dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Dosen Penguji Skripsi I yang telah banyak memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Penguji Skripsi II yang telah banyak memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.


(8)

6. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku Dosen Wali/ Penasehat Akademik yang telah setia membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Direktur Utama, Kepala Instalasi Penelitian dan Pengembangan dan Kepala Instalasi Rekam Medik RSU Sundari Medan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data penelitian.

9. Kepada keluargaku tercinta : ayahanda Amrizal Arsyad dan ibunda Asmaini Said, adikku tersayang Rizky Widia Amanda yang telah memberikan cinta, kasih sayang, doa dan dorongan semangat yang tiada henti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan veni, christna, agsa, puput, atina, fina, cahya terima kasih telah mau mendengar keluh kesah penulis serta doa dan dukungannya.

11. Teman-teman SMA: aci, aya, indy, rahmi, indah, beben, ijad, ferdian, baqir, dll terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan saat penulis menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi.

12. Teman-teman Peminatan Epidemiologi stambuk 2009 yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.


(9)

13. Buat semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kerja sama dan doanya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

Medan, Agustus 2013 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Definisi Berat Badan lahir Rendah (BBLR) ... 8

2.1.1 Prematuritas Murni ... 9

2.1.2 Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK) ... 9

2.2 Neonatus dengan Resiko Tinggi ... 10

2.3 Epidemiologi BBLR ... 12

2.3.1 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Orang ... 12

2.3.2 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Tempat ... 12

2.3.3 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Waktu ... 12

2.3.4 Faktor Risiko BBLR ... 13

2.4 Komplikasi BBLR ... 18

2.5 Pemeriksaan Bayi Baru Lahir ... 21

2.6 Pencegahan BBLR ... 22

2.6.1 Pencegahan Primer ... 22

2.6.2 Pencegahan Sekunder ... 22

2.6.3 Pencegahan Tersier ... 25

2.7 Model Kerangka Konsep ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian... 26

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 26

3.2.2 Waktu Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1 Populasi ... 26


(11)

3.4 Pengumpulan Data ... 27

3.5 Analisa Data... 27

3.6 Definisi Operasional ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1 Profil Rumah Sakit Umum Sundari Medan ... 32

4.1.2 Visi Rumah Sakit Umum Sundari Medan ... 32

4.1.3 Misi Rumah Sakit Umum Sundari Medan ... 32

4.1.4 Pelayanan Medis ... 32

4.1.5 Pelayanan Penunjang Medis ... 33

4.1.6 Penunjang Umum ... 33

4.2 Analisa Deskriptif ... 34

4.2.1 Sosiodemografi ... 34

4.2.2 Risiko Medis Kehamilan ... 35

4.2.3 Status Pasien ... 36

4.2.4 Klasifikasi Bayi BBLR ... 36

4.2.5 Komplikasi BBLR ... 37

4.2.6 Lama Rawatan Rata-rata Ibu ... 37

4.2.7 Lama Rawatan Rata-rata Bayi ... 38

4.2.8 Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 38

4.2.9 Keadaan Bayi Sewaktu Pulang ... 39

4.3 Analisa Statistika ... 39

4.3.1 Umur Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 39

4.3.2 Paritas Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 40

4.3.3 Umur Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR 40 4.3.4 Jarak Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR 41 4.3.5 Kadar Hb Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 42

4.3.6 Riwayat Kehamilan Terdahulu Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 42

4.3.7 Jenis Komplikasi Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 43

4.3.8 Komplikasi BBLR Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 43

4.3.9 Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Status Komplikasi BBLR ... 44

4.3.10 Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 44

4.3.11 Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang ... 45

BAB V PEMBAHASAN ... 46

5.1 Sosiodemografi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR 46


(12)

5.1.3 Pekerjaan... 48

5.2 Risiko Medis Kehamilan Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR ... 49

5.2.1 Paritas ... 49

5.2.2 Umur Kehamilan ... 50

5.2.3 Jarak Kehamilan ... 51

5.2.4 Kadar Hb ... 52

5.2.5 Riwayat Kehamilan Terdahulu ... 53

5.2.6 Jenis Komplikasi Kehamilan ... 54

5.3 Status Pasien ... 55

5.4 Klasifikasi Bayi BBLR ... 56

5.5 Komplikasi BBLR ... 57

5.6 Lama Rawatan Rata-rata Ibu ... 58

5.7 Lama Rawatan Rata-rata Bayi ... 58

5.8 Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 59

5.9 Keadaan Bayi Sewaktu Pulang ... 60

5.10 Analisa Statistika ... 61

5.10.1 Umur Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 61

5.10.2 Paritas Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 62

5.10.3 Umur Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR 63 5.10.4 Jarak Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR 64 5.10.5 Kadar Hb Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 65

5.10.6 Riwayat Kehamilan Terdahulu Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 66

5.10.7 Jenis Komplikasi Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 67

5.10.8 Komplikasi BBLR Berdasarkan Klasifikasi BBLR ... 68

5.10.9 Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Status Komplikasi BBLR ... 69

5.10.10 Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 70

5.10.11 Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 72

6.1 Kesimpulan... 72

6.2 Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribus Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 34 Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Risiko Medis Kehamilan di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 35 Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Status Pasien di RSU Sundari Medan Tahun 2012 .. 36 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 36 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Komplikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 37 Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Melahirkan Bayi dengan

BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 37 Tabel 4.7 Lama Rawatan Rata-rata Bayi dengan BBLR di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 38 Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 38 Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 39 Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 39 Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Klasifikasi BBLR di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 40 Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Umur Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi


(14)

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jarak Kehamilan Berdasarkan Klasifikas

BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 41 Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Kadar Hb Berdasarkan Klasifikasi BBLR di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 42 Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Riwayat Kehamilan Terdahulu Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 42 Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Kehamilan Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 43 Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Komplikasi BBLR Berdasarkan Klasifikasi

BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 43 Tabel 4.18 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Status

Komplikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012... 44 Tabel 4.19 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan

Ibu Sewaktu Pulang di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 44 Tabel 4.20 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Bayi Berdasarkan Keadaan


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribus Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Umur di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 46 Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Agama di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 47 Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Pekerjaan di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 48 Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Paritas di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 49 Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Umur Kehamilan di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 50 Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Jarak Kehamilan di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 51 Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Kadar Hb di RSU Sundari Medan

Tahun 2012 ... 52 Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Riwayat Kehamilan Terdahulu di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 53 Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Jenis Komplikasi Kehamilan di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 54 Gambar 5.10 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Status Pasien di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 55 Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR


(16)

Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Komplikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 57 Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi

dengan BBLR Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang di

RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 59 Gambar 5.14 Diagram Pie Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR

Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 60 Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Ibu Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 61 Gambar 5.16 Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 62 Gambar 5.17 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Kehamilan

Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 63 Gambar 5.18 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jarak Kehamilan Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 64 Gambar 5.19 Diagram Bar Distribusi Proporsi Kadar Hb Berdasarkan

Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012 ... 65 Gambar 5.20 Diagram Bar Distribusi Proporsi Riwayat Kehamilan

Terdahulu Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 66 Gambar 5.21 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Kehamilan

Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 67 Gambar 5.22 Diagram Bar Distribusi Proporsi Komplikasi BBLR

Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun

2012 ... 68 Gambar 5.23Diagram Bar Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Bayi

Berdasarkan Status Komplikasi BBLR di RSU Sundari Medan


(17)

Gambar 5.24 Diagram Bar Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang di RSU Sundari

Medan Tahun 2012 ... 70 Gambar 5.25 Diagram Bar Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Bayi

Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang di RSU Sundari


(18)

ABSTRAK

Bayi dengan BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. WHO memperkirakan lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia (15,5% dari seluruh kelahiran bayi di dunia) setiap tahunnya lahir bayi dengan BBLR dan mempengaruhi sekitar 16 % BBLR di negara berkembang.Data Rumah Sakit Umum Sundari Medan tahun 2012 diperoleh 188 kasus BBLR (8,6%) dari 2170 persalinan.

Untuk mengetahui karakteristik ibu dan bayi BBLR dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sample berjumlah 188 orang. Analisa statistik dilakukan dengan uji Chi-Square, t-independent dan Anova.

Dari hasil penelitian diperoleh proporsi ibu bayi BBLR berdasarkan sosiodemografi, faktor risiko medis dan status pasien yaitu umur 20-35 tahun 79,8%, agama Islam 84%, Ibu Rumah Tangga 54,3%, paritas 0 atau kehamilan pertama 52,7%, umur kehamilan 37-42 minggu 67%, jarak kehamilan < 2 tahun 55,1%, kadar Hb ≥ 11 gr% 35,6%, riwayat kehamilan baik 67%, tidak ada komplikasi kehamilan 66%, pasien bukan rujukan 88,3%. Proporsi bayi BBLR berdasarkan klasifikasi 1500 - <2500 gram 76,6%, tidak ada komplikasi BBLR 85,6%. Lama rawatan rata-rata ibu 2,3 hari, lama rawatan rata-rata bayi 2,4 hari, keadaan ibu sewaktu pulang sehat 83%, keadaan bayi sewaktu pulang sehat 50,5%.

Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jarak kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR (p= 0,614), kadar Hb berdasarkan klasifikasi BBLR (p= 0,399), lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan status komplikasi BBLR (p= 0,878), lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang (p= 0,377), lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan keadaan bayi sewaktu pulang (p= 0,421). Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara umur ibu berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 9,873; p= 0,007), paritas berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 10,009; p= 0,002), umur kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 10,033; p=0,007), riwayat kehamilan terdahulu berdasarkan klasifikasi BBLR (X2= 14,770; p= 0,000).

Kepada pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan kartu status khususnya kadar Hb dan pencacatan mengenai pemeriksaan antenatal untuk mengetahui riwayat hamil ibu. Bagi bayi lahir hidup untuk ditingkatkan kualitas hidupnya dan kepada pihak Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai gizi ibu hamil dan jarak kehamilan yang ideal.


(19)

ABSTRACT

Infants with Low Birth Weight (LBW) are infants which borned with a birth weight under 2500 grams. According to WHO estimation, more than 20 million infants in the world (15,5% from newborn infants in the world) every years borned with LBW and influenced about 16% LBW in developing countries. Datas of General Hospital Sundari Medan in 2012, there are 188 cases of LBW (8,6%) from 2170 birth.

To know the characteristics of mothers and infants with LBW in General Hospital Sundari Medan in 2012,it is conducted a descriptive research by case series

design.Population and sample totaled as 188 people.Data’s been analyzed by using

Chi-Square test, t-independent and Anova test.

From the results, it was obtained that proportion of mothers with LBW infants based on sociodemographic, medical risk factors and patient records aged 20-35 years 79,8%, Islam 84%, housewifes 54,3%, first pregnancy 52,7%, gestational age 37-42 weeks 54,8%, spacing pregnancy < 2 years 55,1%, hemoglobin concentration

≥11 gr% 35,6%, good pregnancy history 67%, no complication of pregnancy 66%,

patient comes itself 88,3%. Proportion of infants with LBW based on 1500-<2500 grams 76,6%, no complication of LBW 85,6% . Mothers treatment on average 2,3 days, infants treatment of average 2,4 days, mothers circumstances when to go home healthy 83%, infants circumstances when to go home healthy 50,5%.

There is no significant differences between spacing pregnancy (p= 0,614),hemoglobin concentration (p= 0,399), infants treatment of average based on complication of LBW (p= 0,878), mothers treatment on average based on circumstances when to go home (p= 0,377), infants treatment of average based on circumstances when to go home (p = 0,421). There is significant differences between mothers aged based on classification of LBW (X2= 9,873; p=0,007), parity based on classification of LBW (X2= 10,009; p= 0,002), gestational age based on classification of LBW (X2= 10,033; p=0,007), pregnancy history based on classification of LBW (X2= 14,770; p=0,000).

The hospital is expected to complete the recording of status card especially hemoglobin concentration as well as the recording of antenatal care to know preganancy history. The hospital must increase quality of life for the infants and for the health department to give an information of nutrient for pregnancy women and ideal spacing pregnancy.

Keywords: Low Birth Weight, The characteristics of mothers, The characteristics of infants


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.1

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan sebagai indikator kesehatan suatu bangsa, salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat.2 AKB adalah jumlah kematian bayi (0-12 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Mayoritas kematian bayi terjadi pada masa neonatus (0-28 hari).3 Menurut World Health Organization

(WHO) pada tahun 2000 di seluruh dunia terdapat 4 juta bayi meninggal dalam bulan pertama kehidupan dan 3,3 juta bayi meninggal segera setelah dilahirkan. Angka ini lebih banyak berasal dari negara-negara yang sedang berkembang.4

Besaran AKB di dunia pada rentang tahun 1990-2010 adalah sebesar 61-40 per 1.000 kelahiran hidup.5 Pada tahun 2009, AKB di 18 negara Association of South East Asian Nations (ASEAN) dan South East Asia Regional Office (SEARO) berkisar


(21)

antara 2-68 per 1.000 kelahiran hidup AKB terendah di Singapura dan yang tertinggi ada di Kamboja. AKB di Indonesia sebesar 30 per 1.000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 di antara 18 negara tersebut.6 Pada tahun 2010 terjadi penurunan dan pergesaran peringkat AKB yang berkisar 2-50 per 1.000 kelahiran hidup. AKB terendah masih dipegang oleh Singapura dan yang tertinggi di negara Myanmar. Di Indonesia juga terjadi penurunan yaitu sebesar 27 per 1.000 kelahiran hidup namun tetap berada di peringkat 10.5

Kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGS, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKB menurun dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal tersebut, untuk mencapai sasaran MDGs, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.2

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 74 per 1.000 kelahiran hidup disusul Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 72 per 1.000 kelahiran hidup dan Sulawesi Tengah sebesar 60 per 1.000 kelahiran hidup.7

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, AKB pada tahun 2007 sebesar 26,9 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan AKB tahun sebelumnya yang sebesar 28,2 per 1.000 kelahiran hidup. AKB terendah dimiliki oleh Kabupaten Karo sebesar 11,5 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kota Pematang Siantar sebesar 13,7 per 1.000 kelahiran hidup dan Kota Medan sebesar 13,8 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Mandailing Natal sebesar 41,5 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kabupaten Labuhan


(22)

Batu sebesar 35,1 per 1.000 kelahiran hidup dan Kabupaten Asahan sebesar 34,7 per 1.000 kelahiran hidup.8

Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus, seperti bayi BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum, sindrom gangguan pernapasan, sepsis, trauma lahir, dan kelainan neonatal.9 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa penyebab kematian terbanyak pada kelompok bayi 0-6 hari didominasi oleh gangguan/kelainan pernapasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%).8

BBLR adalah bayi yang lahir berat badan kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama setelah lahir. BBLR bisa disebabkan oleh 2 hal yaitu, Prematuritas Murni (kehamilan kurang bulan) dan Dismaturitas/KMK (Kecil Masa Kehamilan).10

Masalah BBLR sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus suatu bangsa. Menurut WHO, angka kejadian BBLR yang lebih dari 10% merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian. Karena itu, banyak negara di dunia menggunakan angka BBLR sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat. WHO memperkirakan lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia (15,5% dari seluruh kelahiran bayi di dunia) setiap tahunnya lahir bayi BBLR dan mempengaruhi sekitar 16 % BBLR di negara berkembang.4

Pada tahun 2012, WHO melaporkan kejadian BBLR di dunia pada rentang tahun 2005-2010 adalah sebesar 15%. Di South-East Asia angka kejadian BBLR


(23)

mencapai 24% dan yang tertinggi ada pada negara India persentase 28%. Sedangkan di Indonesia terdapat 9% bayi baru lahir BBLR.5

Angka kejadian BBLR di Sulawesi Barat pada tahun 2007 adalah 445 dari 18.970 kelahiran hidup (2,35%) dan tertinggi ada pada Kabupaten Polewali Mandar yaitu sebesar 178 per 6.985 kelahiran hidup (2,47%).11 Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara pada tahun 2008, angka kejadian BBLR di Sumatera Utara adalah sebesar 1.315 dari 260.991 kelahiran hidup (0,50%) dan angka kejadian BBLR tertinggi ada pada Kabupaten Deli Serdang yaitu 375 dari 40.472 kelahiran hidup (0,93%).8

Bayi BBLR umumnya akan mengalami kesulitan beradaptasi lingkungan yang baru.9 Hal tersebut akan berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya serta akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.12 Beberapa efek BBLR adalah menyebabkan anak pendek 3 kali lebih besar dibanding non BBLR, pertumbuhan terganggu dan risiko malnutrisi.13

Penelitian dilakukan di RSU Sundari yang merupakan Rumah Sakit Umum swasta yang bergerak di bidang perawatan medis dan berdiri sejak tahun 1987 yang terletak di jalan Pinang Baris Medan. Dari hasil survei pendahuluan di RSU Sundari Medan pada tahun 2012 didapati angka kejadian BBLR sebanyak 188 kasus dari 2170 persalinan (8,6%).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu dan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum


(24)

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik ibu dan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Sundari Medan pada tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik ibu dan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Sundari Medan pada tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan faktor sosiodemografi (umur, agama, pekerjaan)

b. Mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan faktor risiko medis kehamilan (paritas, umur kehamilan, jarak kehamilan, kadar Hb, riwayat kehamilan terdahulu, jenis komplikasi kehamilan)

c. Mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan status pasien

d. Mengetahui distribusi proporsi bayi BBLR berdasarkan klasifikasi BBLR e. Mengetahui distribusi proporsi bayi BBLR berdasarkan komplikasi BBLR f. Mengetahui lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi BBLR g. Mengetahui lama rawatan rata-rata bayi BBLR

h. Mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang


(25)

i. Mengetahui distribusi proporsi bayi BBLR berdasarkan keadaan bayi sewaktu pulang

j. Mengetahui distribusi proporsi umur ibu berdasarkan klasifikasi BBLR k. Mengetahui distribusi proporsi paritas berdasarkan klasifikasi BBLR

l. Mengetahui distribusi proporsi umur kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR m.Mengetahui distribusi proporsi jarak kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR n. Mengetahui distribusi proporsi kadar Hb ibu berdasarkan klasifikasi BBLR

o. Mengetahui distribusi proporsi riwayat kehamilan terdahulu berdasarkan klasifikasi BBLR

p. Mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR

q. Mengetahui distribusi proporsi komplikasi BBLR berdasarkan klasifikasi BBLR r. Mengetahui lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan status komplikasi BBLR s. Mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang t. Mengetahui lama rawatan rata-rata bayi berdasarkan keadaan bayi sewaktu pulang

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSU Sundari Medan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan penelitian yang dilakukan penulis.


(26)

c. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai BBLR dan merupakan kesempatan bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus. BBLR dapat terjadi karena berbagai sebab sehingga terkadang agak sulit dilakukan pencegahan. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.10

BBLR dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

a. Berat bayi lahir rendah, dengan berat kurang dari 2500 gram b. Berat bayi lahir sangat rendah, dengan berat 1000-1500 gram

c. Berat bayi lahir amat sangat rendah, dengan berat kurang dari 1000 gram.14 Sejak tahun 1961, WHO mengganti istilah Premature dengan Low Birth Weights Infants (bayi dengan berat badan lahir rendah). Hal ini dikarenakan tidak semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram merupakan bayi prematur.15

Untuk mendapatkan keseragaman, pada Kongres European Perinatal Medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut :

a. Bayi kurang bulan atau preterm ialah bayi dengan kehamilan kurang dari 37 minggu (< 259 hari)

b. Bayi cukup bulan atau aterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari)


(28)

c. Bayi lebih bulan atau postterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)16

Berdasarkan alasan di atas, maka bayi dengan BBLR dapat dikategorikan menjadi dua yaitu prematuritas murni dan dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK).

2.1.1 Prematuritas Murni

Prematuritas murni yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai untuk masa kehamilannya atau biasa disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).16

2.1.2 Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK)

Yaitu berat bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya untuk masa gestasi, dengan batasan yang diajukan oleh Battaglia dan Lubhenco (1967) yakni dibawah percentil ke 10 dilihat dari kurva pertumbuhan dan perkembangan yang dapat merupakan bayi preterm, aterm, atau postterm. Istilah lain yang digunakan adalah Small for Gestational Age (SGA). Penyebab dismaturitas ialah janin mengalami gangguan pertumbuhan didalam uterus atau Intra Uterine Growth

Retardation (IUGR) sehingga pertumbuhan janin mengalami hambatan.KMK dibagi

atas :

a. Simetri, adalah janin yang menderita distres yang lama, dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum lahir sehingga tampak pertumbuhan otak dan tulang rangka terganggu dan seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkembangan syaraf yang buruk.


(29)

b. Asimetri, terjadi akibat distres sub-akut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pertumbuhan jantung, otak dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh, sedangkan ukuran hati, limpa, timus sangat berkurang dan berat tidak sesuai dengan masa gestasi. 17 Pertumbuhan alat-alat dalam tubuh bayi prematur kurang sempurna, karena itu bayi sangat peka terhadap gangguan pernapasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Sedangkan bayi dismatur dapat lebih mudah hidup setelah berada di luar rahim karena alat-alat tubuh lebih berkembang dibandingkan bayi prematur dengan berat badan yang sama. Dalam jangka panjang bayi BBLR dapat mengalami gangguan pertumbuhan, perkembangan, penglihatan, pendengaran serta penyakit paru kronik.14

2.2 Neonatus dengan Risiko Tinggi

Pengertian neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Sedangkan pengertian neonatus dengan risiko tinggi adalah neonatus yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kematian atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatus, maka perlu sekali mengenali neonatus dengan risiko tinggi sedini mungkin. Istilah neonatus risiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapatkan pengawasan ketat oleh para tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Lama pengawasan dapat berkisar dari beberapa jam sampai beberapa minggu.15


(30)

Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, sebagian besar (78,5%) kematian terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering dalam minggu pertama untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian.6

Beberapa keadaan neonatus yang termasuk kategori risiko tinggi : a. Lahir sebelum minggu ke-37 atau sesudah minggu ke-42 kehamilan. b. Mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram. c. Dilahirkan dari ibu yang mengalami berbagai penyakit infeksi, ketuban pecah

dini, permasalahan sosial yang berat misalnya kehamilan usia muda, kecanduan obat dan lain-lain.

d. Kehamilan kembar dan kehamilan yang terjadi lagi setelah tiga bulan kehamilan sebelumnya.

e. Persalinan melalui tindakan pembedahan atau kelahiran yang disertai dengan suatu penyakit misalnya hidramnion, solusio plasenta, plasenta previa dan lain-lain.

f. Dilahirkan dari ibu yang mengalami stres berat selama kehamilan.

g. Kehamilan dimana ibu mengalami anemia dan adanya ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin.18


(31)

2.3 Epidemiologi BBLR

2.3.1 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Orang

Tinggi rendahnya risiko dalam proses kehamilan dan persalinan sangat bergantung pada faktor usia ibu. Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah usia 20-35 tahun, di bawah dan di atas usia tersebut akan terjadi peningkatan risiko kehamilan dan persalinan. Menurut Manik yang dikutip oleh Jumirah, dkk (2001) usia ibu < 20 tahun berisiko 14 kali lebih besar dan usia ≥ 35 tahun berisiko 4 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan usia 20-34 tahun.19

Penelitian Purmono dan Putro (2009), menunjukkan bahwa kejadian BBLR lebih sering dijumpai pada ibu dengan pendidikan yang rendah (6,4%) disusul dengan ibu dengan pendidikan sedang (4,8%). Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah menyerap informasi yang diberikan sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan yang normal.20

2.3.2 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Tempat

Kejadian BBLR di beberapa Provinsi bervariasi pada 5 tahun terakhir dari tahun 2006-2010, yang tertinggi terdapat di Provinsi Maluku Utara (11,3%), sedangkan di Provinsi Sumatera Utara (3,3%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Bengkulu (2,5%).20

Di Kota Medan, angka kejadian BBLR pada tahun 2008 adalah sebesar 0,14% (64 dari 41.623 kelahiran hidup).8

2.3.3 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Waktu8


(32)

dengan BBLR dari 264.896 jumlah kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2008 terdapat 0,50% kasus BBLR dari 260.991 jumlah kelahiran hidup.

2.3.4 Faktor Risiko BBLR a. Paritas

Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum kehamilan/persalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari 4 kelompok, yaitu golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara (ibu dengan paritas 1), multipara (ibu dengan paritas 2-3) dan grandemultipara (ibu dengan paritas ≥ 4).21

Kejadian BBLR yang tinggi pada kelompok ibu dengan paritas rendah dihubungkan dengan faktor umur ibu yang masih terlalu muda, dimana organ-organ reproduksi ibu belum tumbuh secara sempurna dan kondisi psikis ibu yang belum siap. Sementara pada paritas tinggi, hal yang mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan seperti anemia, kurang gizi ataupun gangguan pada rahim. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga meningkatkan risiko terjadinya BBLR.13

Banyak studi menunjukkan bahwa kehamilan kedua dan ketiga adalah paling tidak menyulitkan, sedangkan komplikasi meningkat setelah anak ketiga. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, persentase kematian neonatal tinggi pada anak pertama dan pada ibu dengan jumlah paritas 3 atau lebih.22

Menurut penelitian Cipta (2002) di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan paritas nullipara (paritas 0) yaitu sebesar 76,3% dan paritas multipara (paritas 2-3) sebesar 9,1%.23


(33)

b. Umur Kehamilan

Semakin pendek umur kehamilan maka pertumbuhan janin semakin belum sempurna, baik itu organ reproduksi dan organ pernapasan oleh karena itu mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Teori Beck dan Roshental menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah sesuai dengan masa kehamilan. Apabila bayi lahir pada umur kehamilan yang pendek, maka berat bayi belum mencapai berat badan normal dan pertumbuhannya belum sempurna.24

Dari hasil penelitian Marbun (2005) di RSU Pirngadi Medan, ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR lebih tinggi dijumpai pada ibu dengan umur kehamilan 28-36 minggu (61,8%) dibandingkan dengan umur kehamilan ≥ 37 minggu (38,2%).25

c. Jarak Kehamilan

Ibu hamil dengan jarak kehamilan dari anak terkecil kurang dari 2 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya.26

Pernyataan di atas sesuai dengan penelitian Kasim, dkk (2008) di RS Immanuel Bandung yang mengemukakan bahwa kejadian BBLR lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 69 kasus dari 112 kelahiran (61,6%).27

d. Riwayat Kehamilan Terdahulu


(34)

BBLR cenderung meningkat pada ibu-ibu yang mempunyai riwayat kehamilan buruk. Ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (BBLR, abortus, kelainan genetik, lahir mati) sebelumnya cenderung akan berulang pada kehamilan berikutnya.30

Dari hasil penelitan Ginting (2002) di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR lebih sering dialami oleh ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (86,8%).23

e. Komplikasi Kehamilan

Beberapa komplikasi dari kehamilan yaitu hiperemis gravidarum, preeklamsi dan eklamsi, kehamilan ektopik, kelainan plasenta previa, solusio plasenta, oligohidromnion, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, anemia. Komplikasi-komplikasi pada kehamilan ini dapat mengganggu kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan risiko bayi dengan BBLR.26

Pada penelitian Elizawarda (2003) di RSU Pirngadi Medan, didapatkan hasil bahwa pada ibu yang mengalami preeklamsi/eklamsi mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 6,947 lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mengalami preeklamsi/eklamsi.31

f. Kadar Hb

Hendaknya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung jumlah dan mutu gizi yang baik dan cukup. Bila makanan ibu sewaktu hamil tidak mencukupi kebutuhannya baik secara kuantitas maupun kualitas, akan berakibat pada kemunduran kesehatan janin. Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan semakin tingginya kehamilan prematur atau BBLR dan cacat bawaan.16


(35)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain dengan mengukur kadar Hb. Pengukuran kadar Hb dimaksudkan untuk mengetahui kondisi seorang ibu apakah mengalami anemia gizi.Batas ambang kadar Hb normal adalah ≥ 11 gr%.18

Penelitan oleh Syarifuddin (2011) dengan menggunakan desain Case Control

menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia berisiko melahirkan bayi BBLR 3,21 kali lebih besar dengan ibu hamil yang tidak anemia.33

g. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care (ANC))

Ibu hamil rentan terhadap risiko kehamilan. Pemeriksaan kehamilan atau

antenatal care (ANC) adalah salah satu cara untuk menyiapkan fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan sehingga mampu mehadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pemeriksaan rutin saat hamil merupakan salah satu cara mencegah terjadinya bayi lahir dengan BBLR. Kunjungan ANC dilakukan 4 kali selama masa kehamilan. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu ke-36) dan pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin, juga memantau berat badan janin.34

Hasil penelitian Ernawati, dkk (2010) dengan menggunakan desain Case Control, hasil analisis statatistik menunjukkan bahwa ibu yang melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai peluang untuk tidak


(36)

melahirkan bayi dengan BBLR sebesar 1,8 kali dibandingkan ibu yang melakukan ANC kurang dari 4 kali.35

Sejalan dengan penelitian Purmono dan Putro (2009), menunjukkan bahwa ibu yang tidak memeriksakan kehamilannya mempunyai persentase lebih tinggi (9,1%) untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya (4,6%).20

h. Rokok

Merokok meningkatkan faktor risiko aborsi spontan, placental disorders,

kelainan kongenital, kematian janin dan BBLR. Carbon monoksida dan nikotin adalah dua bahan kimia yang paling berpengaruh terhadap janin dan terdapat pada rokok. CO menurunkan kemampuan membawa oksigen yang cukup pada jaringan janin. Nikotin meningkatkan tekanan darah janin dan menurunkan angka pernapasan, Nikotin berefek pada sistem syaraf pusat genitalia, saluran cerna, dan sistem urinari janin. Dampak rokok bukan hanya dirasakan pada perokok aktif tetapi juga pada perokok pasif. Orang yang tidak merokok atau perokok pasif yang terpapar asap rokok akan mengirup dua kali lipat racun yang dihembuskan oleh perokok aktif.36

Menurut penelitan dari Sirajuddin, dkk (2011) menunjukkan bahwa jika seseorang merokok lebih dari 25 batang per hari atau lebih dari 1 bungkus per hari maka sudah dapat menyebabkan berat bayi lahir < 2500 gram.37 Penelitian yang dilakukan oleh Hegaard, dkk (2005) juga menunjukkan ibu hamil yang terpapar asap rokok di rumah maupun diluar rumah lebih dari 2 jam per hari, akan melahirkan bayi rata-rata 79 gram lebih rendah dari ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok.38


(37)

i. Alkohol

Konsumsi kronis alkohol dalam jumlah besar oleh ibu pada waktu hamil menyebabkan hambatan pertumbuhan janin dan seringkali disertai malformasi fisik dan gangguan intelektual di kemudian hari.39

Menurut penelitan yang dilakukan oleh Patra, dkk (2011) menyatakan bahwa konsumsi alkohol rata-rata 1 kali sehari atau lebih akan meningkatkan risiko BBLR dan mengonsumsi alkohol dengan rata-rata 3 kali sehari pada masa kehamilan akan menaikkan risiko prematur sebesar 23% daripada ibu yang tidak meminum alkohol.40

2.4 Komplikasi BBLR14,16,17

Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama yang prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan, susunan syaraf pusat, kardiovaskuler, gastrointestinal, hematologi, penglihatan, perkemihan.

a. Sistem Pernapasan

Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernapas segera setelah lahir disebabkan oleh jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru yang melapisi bagian dalam alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps pada saat respirasi), lumen sistem pernapasan yang kecil, kolaps atau obstruksi jalan napas, insufisiensi kalsifikasi dari tulang thoraks. Hal-hal inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernapas dan sering mengakibatkan


(38)

Sindrom Gangguang Napas (SGN) dikenal juga sebagai penyakit Membran Hialin dan Asfiksia. Membran Hialin dapat mengenai bayi dismatur yang preterm, terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.

b. Sistem Neurologi (Susunan Syaraf Pusat)

Bayi dengan BBLR umumnya mudah sekali terjadi trauma susunan syaraf pusat yang disebabkan antara lain; perdarahan intracranial karena pembuluh darah yang rapuh, trauma lahir, perubahan proses koagulasi, hipoksia dan hipoglikemia. Sementara itu asfiksia berat yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh pada sistem susunan syaraf pusat yang diakibatkan karena kekurangan oksigen dan kekurangan perfusi/iskemia.

c. Sistem Kardiovaskuler

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Sebelum lahir, arteri besar yang disebut ductus arteriosus memungkinkan darah tidak mengaliri paru-paru bayi. Ductus biasanya menutup setelah lahir sehingga darah dapat mengalir ke paru-paru dan mengambil oksigen. Ketika ductus tidak menutup dengan benar dapat menyebabkan gagal jantung.

d. Sistem Gastrointestinal

Bayi dengan BBLR terutama yang kurang bulan umumnya saluran pencernaannya belum berfungsi seperti bayi yang cukup bulan. Hal ini diakibatkan antara lain karena tidak adanya koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi 33-34 minggu, kurangnya cadangan beberapa nutrisi seperti kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein, jumlah enzim yang belum mencukupi, waktu


(39)

pengosongan lambung yang lambat dan penurunan/tidak adanya motilitas dan meningkatkan risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikans).

e. Sistem Hematologi

Bayi dengan BBLR lebih cenderung mengalami masalah hematologi yaitu gangguan pada sistem pembentukan darah. Penyebabnya terutama pada bayi prematur adalah usia sel darah merahnya lebih pendek, pembentukan sel darah merah yang lambat, pembuluh darah kapiler mudah rapuh yang dapat menyebabkan terjadinya anemia, hiperbilirubinemia, Hemmoragic Disease of the Newborn (HDN). f. Sistem Penglihatan

Sistem penglihatan bayi BBLR dapat terganggu karena ketidakmatangan retina yang dapat menyebabkan Retinopathy Of Prematurity (ROP). ROP disebabkan karena adanya pertumbuhan pembuluh darah retina abnormal yang dapat menyebabkan perlukaan atau lepasnya retina. ROP dapat berlangsung ringan dan membaik dengan sendirinya, tetapi bisa juga menjadi serius dan mengakibatkan kebutaan. Semua bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu berisiko mengalami ROP. Semakin rendah berat lahir atau usia kehamilan maka semakin tinggi pula risiko terjadinya ROP. Bayi dengan ROP berisiko besar terjadi strabismus (juling), katarak, kelainan refraksi (rabun jauh) sampai kebutaan.

g. Sistem Perkemihan

Terdapatnya masalah pada sistem perkemihan, dimana ginjal bayi tersebut belum matang sehingga tidak mampu mengelola air, elektrolit dan asam-basa, tidak


(40)

mampu mengeluarkan hasil metabolisme dan obat-obatan dengan memadai serta tidak mampu memekatkan urin.

2.5 Pemeriksaan Bayi Baru Lahir18

Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan segera setelah bayi lahir untuk melihat kondisi bayi apakah menderita suatu kelainan atau tidak. Upaya yang dapat dilakukan adalah :

a. Penilaian APGAR

Merupakan sebuah metode untuk menilai kondisi umum bayi sesaat setelah kelahiran yang dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran dan untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Hal yang dinilai pada skor APGAR adalah usaha napas, warna kulit, denyut jantung, tonus otot dan reaksi terhadap rangsang. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasi penilaian dapat diketahui apakah bayi normal (7-10), asfiksia ringan (4-6) atau asfiksia berat (0-3). b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada bayi dengan BBLR yaitu dengan berat badan bayi < 2500 gram. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda-tanda prematuritas seperti tulang rawan telinga belum terbentuk, refleks lemah, jaringan lemak bawah kulit sedikit, kulit tipis, merah dan transparan atau terdapatnya tanda-tanda bayi KMK seperti tengkorak kepala keras, gerakan cukup aktif dan tangisan cukup kuat, daya mengisap cukup kuat, kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.


(41)

2.6 Pencegahan BBLR 2.6.1 Pencegahan Primer14,41

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat mencegah kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum terjadi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian BBLR :

a. Meningkatkan pengetahuan calon ibu mengenai kehamilan yang sehat.

b. Makan-makanan yang bergizi guna menjaga gizi ibu maupun janin yang dikandung.

c. Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali pada trisemester II dan dua kali pada trisemester III. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal segala bentuk kelainan ataupun gangguan pada ibu dan janin dapat dideteksi sedini mungkin.

d. Menghindari perilaku berisiko tinggi seperti merokok, minum-minuman beralkohol karena dapat mengganggu pertumbuhan janin.

2.6.2 Pencegahan Sekunder

a. Menegakkan diagnosa pada bayi BBLR18

Menegakkan diagnosa BBLR adalah dengan dilakukan pemeriksaan anamnesis untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR dan pemeriksaan penunjang.

a.1 Pemeriksaan anamnesis


(42)

pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat lambat, dijumpai kehamilan dengan oligohidromnion, hipermesis gravidarum dan perdarahan antepartum.

a.2 Pemeriksaan penunjang

a.2.1 Pemeriksaan skor ballard untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik.

a.2.2 Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan untuk melihat ada tidaknya sindrom gawat napas.

a.2.3 Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan terjadi sindrom gawat napas.

a.2.4 USG kepala terutama pada bayi dengan kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 2 hari unutk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intracranial.

b. Penatalaksanaan bayi BBLR34,42 b.1 Pengaturan suhu tubuh/Termoregulasi

Bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas badan atau suhu tubuh dan dapat menjadi hipotermia atau hipertermia. Hal ini disebabkan oleh pusat pengaturan suhu tubuh belum berfungsi dengan baik atau sistem metabolisme yang rendah. Hipotermia adalah penurunan suhu di bawah 36,50C sedangkan hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh > 37,50C. Suhu tubuh normal terjadi jika ada keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas. Suhu tubuh dijaga pada suhu 36,5 – 37,50C.


(43)

Diperlukannya penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya hipotermia atau hipertermia serta menjaga suhu tubuh tetap berada dalam keadaan normal, yaitu dengan cara proteksi termal/warm chain. Jika sudah terjadi perubahan suhu badan bayi, dilakukan penangan yang lebih khusus yakni dengan cara penggunaan inkubator, radiant warmer atau dengan cara metode kangguru.

b.2 Pengaturan makanan/nutrisi

Pemberian makanan terbaik bagi bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Pemberian makanan secara dini akan mengurangi risiko hipoglikemia, dehidrasi dan hiperbilirubinemia. Pada bayi dengan masa gestasi 32 minggu atau kurang atau berat badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah untuk bisa mengisap secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan yang memadai, ASI dapat diberikan dengan menggunakan sonde lambung.

b.3 Mencegah infeksi

Bayi BBLR mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dan sistem imun yang belum matang menyebabkan bayi BBLR sangat rentan dengan infeksi. Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi pada bayi seperti mencuci tangan sebelum memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi.

2.6.3 Pencegahan Tersier18

Pencegahan tersier adalah mencegah terjadinya cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi pada bayi BBLR, yaitu dengan cara :


(44)

b. Pemberian imunisasi untuk meningkatkan kekebalan

c. Pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya pendarahan pada bayi baru lahir

d. Menjaga tali pusar tetap bersih untuk mencegah terjadinya infeksi

2.7 Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu dan Bayi BBLR 1. Faktor Sosiodemografi Ibu :

Umur Agama Pekerjaan

2. Faktor Risiko Medis Ibu Paritas

Umur kehamilan Jarak kehamilan Kadar Hb

Riwayat kehamilan terdahulu Jenis komplikasi dari kehamilan 3. Status Pasien

4. Klasifikasi Bayi BBLR 5. Komplikasi BBLR

6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu 7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi 8. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang 9. Keadaan Bayi Sewaktu Pulang


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Sundari Medan. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas pertimbangan bahwa RSU Sundari Medan merupakan salah satu rumah sakit umum yang memiliki data ibu dan bayi BBLR yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian di RSU Sundari Medan mengenai karakteristik ibu dan bayi BBLR pada tahun 2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2012 - Agustus 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah data semua ibu dan bayi BBLR di RSU Sundari Tahun 2012 berjumlah 188 orang.


(46)

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah data seluruh ibu dan bayi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling).

3.4 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari berkas rekam medis ibu dan bayi BBLR di bagian Rekam Medik RSU Sundari Medan tahun 2012 kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang akan diteliti.

3.5 Analisa Data

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan komputer. Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square, uji t-independent dan uji Anova dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, tabel tabulasi silang, diagram batang dan diagram pie.


(47)

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Ibu yang melahirkan bayi lahir hidup dan lahir mati dengan BBLR di RSU Sundari dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram

3.6.2 Umur ibu adalah umur ibu saat melahirkan, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. < 20 tahun 2. 20-35 tahun 3. > 35 tahun

3.6.3 Agama adalah kepercayaan yang dianut ibu, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha

3.6.4 Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang sehari-hari dilakukan ibu, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Ibu Rumah Tangga (IRT) 2. Wiraswasta

3. Pegawai Swasta 4. Pegawai Negeri

3.6.5 Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum persalinan saat ini, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Paritas 0 (nullipara) 2. Paritas ≥ 1

3.6.6 Umur kehamilan adalah jumlah minggu lengkap terhitung dari hari pertama mensturasi yang terakhir sampai anak lahir, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :


(48)

1. < 37 minggu 2. 37-42 minggu 3. > 42 minggu

3.6.7 Jarak kehamilan adalah tenggang waktu mulai kelahiran anak terakhir sampai berhentinya menstruasi dari kehamilan berikutnya, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. < 2 tahun 2. ≥ 2 tahun

3.6.8 Kadar Hb adalah kadar hemoglobin di dalam darah ibu sewaktu akan melahirkan, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Tidak ada data 2. < 11 gr% 3. ≥ 11 gr%

3.6.9 Riwayat kehamilan terdahulu adalah ada tidaknya gangguan (abnormalitas) yang pernah dialami ibu pada kehamilan sebelumnya, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Baik (tidak mengalami BBLR, abortus, lahir mati) 2. Buruk (mengalami BBLR, abortus, lahir mati)

3.6.12 Jenis komplikasi dari kehamilan adalah ada tidaknya ibu mengalami komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Tidak ada komplikasi 2. Ketuban pecah dini 3. Anemia

4. Preeklamsi/eklamsi 5. Placenta previa

3.6.13 Status pasien adalah status kedatangan ibu yang akan bersalin, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :


(49)

1. Pasien bukan rujukan 2. Pasien rujukan (bidan)

3.6.14 Klasifikasi bayi BBLR adalah berat bayi lahir <2500 gram, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Berat bayi lahir rendah (1500 - <2500 gram)

2. Berat bayi lahir sangat rendah (<1000 - <1500 gram)

3.6.15 Komplikasi BBLR adalah komplikasi yang dialami bayi BBLR, yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Tidak ada komplikasi 2. Lahir mati/Abortus 3. Asfiksia

4. Hiperbilirubinemia

3.6.16 Lama rawatan rata-rata ibu adalah rata-rata lamanya ibu dirawat inap di rumah sakit dimulai pada hari pertama masuk sampai hari terakhir perawatan menurut catatan rekam medis tahun 2012.

3.6.17 Lama rawatan rata-rata bayi adalah rata-rata lamanya bayi dirawat inap di rumah sakit dimulai pada hari pertama masuk sampai hari terakhir perawatan menurut catatan rekam medis tahun 2012.

3.6.18 Keadaan ibu sewaktu pulang adalah kondisi ibu setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Sehat

2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4. Meninggal


(50)

3.6.19 Keadaan bayi sewaktu pulang adalah kondisi bayi setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan menjadi :

1. Sehat

2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4. Meninggal


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Rumah Sakit Umum Sundari terletak di jalan T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baris No.31) Medan.Rumah Sakit ini berdiri pada tahun 1987 yang didirikan oleh Bapak H. Usman.

4.1.2 Visi Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, bermutu, terjangkau dan professional.

4.1.3 Misi Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Memberikan pelayanan dengan mutu yang terbaik, mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat umumnya dan membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sehingga tercapai keluarga sehat sejahtera.

4.1.4 Pelayanan Medis

Rumah Sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Ruang Bersalin, Ruang Bayi, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU). Masing-masing unit dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

UGD sebagai unit pelayanan kegawatdaruratan, dilengkapi dengan dokter jaga 24 jam. Ruang ICU memiliki 2 bed elektrik dan fasilitas lengkap untuk tiap bed-nya antara lain ventilator, monitoring, EKG, Inheler, Oksigen, Udara tekan. Dokter


(52)

spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, syaraf, THT, paru, kulit dan kelamin, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, anestesi, bedah urologi, bedah

orthopedic, bedah syaraf, jantung. 4.1.5 Pelayanan Penunjang Medis

Rumah sakit memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium patologi klinik, x-ray, USG, EKG, konsultasi gizi, farmasi, fisioterapi, 2 unit Ambulans.

4.1.6 Penunjang Umum

Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi, computer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengolahan air limbah, dapur umum dan fasilitas umum lainnya.


(53)

4.2 Analisa Deskriptif 4.2.1 Sosiodemografi

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Umur(Tahun) f %

< 20 13 6,9

20-35 150 79,8

> 35 25 13,3

Jumlah 188 100

Agama f %

Islam Kristen Hindu Budha 158 17 7 6 84 9 3,7 3,3

Jumlah 188 100

Pekerjaan f %

Ibu Rumah Tangga (IRT) Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri 102 59 15 12 54,3 31,4 8 6,3

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) 54,3% dan yang terendah adalah Pegawai Negeri 12%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan umur tertinggi adalah kelompok umur 20-35 tahun 79,8% dan terendah adalah kelompok umur < 20 tahun 6,9%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam 84% dan yang terendah adalah agama Budha 3,3%.


(54)

4.2.2 Risiko Medis Kehamilan

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Risiko Medis Kehamilan di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Paritas f %

0 (nullipara) 99 52,7

≥ 1 89 47,3

Jumlah 188 100

Umur Kehamilan (Minggu) f %

< 37 76 40,4

37-42 > 42 103 9 54,8 4,8

Jumlah 188 100

Jarak Kehamilan (Tahun) f %

< 2 49 55,1

≥ 2 40 44,9

Jumlah 89 100

Kadar Hb Ibu (gr%) f %

Tidak ada data 100 53,2

< 11

≥ 11 21 67

11,2 35,6

Jumlah 188 100

Riwayat Kehamilan Terdahulu

f %

Baik 126 67

Buruk 62 33

Jumlah 188 100

Jenis Komplikasi Kehamilan

f %

Tidak ada komplikasi 124 66

Ketuban pecah dini Anemia Preeklamsi/eklamsi Placenta previa 22 21 16 5 11,7 11,1 8,5 2,7

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan paritas tertinggi adalah paritas 0 (nullipara) 52,7% dan yang terendah adalah paritas ≥ 1 47,3%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan umur kehamilan tertinggi adalah 37–42 minggu 54,8% dan yang


(55)

terendah adalah > 42 minggu 4,8%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan jarak kehamilan tertinggi adalah < 2 tahun 55,1% dan yang terendah adalah ≥ 2 tahun 44,9%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan kadar Hb tertinggi adalah ≥ 11 gr% sebesar 35,6% dan yang terendah adalah < 11 gr% sebesar 11,2%. Sedangkan selebihnya tidak tercatat pada kartu status sebanyak 53,2%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan riwayat kehamilan terdahulu tertinggi adalah kategori baik 67% dan yang terendah adalah kategori buruk 33%. Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan jenis komplikasi kehamilan tertinggi adalah tidak ada komplikasi 66% dan yang terendah adalah placenta previa 2,7%.

4.2.3 Status Pasien

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Status Pasien di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Rujukan f %

Pasien bukan rujukan 166 88,3

Pasien rujukan (bidan) 22 11,7

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan status pasien tertinggi adalah pasien bukan rujukan 88,3% dan yang terendah adalah pasien rujukan 11,7%.

4.2.4 Klasifikasi Bayi BBLR

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Klasifikasi Bayi BBLR

(gram) f %

1500 - <2500 144 76,6

<1000 - <1500 44 23,4


(56)

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan klasifikasi bayi BBLR tertinggi adalah 1500 - < 2500 76,6% dan yang terendah adalah < 1000 - < 1500 gram 23,4%.

4.2.5 Komplikasi BBLR

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Komplikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Komplikasi BBLR f %

Tidak ada komplikasi Lahir Mati/Abortus 161 17 85,6 9 Asfiksia Hiperbilirubinemia 6 4 3,2 2,2

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan komplikasi BBLR tertinggi adalah tidak ada komplikasi 85,6% dan yang terendah adalah hiperbilirubinemia 2,2%.

4.2.6 Lama Rawatan Rata-rata Ibu

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Lama Rawatan Rata-rata

Mean 2,30

Standard Deviation Coefisiens of Variation

0,979 42,57

95% CI 2,16-2,44

Min 1

Max 8

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR adalah 2,3 hari dengan Standard Deviation sebesar 0,979 dan Coefisiens of Variation 42,57 (> 10%) yang menunjukkan bahwa lama


(57)

rawatan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR cenderung bervariasi dengan lama rawatan minimum adalah 1 hari dan maksimum adalah 8 hari.

4.2.7 Lama Rawatan Rata-rata Bayi

Tabel 4.7 Lama Rawatan Rata-rata Bayi dengan BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Lama Rawatan Rata-rata

Mean 2,40

Standard Deviation Coefisiens of Variation

1,660 69,16

95% CI 2,16-2,64

Min 0

Max 11

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata bayi dengan BBLR adalah 2,40 hari dengan Standard Deviation sebesar 1,660 dan Coefisiens of Variation 69,16 (>10%) yang menunjukkan bahwa lama rawatan bayi dengan BBLR cenderung bervariasi dengan lama rawatan minimum adalah 0 hari dan maksimum adalah 11 hari.

4.2.8 Keadaan Ibu Sewaktu Pulang

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BBLR Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Keadaan Ibu Sewaktu Pulang f %

Sehat 156 83

PBJ 14 7,4

PAPS 18 9,6

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang tertinggi adalah sehat 83% dan yang terendah adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) 7,4%.


(58)

4.2.9 Keadaan Bayi Sewaktu Pulang

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Keadaan Bayi Sewaktu Pulang di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Keadaan Bayi Sewaktu Pulang F %

Sehat 95 50,5

PBJ 35 18,6

PAPS 37 19,7

Meninggal 21 11,2

Jumlah 188 100

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan bayi sewaktu pulang tertinggi adalah sehat 50,5% dan yang terendah adalah meninggal 11,2%.

4.3 Analisa Statistika

4.3.1 Umur Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Umur Ibu (tahun)

f %

< 20 20-35 > 35

f % f % f %

1500 - <2500 11 7,6 120 83,3 13 19,1 144 100 <1000 - <1500 2 4,5 30 68,2 12 27,3 44 100

X2= 9,873 df= 2 p= 0,007

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 144 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu umur 20-35 tahun (83,3%) dan dari 44 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu umur 20-35 tahun (68,2%).


(59)

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai P<0,05 berarti terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara umur ibu berdasarkan klasifikasi BBLR.

4.3.2 Paritas Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Paritas

f %

Paritas 0 (nullipara)

Paritas ≥ 1

f % f %

1500 - <2500 85 59 59 41 144 100

<1000 - <1500 14 31,8 30 68,2 44 100

X2= 10,009 df= 1 p= 0,002

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 144 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu dengan paritas 0 (59%) dan dari 44 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu dengan paritas ≥ 1 (68,2%).

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai P<0,05 berarti terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara paritas berdasarkan klasifikasi BBLR.

4.3.3 Umur Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Umur Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Umur Kehamilan (minggu)

f %

< 37 37-42 > 42

f % f % f %

1500 - <2500 61 42,4 80 55,6 3 2,1 144 100 <1000 - <1500 15 34,1 23 52,3 6 13,6 44 100

X2= 10,033 df= 2 p= 0,007

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 144 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu dengan umur kehamilan 37-42 minggu (55,6%)


(60)

dan dari 44 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu dengan umur kehamilan 37-42 minggu (52,3%).

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai P<0,05 berarti terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara umur kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR.

4.3.4 Jarak Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jarak Kehamilan Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Jarak Kehamilan (tahun)

f %

< 2 ≥ 2

f % f %

1500 - <2500 37 53,6 32 46,4 69 100

<1000 - <1500 12 60 8 40 20 100

X2= 0,255 df= 1 p= 0,614

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 69 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu dengan jarak hamil < 2 tahun (53,6%) dan dari 20 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun (60%).

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai P>0,05 berarti tidak terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara jarak kehamilan berdasarkan klasifikasi BBLR.


(61)

4.3.5 Kadar Hb Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Kadar Hb Ibu Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Kadar Hb (gr%)

f %

< 11 ≥ 11

f % f %

1500 - <2500 13 21,3 48 78,7 61 100

<1000 - <1500 8 29,6 19 70,4 27 100

X2= 0,713 df= 1 p= 0,399

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 61 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu dengan kadar Hb ≥ 11 gr% (78,7%) dan dari 27 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu dengan kadar Hb ≥ 11 gr% (70,4%).

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai P>0,05 berarti tidak terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara kadar Hb berdasarkan klasifikasi BBLR.

4.3.6 Riwayat Kehamilan Terdahulu Berdasarkan Klasifikasi BBLR

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Riwayat Kehamilan Terdahulu Berdasarkan Klasifikasi BBLR di RSU Sundari Medan Tahun 2012

Berat Bayi Lahir (gram)

Riwayat Kehamilan Terdahulu

f %

Baik Buruk

f % f %

1500 - <2500 107 74,3 37 25,7 144 100

<1000 - <1500 19 43,2 25 56,8 44 100

X2= 14,770 df= 1 p= 0,000

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 144 bayi dengan klasifikasi BBLR 1500 - <2500 gram tertinggi pada ibu dengan riwayat kehamilan baik (74,%) dan dari 44 bayi dengan klasifikasi BBLR <1000 - <1500 gram tertinggi pada ibu dengan riwayat kehamilan buruk (56,8%).


(1)

klasifikasi bblr * komplikasi bayi bblr Crosstabulation

komplikasi bayi bblr

Total tidak ada

komplikasi lahir

mati/abortus asfiksia

hiperbiliru binemia

klasifikasi bblr 1500 - < 2500 Count 126 15 2 1 144 Expected Count 123.3 13.0 4.6 3.1 144.0 % within klasifikasi bblr 87.5% 10.4% 1.4% .7% 100.0% % within komplikasi bayi

bblr

78.3% 88.2% 33.3% 25.0% 76.6%

% of Total 67.0% 8.0% 1.1% .5% 76.6%

< 1000 - < 1500 Count 35 2 4 3 44

Expected Count 37.7 4.0 1.4 .9 44.0

% within klasifikasi bblr 79.5% 4.5% 9.1% 6.8% 100.0% % within komplikasi bayi

bblr

21.7% 11.8% 66.7% 75.0% 23.4%

% of Total 18.6% 1.1% 2.1% 1.6% 23.4%

Total Count 161 17 6 4 188

Expected Count 161.0 17.0 6.0 4.0 188.0 % within klasifikasi bblr 85.6% 9.0% 3.2% 2.1% 100.0% % within komplikasi bayi

bblr

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 85.6% 9.0% 3.2% 2.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 13.738a 3 .003

Likelihood Ratio 11.540 3 .009

Linear-by-Linear Association 7.210 1 .007

N of Valid Cases 188

a. 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.


(2)

T-Test

Group Statistics

komplikasi bayi bblr N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean lama rawatan bayi tidak ada komplikasi 161 2.39 1.590 .125

ada komplikasi 27 2.44 2.063 .397

Independent Samples Test

lama rawatan bayi

Equal variances assumed

Equal variances not assumed Levene's Test for Equality

of Variances

F .176

Sig. .675

t-test for Equality of Means

t -.154 -.128

df 186 31.385

Sig. (2-tailed) .878 .899 Mean Difference -.053 -.053 Std. Error Difference .346 .416 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -.736 -.902

Upper .630 .796

Oneway

Descriptives lama rawatan ibu

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

sehat 156 2.26 .895 .072 2.12 2.40 1 5


(3)

Test of Homogeneity of Variances lama rawatan ibu

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.441 2 185 .034

ANOVA lama rawatan ibu

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.881 2 .940 .980 .377

Within Groups 177.439 185 .959

Total 179.319 187

Oneway

Descriptives lama rawatan bayi

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

sehat 95 2.46 1.827 .187 2.09 2.84 0 10

PBJ 35 2.00 1.163 .197 1.60 2.40 0 5

PAPS 37 2.62 1.831 .301 2.01 3.23 0 11

meninggal 21 2.38 1.161 .253 1.85 2.91 0 5

Total 188 2.40 1.660 .121 2.16 2.64 0 11

Test of Homogeneity of Variances lama rawatan bayi

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(4)

ANOVA

lama rawatan bayi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.804 3 2.601 .944 .421

Within Groups 507.276 184 2.757


(5)

(6)