Latar Belakang Prosiding Seminar Nasional Biologi tahun 2010.

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang Semarang, 7 Februari PENGARUH HORMON INDOLE BUTYRIC ACID TERHADAP INDUKSI AKAR DARI STEK BATANG MELATI GAMBIR SECARA IN VITRO IR. KUNTORO BUDIYANTO Jurusan Biologi Fmipa Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Salah satu kendala dalam pengembangan tanaman melati adalah terbatasnya ketersediaan bibit, kurangnya lahan, kesehatan induk serta ketergantungan akan musim. Untuk menunjang pengadaan bibit berkualitas antara lain dengan memperbaiki batang bawah dengan sistem perakaran yang bagus. Melati gambir Jasminum grandiflorum L. memiliki batang yang kokoh didukung dengan sistem perakaran yang kuat. Untuk perbaikan kualitas tanaman melati, melati gambir sangat cocok digunakn sebagai batang bawah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh hormon IBA Indole Butyric Acid dalam induksi akar melati serta mencari konsentrasi yang paling efektif untuk induksi akar tersebut. Penelitian ini menggunaan Rancangan Acak Lengkap RAL. Eksplan yang digunakan yaitu nodus ke-3 dari ujung rating atau cabang batang melati gambir. Dalam penelitian ini terdapat satu perlakuan dengan enam taraf pemberian hormon IBA yaitu 0 mgl sebagai kontrol, dan lima taraf lainnya dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 mgl. Masing-masing kelompok terdiri dari lima ulangan. Untuk menginduksi akar, mula-mula eksplan ditanam pada media MS + arang aktif yang telah diberi perlakuan hormon IBA dengan konsentrasi berbeda. Eksplan yang telah ditanam diinkubasi dalam ruangan dengan temperatur 25 – 28 °C selama 1 minggu untuk kemudian dipindahkan ke media MS 0. Pengambilan data 1 bulan kemudian setelah tanam. Parameter yang diamati adalah panjang dan jumlah akar. Data dianalisis dengan anava satu jalan dilanjutkan uji Tuckey atau BNJ Honestly Significant Difference menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solutions versi 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hormon IBA sangat berpengaruh terhadap panjang dan jumlah akar yang dihasilkan. Konsentrasi IBA 4 – 10 mgl pada media MS berpengaruh terhadap pertambahan panjang akar, sedangkan jumlah akar akan dapat diinduksi dengan konsentrasi 6 – 10 mgl. Hormon IBA sangat berpengaruh terhadap induksi akar stek batang melati gambir secara in vitro. Dari semua perlakuan yang telah diuji dalam penelitian ini, konsentrasi hormon IBA yang disarankan untuk menginduksi akar stek batang melati gambir adalah 6 mgl. Kata Kunci : IBA, induksi akar, kultur in vitro, melati gambir. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini perbanyakan budidaya melati dilakukan dengan cara stek, cangkok atau rundukan. Perbanyakan dengan cara ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain ketergantungan akan musim, kesehatan induk, keterbatasan tersedianya bibit dan lahan untuk penyediaan bibit. Disamping itu perbaikan kualitas bunga sulit dilakukan. Untuk memperkecil resiko tidak berhasilnya budidaya melati dikarenakan kelemahan- kelemahan tersebut di, maka perbanyakan tanaman dilakukan melalui kultur jaringan. Perbanyakan dengan cara seperti ini dilakukan di laboratorium dan ditumbuhkan secara in vitro. Metode kultur jaringan mempunyai kelebihan, diantaranya adalah bibit yang dihasilkan dalam jumlah besar yang sama dengan induknya, dalam waktu yang relatif singkat. Kultur jaringan juga Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang Semarang, 7 Februari dapat membantu pemulihan tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif. Penelitian di Indonesia mengenai kultur jaringan melati sudah pernah dilakukan. Koensoemardiyah 1989, menggunakan daun Jasminum sambac AIT. Sebagai eksplan telah memperoleh kalus dengan menambahkan zat pengatur tumbuh 2,4-D 0,5 mgl dan vitamin formula RT sebanyak 50 mll media. Purbaningsih 1995 melaporkan bahwa kalus dapat diinduksi dari batang antar ruas ke dua, baik Jasminum sambac L W Ait dan Jasminum grandiflorum L. Pertumbuhan kalus dari Jasminum sambac L W Ait yang terbaik diperoleh pada media MS dengan penambahan NAA 1 mgl, BAP 0,5 mgl dan yeast ekstrak 5. Sedangkan pada Jasminum grandiflorum L. dengan penambahan NAA 1,5 mgl dan BAP 0,5 mgl tanpa penambahan yeast ekstrak dapat menghasilkan induksi kalus terbaik. Melati gambir Jasminum grandiflorum L. memiliki keistimewaan yakni batangnya yang kokoh didukung dengan sistem perakaran yang kuat. Untuk perbaikan kualitas tanaman dengan cara grafting, melati jenis ini sangat cocok digunakan sebagai batang bawah root stock. Baik tidaknya batang bawah akan sangat berpengaruh dengan pertumbuhan batang atas nantinya Widiarsih et al 2008 Grandiflorum L. sehingga diperoleh panjang akar maksimal dan jumlah akar terbanyak.

B. Rumusan Masalah