47 = Jumlah varians butir s
= Varians total Sugiyono, 2012: 365
Hasil perhitungan reliabilitas koefisien alpha akan berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar nilai koefisien reliabilitas maka semakin
besar pula keandalan alat ukur yang digunakan. Penentuan tingkat reliabilitas instrumen penelitian maka digunakan pedoman berdasarkan nilai koefisien
reliabilitas korelasi sebagai berikut. Tabel 9. Interpretasi Nilai Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Tingkat Reliabilitas
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
Kurang dari 0,200 Sangat rendah
F. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif didapat dari angket kelayakan media yang diuji oleh ahli. Data tersebut digunakan untuk analisis kebutuhan pengembangan media
pembelajaran dan untuk revisi produk. Data kuantitatif diperoleh dari angket kelayakan media oleh ahli dan respon penilaian oleh mahasiswa. Data yang
diperoleh melalui angket hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai pada skala empat.
Kategori penilaian dapat dilihat pada tabel 10.
48 Tabel 10. Kategori Penilaian
Interval Skor Kategori
M
i
+ 1,50 SD
i
X ≤ M
i
+ 3 SD
i
Sangat Layak M
i
X ≤ M
i
+ 1,50 SD
i
Layak M
i
– 1,50 SD
i
X ≤ M
i
Cukup Layak M
i
- 3 SD
i
X ≤ M
i
- 1,50 SD
i
Kurang Layak
Keterangan: M
i
: Rata-rata ideal SD
i
: Simpangan baku ideal M
i
: +
SD
i
:
Gambar 14. Kurva Normal
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan media pembelajaran perhitungan beban pendinginan ini menggunakan model ADDIE. Media pembelajaran yang dikembangkan ini
telah melalui tahapan ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Adapun tahapan-tahapan tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Tahap Analisis Analysis
Tahap analisis ini diawali dengan melakukan observasi di Universitas Negeri Yogyakarta khususnya di
Pendidikan Teknik Elektro guna
mendapatkan informasi, serta menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian, yang meliputi :
a. Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi
masalah diperoleh
informasi bahwa
pembelajaran pada mata kuliah teknik pendingin terutama pada kompetensi perhitungan beban pendinginan sudah menggunakan
software perangkat lunak untuk memahami materi yang akan diajarkan. Kekurangan dalam perangkat lunak ini yaitu kurang interaktif
untuk dijadikan media karena tidak adanya pengantar materi yang menjelaskan bagaimana perhitungan beban pendinginan itu dilakukan
secara manual. Media ini juga mempunyai masa aktif penggunaan atau trial yang hanya 1 tahun, setelah itu tidak bisa digunakan lagi kecuali
50
meminta kepada pihak pengembang dan hanya orang–orang tertentu yang mempunyai akses untuk mendapatkannya.
b. Analisis Kebutuhan
Melihat gambaran fakta permasalahan yang terjadi dilapangan maka perlu dikembangkan media pembelajaran perhitungan beban
pendinginan. Media pembelajaran yang dikembangkan menyajikan materi yang dapat mengasah pengetahuan peserta didik dalam
menghitung dan merencanakan penggunaan AC dalam suatu ruangan ataupun gedung. Alasan pemilihan media pembelajaran ini agar peserta
didik dapat belajar mandiri serta pendidik juga lebih praktis dan mudah dalam menjelaskan materi. Media pembelajaran ini juga bisa digunakan
tanpa batasan waktu, oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang menarik dan interaktif guna mencapai keberhasilan pembelajaran.
c. Analisis Peserta Didik dan Sarana Prasarana
Tahap analisis peserta didik dan sarana prasarana ini diperoleh informasi bahwa berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta terutama pada mata kuliah teknik pendingin peserta didik lebih aktif dan antusias
dalam kegiatan pembelajaran praktik. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro ini terdapat fasilitas proyektor
yang pada dasarnya sangat menunjang keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Hampir semua mahasiswa mempunyai laptop maupun
komputer yang bisa digunakan apabila sarana dan prasarana tersebut didukung dengan ketersediaan media pembelajaran yang menarik dan
51
interaktif. Kegiatan belajar mengajar akan menyenangkan sehingga peserta didik terpacu untuk lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.
Pendidik juga lebih praktis dan mudah dalam menjelaskan materi.
2. Tahap Perancangan Design
Tahap perancangan design merupakan suatu tahap penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan media pembelajaran yang efektif dan interaktif
dari materi yang telah ditentukan yaitu dengan mendesain tampilan layar yang dibuat untuk memudahkan programmer dalam menerjemahkan ke
dalam bentuk bahasa pemrograman. Desain dibuat dalam bentuk story board untuk mempermudah penerapan desain. Story board dari media
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Story Board
Tampilan Keterangan
Halaman pembuka 1. Judul media pembelajaran
2. Tombol navigasi tujuan, pengantar, contoh soal,
aplikasi perhitungan dan keluar
3. Gambar AC 4. Logo UNY