Tabel 3. Daftar pengamatan morfoogi tanaman cabai
No Fase Vegetatif
Fase Generatif
1 Tinggi tanaman
Posisi tangkai bunga 2
Nodus Warna mahkota Bunga
3 Jumlah bunga pernodus Jumlah helai mahkota bunga
4 Warna daun
Warna tangkai putik 5
Lebar daun Warna kepala sari
6 Panjang helaian daun
Warna kepala putik 7
Bentuk daun Sudut antara bunga dan tangkai bunga
8 Bentuk tepi daun
Warna kelopak bunga 9
Bentuk ujung daun Umur 50 berbunga
10 Bentuk pangkal daun
Warna buah sebelum matang 11
Panjang batang Intensitas warna buah sebelum matang
12 Warna batang
Posisi buah 13
Bentuk batang Warna buah matang
14 Tipe tumbuh
Intensitas warna buah matang 15
- Bentuk buah
`16 -
Kelopak buah 17
- Bentuk tepi keopak buah
18 -
Permukaan buah 19
- Bentuk ujung buah
20 -
Bentuk leher didasar buah 21
- Adanya aat tambahan didasar buah
22 -
Panjang buah 23
- Diameter buah
24 -
Rasio PD buah 25
- Panjang tangkai buah
26 -
lekukan buah 27
- Bentuk penampang membujur
28 -
Bentuk penampang melintang 29
- Jumah lokul
30 -
Bentuk pangkal buah 32
- Umur 50 berbuah
33 -
Rata-rata jumlah buah perpanen 34
- Rata-rata berat buah perpanen
35 -
Rata-rata berat per satuan buah
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengamatn morfologi tanaman cabai dilakukan dengan cara pengamatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengamatan dianaisa secara deskriptif dokumentasi dan diamati
berdasarkan PVTPPI Panduan Pengujian Individual, 2016: 1-19, cabai tahun 2006 dan IPGRI 1995: 23-37, data kemudian diberi skoring. Pengamatan kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan penggaris dan timbangan analitik.
H. Teknik Analisis Data
Analisis kluster dilakukan terhadap data karakter morfologi hasil pengamatan dengan bantuan software SAS versi 9.1.3. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kultivar mana saja yang dapat dikelompokkan menjadi satu golongan yang sama. Hasil karakterisasi dapat digunakan sebagai panduan untuk mengetahui deskripsi kultivar-
kultivar tersebut sehingga memudahkan apabila akan digunakan sebagai bahan sumber genetik dalam pemuliaan tanaman. Analisis klustersendiri adalah cara umum untuk
mengelompokkan sebuah objek dalam grup yang mempunyai kemiripan yang sama satu dengan yang lain Yuliani S, 2001: 53.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian BPTP Yogyakarta. Tujuan dari karakterisasi morfologi adalah mengetahui deskripsi masing-masing kultivar, hasil karakterisasi dapat digunakan
untuk menganalisis hubungan kekerabatan antar kultivar cabai yang diuji pada fase vegetatif, generatif, vegetatif dan generatif, serta hubungan kekerabatan pada
bagian buahnya. Peralatan dan bahan yang digunakan pada pengambilan data karakterisasi
yaitu 10 kultivar cabai, tanahmedia, pupuk, air, penggaris, rol meter, alat tuis, kamera, timbangan analitik, jangka sorong, colour chart, kertas koran, kertas
label. Kultivar cabai yang diuji berasal dari Yogyakarta di antaranya; Jemprit Toboyo C1, Besar Toboyo C2, Teropong C3, Cabai Merah C4, Cabai
Panjang C5, Cabai Rawit Hijau C6, Cabai Jemprit C7, Cabai Rawit C8, Cabai Kencana C9, Cabai Giko C10. Pengamatan karakter morfologi 10
kultivar cabai dilakukan secara kualitatif dan kuntitatif baik pada fase vegetatif maupun fase generatif berdasarkan pada pedoman Tabel Panduan Pengujian
Individua PPI cabai, IPGRI 1995: 23-37, dan buku morfologi tumbuhan Tjitrosoepomo, 1994: 42-48.
Sifat kuantitatif dapat ditentukan secara teliti dengan pengukuran seperti panjang, waktu, berat, atau proporsi. Data hasi pengamatan dianaisis dengan
menggunakan software SAS Statistical Analysis System for Windows 9.1.3.
Sebelum melakukan pengamatan karakter morfologi bagian vegetatif tanaman cabai perlu dilakukan pengukuran klimatik atau kondisi lingkungan penanaman
tanaman cabai agar dapat diketahui tanaman cabai tersebut berada dalam kondisi penanaman yang sesuai atau tidak.
Tabel 4. Data sekunder hasil pengukuran klimatik lingkungan tanaman cabai
Fase pengamatan
Ulangan Suhu
udara 0C
Kelembaban udara
pH tanah
Kelembaban tanah
Fase vegetatif 1
32 44
6,5 10
2 34
64 6,9
20 3
30 40
6,9 20
Rata-rata 25,3
49,3 6,7
16,6
Fase generatif 1
30 51
6,5 15
2 29
52 6,7
20 3
31 55
6,6 20
Rata-rata 30
52,6 6,6
18,3
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa suhu udara rata-rata di lokasi
penanaman cabai sebesar 25,3 C pada fase vegetatif dan 30
C pada fase generatif. Suhu udara tersebut merupakan suhu udara yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Suhu yang baik untuk pertumbuahan dan perkembangan cabai berkisar antara 21-30
C . Ripangi 2012: 26-27, menyatakan bahwa suhu harian yang terlalu tinggi
di atas 30 C menyebabkan tepung sari pada tanaman cabai tidak berfungsi untuk
melakukan pembuahan. Suhu harian yang terlalu terik juga menyebabkan bunga dan buahnya terbakar. Apabila suhu rendah di bawah 15
C akan menyebabkan banyak cendawan penyakit daun yang menyerang tanaman cabai. Kelembaban
udara yang diukur pada saat fase vegetatif tanaman sebesar 49,3, pada fase generatif sebesar 52,6 sedangkan kelembaban tanah sebesar 16,6 dan 18,3.
Secara umum tanaman cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak unsur hara. Tanah yang mempunyai derajat keasaman terlalu tinggi diatas 7,0 tidak
semua unsur dari pupuk bisa terserap oleh akar. pH tanah yang sesuai untuk tanaman cabai pada umumnya netral 6,0-7,0 dimana pH ideal berada pada angka
6,5. pH tanah yang diukur pada fase vegetatif sebesar 6,7 dan 6,6 pada fase generatif. Kedua pH tersebut masih tergolong pH yang aman untuk pertumbuhan
tanaman cabai yaitu masih terdapat pada rentang 6,0-7,0.
A. Karakterisasi Bagian Vegetatif Tanaman
Pengamatan karakter vegetatif dilakukan pada fase yang dimulai ketika tanaman cabai pindah tanam dari media semai ke lahan hingga pembentukan
daun-daun yang pertama sampai tanaman membentuk primordial bunga. Pengamatan kuantitatif dan kualitatif pada fase ini di antaranya; tinggi
tanaman, nodus, pengamatan karakter morfologi daun, dan batang. Tabel 5. Tinggi tanaman, nodus, jumlah bunga pernodus, warna daun, lebar
daun, panjang helaian daun
Nama Kultivar Tinggi
cm Nodus
Jmlh. bunganodus
Warna Daun
Lebar Daun
cm Panjang
Helaian Dauncm
Jemprit Toboyo 87
Ada 1
Hijau gelap 2,8
3,8 Besar Toboyo
80 Ada
1 Hijau gelap
2,4 3,35
Teropong 90
Ada 1
Hijau gelap 2,5
3,76 Cabai Merah
97,3 Ada
1 Hijau gelap
2,3 3,7
Cabai Panjang 84
Ada 1
Hijau gelap 2,5
4,3 Cabai Rawit Hijau
86 Ada
1 Hijau
6,1 5,8
Cabai Jemprit 72,5
Ada 1
Hijau 4
5,35 Cabai Rawit
80 Ada
1 Hijau
4,3 5,35
Kencana 87
Ada 1
Hijau gelap 1,7
4,11 Giko
95 Ada
1 Hijau gelap
2,4 4,3