pembelajaran. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, materi pelajaran, karakteristik siswa, dan ketersediaan waktu.
Pertimbangan penting dalam memilih metode adalah harus mampu mengaktifkan siswa, dalam arti mengaktifkan mental emosional siswa dalam proses
pembelajaran
2.2.7 Pengertian Metode Karya Wisata
Sagala 2000 dalam Abimanyu 2008:7.6 menyatakan bahwa karya wisata sebagai suatu metode pembelajaran adalah siswa di bawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari objek belajar yang ada di tempat itu. Pendapat lain menyatakan bahwa metode karya
wisata adalah metode pembelajaran identik dengan pembelajaran outdoor artinya pembelajaran ini lebih menitik beratkan pada aktivitas siswa yang dibawa ke luar
kelas Anitah 2009:5.29 Menurut J. C. Aggarwal 2008 dalam Sana Hafeez 2011:4 described
educational field trips aims at enriching, vitalizing and complementing content areas of the curriculum by means of first hand observation and direct experience
outside the classroom. Definisi tersebut adalah pembelajaran dengan karya wisata bertujuan memperkaya, memvitalisasi, dan melengkapi kebutuhan kurikulum
dengan cara observasi objek nyata dan pengalaman langsung di luar kelas. Lebih lanjut Scarce 1997 dalam Susan Nesbit 2010:4 menyatakan “
field trips offer enriching experiences central to successful learning because they are both personal experiences and lived social events that become ways of
knowing”. Karya wisata memberikan tawaran pengalaman untuk pembelajaran
yang sukses karena ada pengalaman pribadi dan langsung sehingga bisa dijadikan jalan untuk memperoleh pengetahuan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dengan cara mengajak siswa untuk
mengunjungi objek nyata di lapangan dengan maksud mempelajari objek yang dikunjungi.
2.2.8 Langkah-langkah Metode Karya Wisata
Menurut Abimanyu 2008:76 ada beberapa langkah dalam penerapan metode karya wisata, yaitu:
1 Kegiatan persiapan
Pada kegiatan ini guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi tentang menulis deskripsi, menyiapkan
skenario pembelajaran, dan menyiapkan tata tertib pelaksanaan karya wisata.
2 Pelaksanaan karya wisata.
Ada tiga kegiatan dalam pelaksanaan metode ini yaitu: a kegiatan pembukaan, dilaksanakan di kelas sebelum mengunjungi objek yang akan
dipelajari. Kegiatan ini meliputi mengemukakan tujuan pembelajaran dan tata tertib selama karya wisata; b kegiatan inti, dilakukan pada saat
mengunjungi objek yang dipelajari. Kegiatan ini meliputi observasi objek dan mengumpulkan informasi tentang objek selengkap mungkin; c
kegiatan penutup, dilaksanakan setelah siswa kembali ke kelas. Kegiatan
ini berupa pemberian tugas pada siswa untuk membuat karangan deskripsi tentang objek yang dipelajari selama karya wisata.
2.3Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran mengarang deskripsi di SD Negeri Jatinegara 1 Kabupaten Tegal guru hanya menggunakan metode ceramah, guru kurang
memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar sekolah. Akibatnya siswa menjadi pasif, kurang memahami materi menulis karangan deskripsi sehingga
kemampuan menulis karangan deskripsi siswa rendah. Oleh karena itu, peneliti berusaha melakukan perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode
karya wisata pada pembelajaran menulis deskripsi. Karya wisata sebagai suatu metode pembelajaran mendekatkan siswa
dengan objek yang akan mereka pelajari karena pada metode ini siswa langsung mengunjungi dan mengamati objek yang dipelajari. Penggunaan metode karya
wisata dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dirasa cocok karena : 1 pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan karena dilakukan di luar
kelas dengan cara mengunjungi objek yang akan dipelajari, 2 siswa memperoleh pengalaman indera penglihatan, penciuman, perasaan, dan pendengaran
sehingga memudahkan mereka ketika menjelaskan detail objek yang dipelajari dalam sebuah karangan deskripsi. Dengan demikian diduga penggunaan metode
karya wisata akan meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Jatinegara 1 Kabupaten Tegal.
2.4 Hipotesis Tindakan