hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan pemasaran yang bertanggung jawab sosial.
2.1.5 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Menurut Kotler 2003:11, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Defenisi ini berdasarkan pada konsep : kebutuhan, keinginan dan
permintaan, produk nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar dan pemasaran serta pemasar.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah pada saat keadaan merasa tidak memiliki kepuasan mendasar.
Manusia membutuhkan makanan, pakaian, rumah, perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri, dan beberapa hal lain untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak
diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah terukir dalam hayati serta kondisi manusia.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Walaupun kebutuhan manusia sedikit, tetapi keinginan konsumen banyak. Keinginan
manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial, seperti keluarga, sekolah, dan perusahaan. Permintaan adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan
kemampuan serta ketersedian membelinya. Dengan kata lain, keinginan menjadi permintaan jika didukung dengan daya beli.
Dalam Kotler 2005:216 menurut Maslow ada lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah yaitu kebutuhan
fisik makanan, minuman, tempat tinggal, kebutuhan keamanan keamanan dan perlindungan, kebutuhan sosial perasaan diterima sebagai anggota kelompok,
Universitas Sumatera Utara
dicintai, kebutuhan penghargaan harga diri, pengakuan, status, dan kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri pamahaman dan pengembangan diri.
Menurut Maslow manusia cenderung memenuhi kebutuhan rendah terlebih dahulu, sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.1.6 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen untuk merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi
perilaku konsumen di masa mendatang Setiadi 2003:167.
2.1.7 Tahap-Tahap Pembelian