Single Ended Input Mode Differential Input Mode Common Mode Input Common Mode Rejection Ratio CMRR

36 Ada dua kemungkinan kejadian 1 Kedua tegangan V 1 dan V 2 berpolaritas positif, dan V IC = 0. Pada selang waktu kejadian ini, perilaku kedua transistor sama dengan kejadian pada saat b 1 dan c 1, dimana perubahan tegangan keluaran V C1 konstan, dengan demikian pada keluaran tidak terjadi perubahan tegangan pada V C1 = ∆V C1 = 0. 2 Bila tegangan V 1 dan V 2 berpolaritas negatif, dan V IC = 0. Pada selang waktu kejadian ini, perilaku kedua transistor sama dengan kejadian pada saat b 2 dan c 2, dimana perubahan tegangan keluaran V C1 konstan, dengan demikian pada keluaran tidak terjadi perubahan tegangan pada V C1 = ∆V C1 = 0. pada saat pengendalian sama common mode tidak ada perubahan tegangan keluaran V C1 V C1 = 0, hal ini membuktikan bahwa penguat pasangan differensial tidak melakukan penguatan pada saat kedua kondisi masukan sama. Suatu kelemahan di dalam tuntutan praktis, karena besarnya tahanan R E tidak dapat dibuat sebesar mungkin tak hingga, dengan demikian sumber arus I E juga tidak dapat dijaga konstan, sehingga pada akhirnya secaratidak langsung juga berpengaruh pada perubahan tegangan keluaran V C1 . .

2.7.5 Single Ended Input Mode

Pada mode single ended, satu input ditanahkan dan sinyal tegangan dimasukkan pada input lainnya. Jika sinyal input dimasukkan pada input 1, sinyal 37 output pada Q 1 menjadi terbalik inverting. Karena emitor Q 1 dan Q 2 terletak pada potensial yang sama, sinyal emitor menjadi input Q 2 yang berfungsi seperti penguat common basis. Sinyal dikuatkan oleh Q 2 dan keluarannya akan menjadi satu fasa dengan masukan pada Q 1 . Begitu juga sebaliknya, jika sinyal input dimasukkan ke Q 2 dan input Q 1 ditanahkan, maka keluaran Q 2 menjadi inverting dan keluaran Q 1 non inverting.

2.7.6 Differential Input Mode

Dalam mode input diferensial, dua sinyal input yang berlawanan fasa dimasukkan pada kedua input penguat. Operasi ini disebut juga double ended mode. Karena setiap input menghasilkan dua output, maka output dari input diferensial adalah total output dari selisih total sinyal inputnya. Jadi jika sebuah input menghasilkan output sebesar V P maka jika dua input berlawanan fasa dimasukkan maka outputnya adalah tegangan sebesar 2V P .

2.7.7 Common Mode Input

pada kondisi common mode input, yaitu jika input yang memiliki fase, amplitude dan frekuensi yang sama dimasukkan ke dua inputnya. Dengan menjumlahkan kedua inputnya = 0, maka seharusnya sinyal output adalah nol. Keadaan ini penting, untuk menghindari jika ada sesuatu sinyal yang tidak diinginkan masuk pada kedua input penguat diferensial, maka outputnya harus nol. 38

2.7.8 Common Mode Rejection Ratio CMRR

Idealnya, sebuah penguat diferensial menghasilkan penguatan yang tinggi bila pada inputnya diberi sinyal masukan single ended or differential dan bila ada sinyal yang tidak diinginkan pada kedua inputnya noise tidak dikuatkan. Penguat diferensial praktis masih tetap memiliki penguatan terhadap noise ini. Ukuran amplifier yang dapat meredam common mode sinyal disebut sebagai Common Mode Rejection Ratio CMRR. Rasio ini adalah perbandingan antar penguatan sinyal tegangan terhadap penguatan noise. CMRR = Keterangan: A vd = ratio of differential gain A cm = mode gain Semakin besar nilai CMRR maka penguat diferensial semakin baik.

2.7.9 Analisa Titik Kerja DC