Pembelajaran Praktik Pembelajaran Praktik di SMK a. Pembelajaran

17

b. Pembelajaran Praktik

Raiser Gagne dalam Made Wena, 2013: 100 menyatakan bahwa ketrampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya. Jadi, ketrampilan kerja hanya berhasil diajarkan melalui serangkaian kegiatan praktik. Kegiatan praktik di Sekolah Menengah Kejuruan SMK dilaksanakan dalam pembelajaran praktik yang diselenggarakan sesuai dengan konsentrasi keahlian yang ada. Pembelajaran praktik ini akan membimbing peserta didik agar memperoleh ketrampilan secara terarah dan sistematis. Pembelajaran praktik ini sebisa mungkin harus diselenggarakan menyerupai dengan keadaan dan kondisi di dunia kerja atau usaha. Menurut Starr, dkk 1982 dalam Made Wena, 2013: 100 karena pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja atau industri, maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk membekali lulusanya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja. Kondisi tersebut akan memberikan banyak pengalaman kepada peserta didik sehingga mereka mempunyai pengalaman dan kesiapan dalam bekerja nantinya. Pembelajaran praktik ini harus dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh ketrampilan yang diinginkan. Ketrampilan ini nantinya akan mengantarkan peserta didik memperoleh pekerjaan di dunia kerja. Nolker Schoenfeldt 1983: 28 hal yang paling penting dalam pengajaran praktik di bengkel dan di laboratorium adalah penguasaan ketrampilan praktis, serta pengetahuan dan perilaku yang bertalian langsung dengan ketrampilan tersebut. Dengan ketrampilan tersebut siswa akan mampu mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada terkait dengan bidang keahlian yang sesuai dengan keahlianya. 18 Pembelajaran praktik di SMK akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada peserta didiknya. Dengan mempelajari suatu obyek tertentu peserta didik akan peningkatan dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Menurut Hamzah Uno 2012: 193 belajar praktik memiliki kekhususan karena biasanya dapat diukur melalui observasi, dan konotasi belajar praktik adalah belajar ketrampilan. Ketrampilan yang diperoleh dari pembelajaran praktik ini merupakan kelanjutan atau penerapan dari teori yang sebelumnya telah diberikan sebagai dasar kegiatan praktik. Pembelajaran praktik ini memerlukan gerakan tangan dan tubuh untuk mengarjakan sesuatu. Hamzah Uno 2012: 200 menjelaskan bahwa belajar praktik merupakan belajar ketrampilan yang memerlukan gerakan motorik, yang pelaksanaan pembelajaranya dilakukan dibengkel praktik dengan kerja observasi. Pembelajaran praktik merupakan pembelajaran yang dikelompokkan pada ranah psikomotorik. Schippers dan Patriana dalam Hamzah Uno, 2012: 201 menyatakan bahwa kegiatan psikomotorik terutama dalam bidang keteknikan termasuk dalam ketrampilan melatih tangan dengan menerapkan teori melalui proses pengendalian pikiran dan perasaan dalam bentuk, yaitu 1 menggunakan ketrampilan dasar, 2 membuat sketsa, menggambar dan menghitung, 3 mengoperasikan dan mengendalikan, dan 4 merawat, memelihara dan memperbaiki. Pembelajaran praktik ini terdiri dari bermacam-macam mata pelajaran dengan kompetensi dasar tertentu yang harus dikuasai oleh peserta didik. Setiap bidang keahlian memiliki mata pelajaran praktik yang berbeda-beda. Menurut Made Wena 2013: 100 mata pelajaran praktik adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan mengaplikasikan suatu teori dalam kondisi dan 19 situasi yang terbatas, seperti pada laboratorium, bengkel, ruang kerja dan sebagainya. Pembelajaran pada ruang biasanya dilakukan untuk menyampaikan teori di sekolah. Pembelajaran laboratorium adalah tempat siswa berpraktik, baik untuk menguji suatu konsep, untuk mencari dan menemukan, maupun untuk memahami suatu proses atau prosedur tertentu Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 34. Lebih lanjut dikatakan bahwa pembelajaran di laboratorium berbeda dengan pembelajaran dikelas, laboratorium digunakan untuk pembelajaran tertentu, diantaranya untuk: 1 Pembuktian suatu konsep atau teori melalui eksperimen percobaan. 2 Mendemonstrasikan suatu alat atau proses tertentu. 3 Mencari dan menemukan sesuatu melalui cara dan prosedur kerja tertentu. Menurut Their 1970 dalam Purnomo Dahono, 2009: 15 bengkel praktik kerja merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan eksperimen secara ilmiah dalam rangka pemahaman suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Rinanto Roesman 1988: 154, bengkel merupakan sarana kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk menghubungkan teori dan praktek, mengoptimalisasikan teori dan mengembangkannya, lebih lagi bagi bidang- bidang pengetahuan yang langsung diaplikasikan dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa praktik memproduksi barang- barang kebutuhan masyarakat secara langsung akan memberikan bekal pada peserta didik. Hal ini senada dengan Suwati 2008: 37 yang menyatakan bahwa pada proses pembelajaran praktik anak didik diberikan kegiatan di bengkel 20 sekolah untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Barang-barang yang dihasilkan sesuai dengan konsentrasi jurusan yang diikuti. Pembelajaran praktik bengkel ini mendapatkan porsi ataupun jam pembelajarannya yang lebih banyak dibandingkan dengan materi pelajaran normatif maupun adaptif. Salah satu jurusan yang ada di SMK adalah jurusan pemesinan. Salah satu pembelajaran teknik yang ada pada jurusan pemesinan ini adalah praktik pemesinan. Pembelajaran yang ada dalam praktik pemesinan antara lain yaitu praktik bubut, gerinda, frais dan sebagainya. Lebih lanjut Hamzah Uno 2012: 200 menyebutkan bahwa praktik pemesinan dalam istilah sekolah menengah kejuruan teknik dimaksudkan sebagai latihan atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam memperoleh ketrampilan di bidang pemesinan, seperti membubut, mengefrais, menyekrap dan menggerinda. Mata diklat praktik pemesinan harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa SMK jurusan teknik pemesinan agar memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. Mata diklat pemesinan ini mempunyai KKM 76 sehingga untuk lulus siswa harus mempunyai nilai minimal 76.

c. Komponen-Komponen Pembelajaran