METODOLOGI PENELITIAN Dra. Nisrul Irawati, MBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakankan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan yang beralamat di Jalan Putri Hijau No.17 Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan dilakukan pada bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. III.2. Metode Penelitian III.2.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode survey. Menurut Arikunto 2007 bahwa kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung dalam penelitian dengan maksud untuk mengetahui status, gejala, menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standart yang sudah dipilih dan atau ditentukan. III.2.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto 2007 penelitian deskriptif kuntitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengurangi atau menggambarkan tentang sifat-sifat karakteristik dari suatu keadaan atau objek penelitian. III.2.3. Sifat Penelitian Universitas Sumatera Utara Sifat penelitian ini bersifat deskriptif explanatory. Menurut Arikunto 2007 sifat penelitian deskriptif explanatory yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel dengan variabel yang lain. 41 III.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Askes pada Kelas I yang dirawat selama dua hari atau lebih di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau ,yakni pada bulan Oktober 2010 sebanyak 89 pasien, dengan asumsi tidak ada lonjakan pasien karena adanya serangan wabah penyakit. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin. Rumus tersebut dituliskan sebagai berikut Sugiyono, 2008. 2 1 e N N n   Di mana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel error term dengan demikian jumlah sampel adalah: 2 1 , 89 1 89   n 01 , 89 1 89   n Universitas Sumatera Utara 89 , 1 89  n 09 , 47  n maka dibulatkan menjadi 47 pasien Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik Purposive Sampling. Menurut Umar 2009 purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Selanjutnya, Sugiyono 2009 mengemukakan bahwa Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. III.4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara interview yang dilakukan kepada para pasien atau keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. 2. Daftar pertanyaan questionare yang diberikan kepada pasien rawat inap atau keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. 3. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumentasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari daftar pertanyaan questionare yang disebarkan kepada responden dan wawancara interview Universitas Sumatera Utara kepada responden pasien atau keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. 2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari dokumen-dokumen dari Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Variabel bebas independent dalam perumusan masalah pertama adalah Kualitas Pelayanan yang terdiri dari lima dimensi, yakni: bukti fisik tangibles, keandalan reliability, ketanggapan responsiveness, jaminan assurance dan empati empaty. Sedangkan yang menjadi variabel terikat dependent adalah Kepuasan Pasien. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel, Dimensi, Indikator-indikator dan Skala Pengukuran Hipotesis Pertama Variabel Dimensi Definisi Operasional Indikator Pengukuran Kualitas Pelayanan Bukti Fisik X1 Mencakup aspek-aspek nyata yang bisa dilihat dan diraba meliputi penampilan fisik fasilitas pelayanan. 1. Kondisi gedung 2. Peralatan yang lengkap dan canggih. 3. Kebersihan dan kerapian, kenyamanan ruangan. 4. Penampilan pegawai yang bersih dan rapi. Skala Likert Keandalan X2 Kemampuan para medis untuk memberikan jasalayanan yang dijanjikan secara handal dan akurat 1. Ketepatan waktu layanan 2. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang tepat. 3. Kemampuan para medis menjawab pertanyaan pasien secara tepat 4. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit. Skala Likert Ketanggapan X3 Kasediaan para medis untuk membantu dan menyediakan jasa pelayanan yang dibutuh kan pasien tepat waktu 1. Kesediaan para medis dalam membantu pasien 2. Kesiapan para medis untuk menanggapi keluhan dan permintaan pasien dengan cepat 3. Memberikan pelayanan yang cepat 4. Memberikan informasi tentang kepastian waktu dalam penyampaian pelayanan. Skala Likert Jaminan X4 Kemampuan dan pengetahuan serta kesopanan para medis dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pasien 1. Kemampuan dan pengetahuan dokter dalam menentukan diagnosa yang tepat 2. Keterampilan perawat dalam menangani pesien 3. Pelayanan yang sopan dan ramah 4. Memberikan jaminan keamanan dalam memberikan pelayanan Skala Likert Empati X5 Kemampuan dan kemudahan dalam memahami apa yang dirasakan pasien dan memberikan perhatian kepada pasien 1. Memberikan perhatian khusus kepada pasien 2. Kepedulian terhadap keluhan pasien 3. Kemudahan dalam menjalin hubungan pada pasien. Skala Likert Kepuasan Pasien Y Perasaan pasien setelah menerima pelayanan yang melebihi harapan. 1. Terpenuhinya harapan pasien. 2. Kesesuaian antara biaya dengan pelayanan yang diterima. 3. Kenyaman dalam memperoleh pelayanan. Skala likert Universitas Sumatera Utara III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Variabel bebas independent dalam perumusan masalah kedua adalah kepuasan pasien. Sedangkan yang menjadi variabel terikat dependent adalah loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. Tabel. 3.2. Definisi Operasional Variabel, Indikaotr-indikator, dan Skala Pengukuran Hipotesis Kedua Variabel Definisi Operasional Indikator-indikator Pengukuran Kepuasan X Perasaan pasien setelah menerima pelayanan yang melebihi harapan. 1. Terpenuhinya harapan pasien. 2. Kesesuaian antara biaya dengan palayanan yang diterima. 3. Kenyamanan dalam memperoleh layanan kesehatan. Skala Likert Loyalitas Pasien Y Kemauan pasien untuk melakukan perobatan dan perawatan kembali di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau 1. Pasien tidak ingin berpindah kerumah sakit lain. 2. Pasien akan merekomendasikan Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau kepada orang lain 3. Pasien yakin bahwa Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan adalah Rumah Sakit yang terbaik Skala Likert III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen III.7.1. Uji Validitas Instrumen Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan yang mendefinisikan suatu variabel. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai tingkat-tingkat kevaliditan. Menurut Ghozali 2006 uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. suatu kuesioner dikatan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan validitas terhadap 30 pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau, dengan catatan uji validitas dilakukan terhadap pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau yang tidak termasuk kedalam sampel penelitian ini. Menurut Umar 2009 bahwa sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini didistribusi skor akan lebih mendekati kurva normal. Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasi tiap butir skor pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir pertanyaan. Menurut Sugiyono 2009 bahwa syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Maka bila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut, tingkat validitas instrumen ini dianalisis dengan cara mengkorelasikan skor item tiap pertanyaan dan skor total untuk seluruh pertanyaan. III.7.1.1. Uji Validitas variabel kualitas pelayanan dimensi bukti fisik tangibles Hasil uji validitas instrumen dimensi bukti fisik tangibles dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dimensi Bukti Fisik Tangiables No. Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau memiliki gedung yang layak. Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau memiliki peralatan medis yang lengkap. Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau memiliki peralatan medis yang canggih. Rumah ghkSakit Tingkat II Putri Hijau memiliki ruang rawat inap yang rapi bersih. Rumah Saki Tingkat II Putri Hijau memiliki perawat yang rapi bersih. 0,577 0,672 0,895 0,755 0,711 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel bukti fisik memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel bukti fisik yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.1.2. Uji validitas instrumen dimensi keandalan reliability Hasil uji validitas instrumen dimensi keandalan reliability dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrument Dimensi Keandalan Reliability No. Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1. 2. 3. 4. Pelayanan yang diberikan tepat pada waktunya. Perawat mampu memberikan perawatan dan pengobatan dengan baik. Perawat mampu menjawab pertanyaan pasien dengan baik. Prosedur pelayanan kesehatan tidak berbelit-belit. 0,819 0,766 0,759 0,681 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari dimensi keandalan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari dimensi keandalan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.1.3. Uji validitas instrumen dimensi ketanggapan responsiveness Hasil uji validitas instrumen dimensi ketanggapan responsiveness dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Dimensi Ketanggapan Responsiveness No Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1 2. 3. 4. 5. Kesediaan perawat dalam membantu pasien. Perawat cepat tanggap dalam menangani keluhan pasien. Dokter memberikan pertolongan tepat waktu kepada pasien. Kemampuan perawat memberikan informasi yang jelas tentang pelayanan yang akan diberikan. Informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti. 0,805 0,707 0,697 0,727 0,601 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari dimensi ketanggapan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari dimensi ketanggapan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.1.4. Uji validitas instrumen dimensi jaminan assurance Hasil uji validitas instrumen dimensi jaminan assurance dapat dilihat pada Tabel 3.6. sebagai berikut: Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Dimensi Jaminan Assurance No Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1 2. 3. 4. 5. Dokter akurat dalam mendiagnosa penyakit pasien. Para medis mampu menjaga kerahasiaan penyakit pasien. Perawat memiliki pengetahuan dalam memasang peralatan dengan tepat. Perawat memberikan pelayanan dengan sopan kepada pasien Perawat ramah terhadap pasien. 0,751 0,541 0,641 0,636 0,665 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.6. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari dimensi jaminan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari dimensi jaminan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. Universitas Sumatera Utara III.7.1.5. Uji validitas instrumen dimensi empati empaty Hasil uji validitas instrumen dimensi empati empaty dapat dilihat pada Tabel 3.7. sebagai berikut: Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Dimensi Empati Empaty No. Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig. 1-tailed Keterangan 1. Perawat memahami kebutuhan akan pasien. 0,696 0,000 Valid 2. Pelayanan diberikan kepada setiap pasien tanpa memandang status sosial 0,752 0,000 Valid 3. Perawat mampu menjalin komunikasi dengan pasien. 0,754 0,000 Valid 4. Perawat memiliki kesediaan waktu untuk mendengari konsultasi pasien atau keluarga pasien. 0,739 0,000 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.7. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari dimensi empati memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari dimensi empati yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.1.6. Uji validitas instrumen variabel kepuasan pasien Hasil uji validitas instrumen variabel kepuasan pasien dapat dilihat pada Tabel 3.8. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Pasien No Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1 2. 3. 4. Pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan pasien Pasien merasa puas dengan kemampuan para medis dalam menangani keluhan dan komplain. Pasien merasa puas dengan kemampuan petugas dalam menangani prosedur administrasi. Pelayanan yang diterima sesuai dengan biaya yang anda keluarkan dikorbankan. 0,790 0,755 0,709 0,819 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.8. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel kepuasan pasien memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kepuasan pasien yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrument yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.1.7. Uji validitas instrumen variabel loyalitas pasien Hasil uji validitas instrumen varibel loyalitas pasien dapat dilihat pada Tabel 3.9. sebagai berikut: Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas Pasien No Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig 1-tailed Keterangan 1 2. 3. 4. Pasien tidak ingin beralih kerumah sakit lain. Pasien akan kembali ke Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau. Pasien yakin bahwa Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau adalah yang terbaik. Pasien akan merekomendasikan Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau kepada orang. 0,744 0,799 0,659 0,775 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan Tabel 3.9. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel loyalitas pasien memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel loyalitas pasien yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrument yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5. III.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen Untuk mendapatkan instrument yang reliabel, maka dilakukan uji reabilitas. Menurut Arikunto 2007 reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil dari sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1. Reliabilitas adalah alat yang mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari dimensi. Menurut Ghozali 2006 pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Reapated Meansure atau pengukuran diulang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kuesioner yang sama pada waktu berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antara jawabannya. Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja, dan uji statistik yang digunakan adalah Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2006. Dimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0. Tabel. 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel dan Dimensi No. Dimensi Cronbach’s Alpha N Of Items Keterangan 1. Dimensi Bukti Fisik X 1.1 0,771 5 Reliabel 2. Dimensi Keandalan X 1.2 0,748 4 Reliabel 3. Dimensi Ketanggapan X 1.3 0,749 5 Reliabel 4. Dimensi Jaminan X 1.4 0,760 5 Reliabel 5. Dimensi Empati X 1.5 0,716 4 Reliabel 6. Variabel Kepuasan Pasien 0,765 4 Reliabel 7. Variabel Loyalitas Pasien 0,726 4 Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Dari Tabel 3.10. di atas menunjukkan Cronbach’s Alpha dari setiap instrumen dimensi penelitian memiliki nilai 0,60. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap instrumen dimensi pada variabel kualitas pelayanan dan variabel di atas dikatakan baik, maka variabel dan dimensi yang digunakan pada instrumen tersebut adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara III.8. Model Analisis Data III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama Model analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis pertama adalah regresi berganda multiple regression analysis, dengan persamaan regresinya adalah sebagai berukut: Y = a + b 1.1 X 1.1 + b 1.2 X 1.2 + b 1.3 X 1.3 + b 1.4 X 1.4 + b 1.5 X 1.5 + e Di mana: Y = Kepuasan pasien X 1.1 = Bukti fisik tangibles X 1.2 = Keandalan reliability X 1.3 = Ketanggapan responsiveness X 1.4 = Jaminan assurance X 1.5 = Empati empaty a = Konstanta b 1 ,….,b 5 = Koefisien regresi variabel independent e = Variabel yang tidak diteliti term of error Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Koefesien Determinasi R 2 Koefesien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan variabel bebas menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat, dapat dilihat dari koefesien determinan R 2 dimana 0R 2 1. Hal ini menunjukan jika R 2 semakin dekat pada nilai 1 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Universitas Sumatera Utara Namun sebaliknya, jika R 2 semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah. 2. Uji Serempak Uji F Pengujian hipotesis uji serempak Uji F dilakukan untuk melihat signifikansi secara serempak variabel terikat terhadap variabel bebas dengan tingkat keyakinan 95 α = 5. H 0: b1,........,b5 = 0; artinya bukti fisik tangible, keandalan reliability, ketanggapan responsivensess, jaminan assurance, empati empaty secara serempak tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau. H a: b1,….....,b5 ≠ 0; artinya bukti fisik tangible, keandalan reliability, ketanggapan responsivensess, jaminan assurance, empati empaty secara serempak tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap Kelas I di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau. Untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak maka dapat digunakan uji statistik F Uji F dengan rumus sebagai berikut: F = Mean Square Regression Mean Square Error Uji dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dalam hal ini F Hitung dibandingkan dengan F Tabel dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika F hitung F Tabel , maka H diterima dan Ha ditolak, pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 2. Jika F hitung F Tabel , maka H ditolak dan Ha diterima, pada α = 5 3. Uji Parsial Uji t Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari variabel terikat kualitas pelayanan yang terdiri dari lima dimensi, yakni: bukti fisik tangible, keandalan reliability, ketanggapan responsivensess, jaminan assurance, empati empaty terhadap kepuasan pasien rawat inap Kelas I di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. Model hipotesis yang digunakan Uji t ini adalah: H : b 1 = 0, bukti fisik tangible, keandalan reliability, ketanggapan responsivensess, jaminan assurance, empati empaty secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. Ha : b 1 ≠ 0, bukti fisik tangible, keandalan reliability, ketanggapan responsivensess, jaminan assurance, empati empaty secara pengaruh berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. Dengan tingkat kepercayaan confidence internal 95 atau α = 5 , Di sini t Hitung akan dibandingkan dengan t Tabel dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika t hitung t Tabel maka H diterima dan H a ditolak. 2. Jika t hitung t Tabel maka H ditolak dan H a diterima. III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua Universitas Sumatera Utara Model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis kedua adalah dengan regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh Kepuasan X terhadap Loyalitas Y pasien rawat inap di Kelas I Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau. Dengan persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + bX Di mana: Y = Loyalitas X = Kepuasan Pasien a = Konstanta b = Koefisien regresi variabel independent Pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Koefesien Determinasi R 2 Koefesien determinasi digunakan utnuk mengukur kemampuan variabel independent menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependent, dapat dilihat dari koefesien determinan R 2 dimana 0R 2 1. Hal ini menunjukan jika R 2 semakin dekat pada nilai 1 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Namun sebaliknya, jika R 2 semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variable bebas terhadap variable terikat semakin lemah. 2. Uji Parsial Uji t Pengujian hipotesis uji parsial uji t dilakukan untuk melihat signifikansi secara parsial variabel terikat terhadap variabel bebas dengan tingkat keyakinan 95 α = 5. Universitas Sumatera Utara H 0: b 1 = 0; artinya Kepuasan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau. H a: b 1 ≠ 0; artinya Kepuasan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Loyalitas Pasien rawat inap Kelas I di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan. Dengan tingkat kepercayaan confidence internal 95 atau α = 5 , di sini t Hitung akan dibandingkan dengan t Tabel dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika t hitung t Tabel maka H diterima dan H a ditolak. 2. Jika t hitung t Tabel maka H ditolak dan H a diterima. III.9. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukan ke dalam serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolonieritas, heteroskedasitas, dan normalitas. III.9.1. Uji Normalitas Uji normalisasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila tampilan grafiknya Universitas Sumatera Utara menunjukkan pola penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Ghozali, 2006. III.9.2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk menunjukan apakah dimodel regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independent. Menurut Ghozali 2006 jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas independen yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF 10 maka terjadi multikolinieritas dan apabila VIF 0,1 , maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas. III.9.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghazali 2006 mengungkapakan bahwa model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterosdaskesitas adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yanga ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 2. Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titk menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN