2. Pengumuman hukum, seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau manajernya, dan tuntutan perusahaan terhadap
manajernya.
5. Rasio Keuangan
a. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu BEJ,
2001. Rasio keuangan merupakan perbandingan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis rasio keuangan ini
adalah dasar-dasar menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Selain itu, analisis rasio keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka
kerja perencanaan dan pengendalian keuangan. Sartono 1996 menyatakan bahwa analisis dengan rasio keuangan ini
mempunyai beberapa manfaat, antara lain : 1 Analisis rasio keuangan dapat digunakan menilai prestasi manajemen di
masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu business
enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya,
besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang
sehat sehingga tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham terkooptasi.
2 Dengan menganalisis prestasi keuangan, analis keuangan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan
setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
b. Klasifikasi Rasio Keuangan
Pada dasarnya analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam lima macam kategori :
1 Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban utang jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi
bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio.
a Current Ratio Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Current Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya Current Ratio yang terlalu tinggi
kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya mengurangi kemampuan perusahaan Agnes, 2009
b Quick Ratio Rasio ini disebut juga acid test ratio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan quick ratio dengan mengurangi aktiva
lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami
fluktuasi serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar
yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Agnes 2009 mengatakan bahwa semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi
perusahaan. c Cash Ratio
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio, merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
2 Rasio Aktivitas
Rasio aktifitas
menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio ini menjadi Inventory Turnover, Days Sales Outstanding, Fixed Assets Turnover, dan Total Asset
Turnover.
a. Inventory Turnover Inventory Turnover dihitung dengan cara membagi penjualan dengan
persediaan. Rasio ini digunakann untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persesediaan yang berputar pada suatu periode
tertentu atau likuiditas dari persediaan dan adanya tendensi adanya over stock.
b. Days Sales Outstanding Days Sales Outstanding digunakan untuk menilai piutang dan dihitung
dengan membagi piutang dengan jumlah hari penjualan rata-rata menemukan beberapa hari penjualan masih dicatat dalam piutang.
c. Fixed Asset Turnover Fixed Asset Turnover mengukur seberapa efektifkah perusahaan
menggunakan pabrik dan peralatannya. Rasio ini dihitung dengan membandingkan penjualan dengan aktiva tetap bersih.
d. Total Assets Turnover Total Assets Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu rasio
yang menunjukkan kemampuan serta evisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva
tersebut.Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur seberapa efisienya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam menunjang
penjualan, Ang, 1997. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva
untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba.
Perusahaan dengan tingkat penjualan yang besar diharapkan mendapatkan laba yang besar pula. Nilai TATO yang semakin besar
menunjukkan nilai penjualan juga semakin besar dan harapan memperoleh laba juga semakin besar pula. Dengan demikian dapat
berpengaruh terhadap return saham bagi para investor.
3 Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini terbagi menjadi Debt
Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Time Interest Earned. 1. Debt Ratio
Debt Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir 2008, Debt Ratio merupakan rasio yang memperhatikan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. 2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan sendiri modal perusahaan
untuk deijadikan semua huang perusahaan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang yang digambarkan dengan perbandingan
seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, dengan modal sendiri perusahaan Van Horne, 1997. Debt to
Equity Ratio mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk