Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

tidak maka akan terjadi multikolinieritas dan model regresi tidak layak digunakan.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Akibat yang terjadi pada penaksir-penaksir apabila metode kuadrat terkecil diterapkan pada data yang mengandung autokorelasi adalah varian dari taksiran terkecil akan bias ke bawah biased down words atau underestimeted. Akibat yang lain adalah peramalan prediksi akan menjadi tidak efisien. Dengan kata lain prediksi yang dilakukan atas dasar penaksir kuadrat terkecil akan keliru, karena prediksi tersebut mempunyai varian-varian besar. Suatu persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila tidak terjadi masalah autokorelasi. Ghozali 2009 berpendapat bahwa autokorelasi dapat muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Hal ini sering dilakukan pada data time series karena “gangguan” pada seseorangkelompok yang sama pada periode berikutnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin Watson DW-test. Hipotesis yang akan diuji adalah : H o : Tidak ada autokorelasi r = 0 H a : Ada autokorelasi r ≠ 0 Ketentuan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 1. Pengambilan keputusan autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl d 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du d ≤ 4 - du Sumber: Ghozali 2009: 99

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut Santoso 2001 dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Jika hasil pada grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu secara jelas dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal tersebut berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 114

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 37 23

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 62

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 8

PENGARUH FAKTOR – FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK TAHUN 2006 - 2009.

0 0 107

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 – 2011.

0 0 15

Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12