Metafora Digunakan Sebagai Bentuk Metode Desain

3.1.2 Metafora Digunakan Sebagai Bentuk Metode Desain

Jika dilihat dari sudut Arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa strategi desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu: a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metaphor dalam prosesnya. b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasar aktivitas atau cara, menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metaphor dalam cara mendesainnya. Persamaan kedua pendapat tersebut terletak pada aspek proses atau aktivitas dalam desain yang menggunakan metode pengalihan adopsi dan analogi konsep dari suatu obyek kepada obyek yang lain. Dilihat dari sudut Arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep disain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu: a. Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda, menunjukkan bahwa kategori Simbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam karya fisiknya. Kategori simbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada literal. b. White dengan Konsep Methapor yang melihat hubungan antar hal secara abstrak Looking at abstraction jelas menunjukkan metaphor dalam konsep arsitektur. Konsep adalah gagasan-gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep menyaratkan bagaimana tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan. Jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan: angan-angan --- idea --- konsep --- skenario Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealisme pribadinya dalam proses kreatif kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku apresiator, terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal. Penggunaan bahasa me taforik yang ”bersayap” dan kaya akan interpretasi makna, memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti pisau yang bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, sedang di sisi lain dapat digunakan untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri. Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan referens dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung.

3.1.3 Metode Apresiatif Penggunaan Metafora Dalam Karya Arsitektur