kondisi dalam hubungannya dengan prilaku ataupun karya orang lain yang berada di sekitar sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan, atau adopsi.
Ihsan 2008:17 keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar, karena itu
keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Lingkungan keluarga dikatakan lembaga pendidikan informal karena tidak
mempunyai program yang resmi seperti yang dimiliki oleh lembaga pendidikan formal, ayah ibu dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai terdidik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan dimana terdapat kelompok orang yang memiliki hubungan
darah terdiri dari ibu, ayah dan anak yang berada dalam suatu wadah dimana anak berada di lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mempengaruhi pola pikir
seorang anak. Dimana jika pendidikan dalam keluarga baik, maka anak akan cenderung memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dan sebaliknya.
2.4.2 Fungsi Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan internasional, dimana orang tua bertindak sebagai pendidik dan anak-anak sebagi terdidik. Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Disini lingkungan keluarga memiliki fungsi tertentu. Hasbullah
2011:39-43 menyatakan bahwa fungsi keluarga adalah: a.
Pengalaman pertama pada masa kanak-kanak. b. Menjamin kehidupan emosional anak.
c. Menanamkan dasar pendidikan moral.
d. Memberikan dasar pendidikan sosial. e.
Peletakan dasar-dasar keagamaan. Ihsan 2008:18 lingkungan keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki
fungsi sebagai berikut: a.
Merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak. Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan
berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan
memberi warna pada perkembangan berikutnya. b. Menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang.
Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak. Hubungan emosional yang kurang dan berlebihan akan banyak merugikan
perkembangan anak. c.
Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orang tua dalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan
menjadi wahana pendidikan moral bagi anak di dalam keluarga-keluarga tersebut, guna membentuk manusia susila.
d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong-menolong, tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
Setiap anggota keluarga memiliki sikap sosial yang mulia, dengan cara yang demikian keluarga akan menjadi wahana pembentukan manusia
sebagai makhluk sosial. e.
Keluarga merupakan lembaga yang memang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
Kebiasaan orang tua membawa anaknya ke masjid merupakan langkah yang bijaksana dari keluarga dalam upaya pembentukan anak sebagai
makhluk religius. f.
Didalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu diarahkan agar anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya sendiri.
g. Dalam konteks ini keluarga cenderung untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak emosi,
tanggung jawab, keterampilan dan kegiatan lain sesuai yang ada dalam keluarga. Sedangkan dalam pengembangan, konsep prinsip, generalisasi
dan intelek, sebagai keluarga karena keterbatasannya hanya berfungsi sebagai pendorong dan pemberi semangat.
Ahmadi 2008:108
mengatakan bahwa
fungsi keluarga
adalah memelihara,merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka
mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
2.4.3 Faktor-Faktor Lingkungan Keluarga