Standar Pelayanan Minimal Nasional SPM Bidang Kesehatan

4. Equity

Dalam teori equity dikatakan bahwa seseorang akan menganalisa rasio antara keluaran dan masukan untuknya dibandingkan dengan rasio keluaran dan masukan dari pihak yang terlibat dalam pertukaran dengannya.

5. Attribution Theory

Model ini berhubungan dengan bagaimana orang mengidentifikasikan penyebab dari suatu tindakan. Secara ringkas adalah, jika suatu produk gagal kinerjanya di bawah harapan, maka konsumen berusaha menentukan penyebab kegagalan tersebut.

6. Performance

Beberapa peneliti mengusulkan bahwa kinerja produk sebenarnya mempengaruhi kepuasan tanpa tergantung pada harapan expectation, keadilan equity, maupun pengkaitan attribution, tingkat kinerja ini akan mempengaruhi kepuasan secara langsung.

F. Standar Pelayanan Minimal Nasional SPM Bidang Kesehatan

Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal SPM sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100757OTDA Tahun 2002, yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam penyediaan pelayanan publik. Pemahaman SPM secara memadai bagi masyarakat merupakan hal yang signifikan karena berkaitan dengan hak-hak konstitusional perorangan maupun kelompok masyarakat yang harus mereka peroleh dan wajib dipenuhi oleh pemerintah, berupa tersedianya pelayanan publik pelayanan dasar yang harus dilaksanakan Pemerintah kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara Standar Pelayanan Minimal SPM bidang kesehatan sangat terkait degnan indikator Indonesia Sehat 2010, karena baik SPM bidang kesehatan maupun Indikator Indonesia Sehat 2010 sama-sama memberikan target-target yang harus dicapai dalam pelayanan publik bidang kesehatan. Proses perumusan Indikator Indonesia Sehat 2010 pun sengaja diintegrasikan dengan proses penyusunan SPM bidang kesehatan. Penyusunan Indikator Indonesia Sehat 2010 dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi. 2. Indikator hasil antara yang terdiri atas indikator-indikator keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses dan mutu pelayanan kesehatan. 3. Indikator proses dan masukan, yang terdiri atas indikator-indikator pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor-sektor terkait. Ratminto et. al 2005:271 Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Periode Awal Kemerdekaan

Pada tahun 1948, konsep reimbursement dikembangkan dan dikenal dengan nama “Restitutie Regeling 1948” dimana: a. Pegawai pemeringah dengan gaji kurang dari Rp. 850,- per bulan, berhak atas pelayanan pada saat penjajahan, pemeliharaan kesehatan pegawai pemerintah mengacu pada “staatblad” 1101938, dimana: Pegawai pemeringah dengan gaji lebih dari Rp. 850,- per bulan, berhak atas pelayanan di fasilitas pemerintah, pada fasilitas swasta diganti 97 dan sisanya 3 deduction dari gaji b. Melalui system restitusi dan pembiayaan fee for service, terdapat banyak masalah, antara lain makin besarnya klaim yang diajukan dan kecendrungan penyalahgunaan atau klaim fiktif sehingga makin memberatkan dana rutin Departemen Kesehatan.

2. Periode Tahun 1960-an

UU No. 91960 tentang pokok-pokok kesehatan, menggariskan kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, antara lain: a. Hak warga negara untuk pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. b. Pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Universitas Sumatera Utara