PENGARUH CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2014 2015

(1)

i

PENGARUH CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN

KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA

NEGERI 1 TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Siti Zulaikah NIM 7101411229

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 07 Oktober 2015


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 28 Oktober 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd Dr. Kardoyo, M.PdDra. Harnanik, M.Si


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Oktober 2015

Siti Zulaikah NIM.7101411229


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang (Einstein)

 Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari suatu kegagalan berikutnya tanpa harus kehilangan semangat (Wiston Chucil)

Persembahan

 Orang tuaku tercinta yang selalu memberikan cinta, dukungan serta do’a disetiap langkahku  Almamaterku Universitas Negeri


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015”, dalam rangka menyelesaikan Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Koperasi.

2. Dr. Wahyono, M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dalam proses ijin penelitian.

4. Dra. Harnanik, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(7)

vii

5. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd selaku Dosen Penguji 1 yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam menyempurnakan skripsi ini. 6. Dr. Kardoyo, M.Pd selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas.

8. Drs. Bambang Julianto, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora beserta staff yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Dra. Nurlaela A selaku guru Mata Pelajaran Ekonomi yang telah membimbing selama penelitian berlangsung.

10. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

11. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan perhatian, do’a serta semangat. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, Oktober 2015 Penulis


(8)

viii

SARI

Zulaikah, Siti. 2015. “Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015”. Skipsi. Pendidikan

Ekonomi Koperasi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Dra. Harnanik, M.Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya cara belajar dan lingkungan keluarga. Hasil observasi awal, hasil belajar siswa kelas X IPS masih rendah yang dibuktikan dengan hasil nilai ulangan harian siswa yang sebagian besar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS yang berjumlah 121 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 55 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan

proporsional random sampling. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu cara belajar dan lingkungan keluarga serta variabel terikat yaitu hasil belajar. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi berganda.

Hasil penelitian dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel cara belajar termasuk dalam kriteria baik dan variabel lingkungan keluarga termasuk dalam kriteria baik. Sementara hasil penelitian dengan analisis regresi menunjukkan ada pengaruh secara bersama-sama antara cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa, cara belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa serta lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar.

Simpulan dari penelitian ini, ada pengaruh positif baik simultan maupun parsial cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa kelas mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan. Saran yang diberikan, untuk meningkatkan cara belajar belajar khususnya dalam hal pembuatan jadwal dan pelaksanaannya harus dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan serta mengkondisikan situasi dalam belajar senyaman mungkin agar proses belajar bisa berjalan dengan baik.


(9)

ix

ABSTRACT

Zulaikah, Siti. 2015. “The Influence of How to Learn and Family Environment on Their Learning Outcome of Economics in the Case of the Tenth Grader of SMA Negeri 1 Tunjungan Blora Regency in the academic year of 2014/2015”. Final

Project. Cooperative Economics Education. Semarang State University. Advisor: Dra. Harnanik, M.Si.

Keywords : Learning Outcome, How to Learn and Family Environment

There are some factors influencing students’ learning outcome such as their how to learn and family environment. Based on the initial observation, it was known that the learning outcomes of the tenth grader of IPS belonged to poor. It was proved by their test results, which most of them had not reached the minimum learning mastery yet. This study was conducted to find out the influence of how to learn and family environment on their learning outcomes in the case of the tenth grader of SMA Negeri 1 Tunjungan Blora in the academic year of 2014/2015.

The population of this study was all of the tenth grader of IPS class which amounts to 121 students. The numbers of sample used in this study were 55 students determined using the Slovin formula, and taken using proporsional random sampling. This study had two independent variables which were how to learn and family environment, and one dependent variable which was learning outcome. The method of analyzing data included descriptive analysis and multiple regression analysis.

The result of descriptive analysis showed that the variable of how to learn belonged to good category as well as the variable of their family environment. Then the result of regression analysis showed that there was a simultaneous influence of how to learn and family environment on their leaning outcomes, while partially, the influence of students how to learn and the influence of their family environment.

It can be concluded that there was a positive influence both partially and simultaneously of student’s how to learn and their family environment of their learning outcomes of economics in the case of the tenth grader of IPS class in SMA Negeri 1 Tunjungan. It was recommended for the students to improve their how to learn, especially in managing the learning schedule and to implement it regularly as well as conditioning the learning situation to be as comfortable as possible so that the learning process runs well.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 9

1.3.Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Belajar ... 12

2.1.1. Pengertian Belajar ... 12

2.1.2. Teori Belajar ... 13

2.2.Hasil Belajar ... 15

2.2.1. Pengertian Hasil Belajar ... 15

2.2.2. Hasil Belajar IPS Ekonomi ... 17

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

2.3.Cara Belajar ... 22

2.3.1. Pengertian Cara Belajar ... 22

2.3.2. Cara Belajar Efektif ... 24

2.3.3. Indikator Cara Belajar... 25


(11)

xi

2.4.1. Penegrtian Lingkungan Keluarga ... 28

2.4.2. Indikator Lingkungan Keluarga ... 31

2.5.Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 34

2.6.Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa ... 35

2.7.Penelitian Terdahulu ... 35

2.8.Kerangka Berfikir ... 37

2.9.Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Desain Penelitian ... 40

3.2.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 40

3.2.1. Populasi Penelitian... 40

3.2.2. Sampel ... 41

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 42

3.3.Variabel Penelitian... 43

3.3.1. Variabel Bebas (X) ... 43

3.3.2. Variabel Terikat (Y) ... 44

3.4.Metode Pengumpulan Data... 44

3.4.1. Metode Angket dan Kuesioner ... 44

3.4.2. Metode Dokumentasi ... 45

3.5.Analisis Instrumen ... 45

3.5.1. Validitas ... 45

3.5.2. Reliabilitas ... 48

3.6.Metode Analisis Data ... 50

3.6.1. Analisis Deskriptif ... 50

3.7.Uji Asumsi Klasik ... 52

3.7.1. Uji Normalitas ... 52

3.7.2. Uji Multikolonieritas ... 52

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas ... 53

3.8. Analisis Regresi Berganda ... 53

3.9. Uji Hipotesis ... 54


(12)

xii

3.9.2. Uji Parsial (Uji t) ... 54

3.9.3. Uji Koefisien Determinasi Ganda ( ) ... 55

3.9.4. Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 56

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

4.1.2. Hasil Analisis Deskriptif ... 56

4.1.2.1. Variabel Cara Belajar (X1)... 56

4.1.2.2. Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 61

4.1.2.3. Variabel Hasil Belajar (Y) ... 65

4.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 66

4.1.3.1. Uji Normalitas Data ... 66

4.1.3.2. Uji Multikolonieritas ... 68

4.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 69

4.1.4. Analisis Regresi Berganda ... 69

4.1.5. Pengujian Hipotesis ... 71

4.1.5.1. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 71

4.1.5.2. Pengujian Hipotesis secaraParsial (Uji t) ... 71

4.1.6. Koefisien Determinasi ... 73

4.1.6.1. Koefisien Determinasi (R2) secara Simultan ... 73

4.1.6.2. Koefisien Determinasi ( ) secara Parsial ... 73

4.2.Pembahasan ... 74

4.2.1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif ... 74

4.2.2. Pembahasan Hasil Regresi Berganda ... 75

4.2.3. Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 76

4.2.4. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa ... 77

4.2.5. Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa ... 78

BAB V PENUTUP 5.1.Simpulan ... 79


(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berfikir Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa ... 39 4.1 Grafik Normal P-Plot ... 67 4.2 Grafik Scatterplot ... 69


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

Tahun Ajaran 2014/2015 ... 5

1.2 Cara Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan Tahun Ajaran 2014/2015 ... 7

1.3 Pekerjaan Orangtua Siswa ... 8

1.4 Lingkungan Keluarga Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan Tahun Ajaran 2014/2015 ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 35

3.1 Populasi Penelitian Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan ... 41

3.2 Pengambilan Sampel Penelitian ... 42

3.3 Hasil Analisis Uji Coba Validitas Variabel Cara Belajar ... 47

3.4 Hasil Analisis Uji Coba Validitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 48

3.5 Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Cara Belajar ... 49

3.6 Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 49

3.7 Jenjang Kriteria Variabel Cara Belajar ... 51

3.8 Jenjang Kriteria Variabel Lingkungan Keluarga ... 51

4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Cara Belajar ... 57

4.2 Distribusi Frekuensi Indikator Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 58 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Membaca dan Membuat Catatan ... 58

4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Mengulang Bahan Pelajaran ... 59

4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Konsentrasi ... 60

4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Mengerjakan Tugas ... 60

4.7 Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga ... 61

4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Cara Orang Tua Mendidik ... 62

4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Relasi Antar Anggota Keluarga ... 63

4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Suasana Rumah ... 64

4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Keadaan Ekonomi Keluarga ... 64


(16)

xvi

4.13 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar ... 66

4.14 Uji Normalitas ... 67

4.15 Uji Multikolonieritas ... 68

4.16 Analisis Regresi Berganda ... 70

4.17 Hasil Uji Simultan ... 71

4.18 Hasil Uji Parsial ... 72

4.19 Uji Koefisien Determinasi Secara Simultan ... 73


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa ... 84

2. Angket Observasi Awal ... 88

3. Tabulasi Observasi Awal Cara Belajar ... 90

4. Daftar Nama Responden Uji Coba Observasi Awal ... 92

5. Daftar Nama Orangtua dan Pekerjaan ... 93

6. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ... 97

7. Uji Coba Angket Penelitian ... 98

8. Daftar Nama Peserta Uji Coba Angket ... 102

9. Tabulasi Hasil Uji Coba Angket Cara Belajar ... 103

10. Hasil Uji Validitas Cara Belajar ... 107

11. Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga ... 109

12. Hasil Uji Reliabilitas ... 111

13. Daftar Nama Responden Penelitian ... 112

14. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 114

15. Angket Penelitian ... 115

16. Tabulasi Data Penelitian Cara Belajar ... 119

17. Tabulasi Data Penelitian Lingkungan Keluarga ... 122

18. Analisis Deskriptif Variabel Cara Belajar ... 125

19. Analisis Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga... 128

20. Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar... 131

21. Perhitungan Analisis Deskriptif ... 134

22. Hasil Output Analisis Uji Asumsi Klasik ... 141

23. Hasil Output Analisis Regresi Linier Berganda ... 143

24. Tabel r dan t product moment ... 145

25. Surat Ijin Observasi ... 146

26. Surat Ijin Penelitian ... 147

27. Surat Keterangan ... 148


(18)

1

Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang mempunyai kualitas tinggi, dimana peningkatan kualitas tersebut mengarah untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik.Pengembangan sumber daya tersebut dapat dilihat dari segi pendidikan yang telah terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa pengertian pendidikan yaitu sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Berdasarkan Pasal 3 UU RI No. 20/2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai pengembangan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan


(19)

2

merupakan suatu upaya yang terencana, menggunakan berbagai proses dan metode tertentu dengan tujuan untuk mengembangkan potensi diri yang ada sehingga terjadi perubahan dalam segi pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan.

Dengan demikian pendidikan merupakan sarana utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik lagi. Oleh sebab itu, tanggung jawab terhadap pendidikan bukan hanya dari satu pihak saja melainkan semua pihak harus turut andil didalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu lembaga dalam upaya melakukan proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan nasional akan tercapai.Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menyediakan berbagai macam kegiatan pembelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman dalam pendidikan, sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi yang berkualitas tinggi.

Setiap proses pembelajaran pasti memiliki tujuan yang sama yaitu agar siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal dan memuaskan. Slameto (2010:2) mendefinisikan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Proses pendidikan yang dilakukan di sekolah mencakup berbagai hal, salah satunya yaitu kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan membuat siswa


(20)

mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan, dimana perubahan kemampuan itulah yang selanjutnya disebut sebagai hasil belajar.

Sudjana (2009:22) mengungkapkan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Perubahan tersebut dapat diartikan setelah terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Salah satu tolok ukur yang digunakan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar yaitu dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang telah dicapai siswa setelah melakukan proses belajar. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dapat diketahui tingkat keberhasilan belajarnya dengan cara diadakan pengukuran atau evaluasi dari pembelajaran yang disebut hasil belajar. Evaluasi dapat dilakukan setelah proses pembelajaran selesai maupun sebelum pembelajaran dimulai dengan cara bertanya guna merefresh ingatan siswa tentang materi yang dipelajari sebelumnya. Seorang guru dapat melihat hasil belajar yang diperoleh siswa dan dengan begitu guru akan mengerti terkait langkah-langkah apa yang selanjutnya akan diberikan kepada siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka hasil belajar bisa terjadi jika adanya perubahan pada diri seseorang baik itu dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang menjadikan individu tersebut lebih baik lagi dibandingkan dengan sebelumnya. Perubahan tersebut nantinya akan mengarah kepada tingkat keberhasilan belajar peserta didik yang maksimal.


(21)

4

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang diungkapkan oleh Dalyono bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar antara lain kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu antara lain lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

SMA Negeri 1 Tunjungan merupakan sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Blora yang ingin mencetak lulusan berkualitas tinggi, sekolah ini memiliki dua penjurusan antara lain Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sekolah ini juga memiliki tujuan untuk mencetak siswa yang berkarakter. Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan hal tersebut diantaranya dengan adanya relasi yang baik antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, orang tua dengan guru, orang tua dengan siswa serta masyarakat yang dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian terhadap hal-hal yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik tersebut.

Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Tunjungan khususnya kelas X IPS dalam memperoleh hasil belajar belum dapat dikatakan optimal dibanding dengan kelas lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang menyatakan bahwa terdapat 72 siswa dinyatakan tuntas dalam belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75 untuk mata pelajaran ekonomi. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari


(22)

ketuntasan belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2014/2015, seperti pada tabel 1.1:

Tabel 1.1

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

Sumber: Data Nilai Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan Tahun Ajaran 2014/2015

Menurut Mulyasa (2009:44) siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan belajar ekonomi siswa kelas X IPS belum optimal. Total keseluruhan yang sudah mencapai KKM yaitu sebesar 72 dengan persentase sebesar 59,50% dengan rata-rata ketuntasan belajar sebesar 69,22% sehingga dapat dikatakan cukup.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar seperti yang diungkapkan oleh Dalyono (2009:55) bahwa faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yang baik dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor internal antara lain kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar dan faktor

Kelas Jumlah Siswa

Tuntas KKM

% Tidak

Tuntas KKM

% Rata-rata

Ketuntasan Belajar

X IIS 1 32 14 43,75% 18 56,25%

69,22%

(Cukup)

X IIS 2 30 17 56,67% 13 40,62%

X IIS 3 29 19 65,52% 10 31,25%

X IIS 4 30 22 73,33% 8 25,00%


(23)

6

eksternal antara lain lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta lingkungan sekitar. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal yaitu cara belajar. Cara belajar yang dilakukan oleh siswa disini antara lain membuat jadwal belajar dan pelaksanaannya secara teratur, siswa akan membaca dan membuat catatan berkaitan dengan materi belajar, mengulang bahan pelajaran, mengerjakan tugas dan berkonsentrasi penuh dalam proses pembelajaran. Semakin baik cara belajar siswa maka akan dapat meningkatkan hasil belajar, sebaliknya jika cara belajar buruk maka hasil belajar juga tidak akan optimal.

Belajar memiliki kategori yang sangat kompleks dan belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini sejalan dengan Slameto (2010:73) menerangkan bahwa “banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajarnya itu dikarenakan mereka tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan mereka hanya mencoba menghafal pelajaran”. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai cara belajar yang baik kemungkinan akan memperoleh hasil belajar yang baik. Artinya semakin baik cara belajar yangdilakukan oleh siswa, maka semakin tinggi pula intensitas usaha dan upaya yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Cara belajar siswa di SMA Negeri 1 Tunjungan harus mendapat perhatian khusus karena kualitas belajarnya secara keseluruhan sudah cukup baik namun bertolak belakang dengan hasil belajar yang didapat dapat dikategorikan belum cukup memuaskan. Hasil wawancara peneliti terhadap salah satu guru mata


(24)

pelajaran ekonomi menyatakan bahwa tidak ada target nilai kelas yang harus dicapai akan tetapi siswa harus bisa memenuhi KKM yang telah ditentukan oleh sekolah sendiri. Selain itu peneliti juga telah melakukan wawancara kepada sebagian siswa kelas X khususnya X IPS yang pada umumnya mereka sudah memiliki kemauan keras untuk meraih keberhasilan belajar, disini bisa dilihat dari sekolah memberikan jam tambahan kepada peserta didik selama 2 jam dimulai dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 16.00, pengadaan ekstrakurikuler yang berkaitan langsung dengan pendidikan dan lain sebagainya. Mereka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar akan tetapi nilai yang diperoleh belum maksimal sesuai tabel 1.2 di bawah ini:

Tabel 1.2

Cara Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

No Interval (%) Kriteria Frekuensi % Rata-rata

1 88 – 100% SB 1 5

66,33 %(cukup)

2 71 – 87% B 3 15

3 54 – 70% C 14 70

4 37 – 53 % KB 2 10

5 20 – 36% TB 0 0

Sumber: Lembar observasi awal di SMA Negeri 1 Tunjungan setelah diolah Hasil dari penyebaran lembar observasi awal kepada sebagian siswa kelas X IPS diperoleh data bahwa cara belajar mereka secara keseluruhan sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari siswa yang selalu mengerjakan tugas dari guru dengan baik dan bekerja sama saat melakukan diskusi kelompok. Selain itu saat proses pembelajaran berlangsung mereka juga dengan baik berkonsentrasi memperhatikan pembelajaran.

Selain cara belajar, terdapat faktor eksternal yang juga mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu lingkungan keluarga. Proses pembelajaran yang


(25)

8

dilakukan oleh siswa sendiri tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan. Slameto (2010:2) menyatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya Slameto (2010:60) juga menjelaskan bahwa siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Tunjungan juga diperoleh data pekerjaan dan lingkungan keluarga siswa kelas X IPS sebagai berikut:

Tabel 1.3

Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

No. Kelas

Pekerjaan Orang Tua

Jml

PNS Petani Buruh Wiraswa

sta

Swasta Lainnya

1 X IPS 1 5 11 0 10 3 3 32

2 X IPS 2 5 11 1 5 4 4 30

3 X IPS 3 7 7 0 5 4 6 29

4 X IPS 4 4 6 0 11 4 5 30

Total 21 35 1 31 15 18 121

Persentase % 17,35% 28,92% 0,83% 25,62% 12,40% 14,88% 100%

Sumber : TU SMA Negeri 1 Tunjungan

Tabel 1.4

Lingkungan Keluarga Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

Sumber: Lembar observasi awal di SMA Negeri 1 Tunjungan setelah diolah Data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan adalah sebagai petani yaitu sebanyak 35 siswa atau sebesar 28,92%. Kondisi ini membuktikan bahwa

No Interval (%) Kriteria Frekuensi % Rata-rata

1 88 – 100% SB 0 0

69%

(cukup)

2 71 – 87% B 11 55

3 54 – 70% C 9 45

4 37 – 53 % KB 0 0


(26)

keluarga sangat berpengaruh dalam mendidik anak. Hal ini akan membuat semangat bagi siswa untuk lebih tekun lagi dalam belajar agar hasil belajar yang dicapai bisa maksimal. Selain itu berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dalam penyebaran angket observasi didapatkan bahwa lingkungan keluarga siswa dalam kategori cukup baik untuk menunjang tercapainya hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut maka cara yang dilakukan oleh setiap orang tua dalam memberikan perhatian ataupun membimbing anak di rumah akan sangat berpengaruh terhadap perbedaan setiap hasil belajar yang dicapai di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA

Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasi dari pengaruh cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015 adalah:

1. Adakah pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015?


(27)

10

2. Adakahpengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015?

3. Seberapa besar pengaruh cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis


(28)

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan pengetahuan baru dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran ekonomi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis setelah diadakan penelitian ini adalah: a. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah tentang bagaimana pembelajaran ekonomi yang baik dilihat dari segi cara belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi maupun dari segi lingkungan keluarga. b. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada guru yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dalam pembelajaran serta memberikan pengetahuan yang lebih luas ke siswa.


(29)

12

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar sendiri dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang dialami oleh seseorang sehari-hari di sekolah. Belajar di sini dapat diartikan sebagai hal yang sangat kompleks, kompleksitas belajar sendiri tersebut terdiri dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Subjek dari segi siswa sendiri belajar ialah sebagai suatu proses, dimana siswa mengalami proses mental untuk menghadapi proses pembelajaran. Berbeda dengan siswa, disini subjek dari segi guru sendiri bahwa belajar tersebut lebih mengarah sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2010:2).

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar (Slameto, 2010:2). Pengertian belajar menurut Hamalik (2008:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang


(30)

relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Mustaqim (2008:34) menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Pengertian belajar menurut Thomdlike salah seorang pendiri aliran belajar dalam Uno (2010:11) mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang juga pikiran, perasaan atau gerakan).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang dialami oleh setiap individu baik itu perubahan dari tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap berdasarkan pengalaman pribadi (individu) maupun oleh orang lain.

2.1.2. Teori Belajar

Menurut Slameto (2010:9) teori belajar dibagi menjadi beberapa aspek yaitu antara lain:

1. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar diseluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu:

a) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. b) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.

Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respone yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan

insight ialah:

a) Insight tergantung dari kemampuan dasar.

b) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.

c) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.

d) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit. e) Belajar dengan insight dapat diulangi.


(31)

14

f) Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

2. Teori belajar menurut J. Bruner

Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.

Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eskplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula.

3. Teori belajar menurut Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a) Kemasakan

b) Pengalaman c) Interaksi sosial

d) Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).

5) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:

a) berpikir secara intuitif kurang lebih 4 tahun b) beroperasi secara konkret kurang lebih 7 tahun c) beroperasi secara formal kurang lebih 11 tahun 4. Teori dari R. Gagne

Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu: 1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku;

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.


(32)

5. Purposeful Learning

Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang:

a) dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain; b) dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi

belajar-mengajar di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bukan hanya untuk mengubah tingkah laku seseorang akan tetapi belajar juga memperoleh

respone yang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Perkembangan mental yang terjadi pada anak akan melalui tahap-tahap tertentu dan berlangsung dalam jangka waktu untuk berlatih dari tahap ke tahap yang tidaklah selalu sama antara setiap anak. Anak akan memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku yang diperoleh dari instruksi tanpa paksaan dan perintah dari orang lain.

2.2. Hasil Belajar

2.2.1. Pengertian Hasil Belajar

Setiap proses pembelajaran, guru harus bisa mengetahui tipe hasil belajar yang nantinya dapat diharapkan untuk dicapai oleh setiap siswa sehingga guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat. Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai oleh siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki oleh siswa. Tipe hasil belajar harus dicantumkan dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional) sebab tujuan itulah yang nantinya akan dicapai di dalam proses belajar mengajar.

Penentuan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan adanya usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau


(33)

16

evaluasi disini adalah memberikan pertimbangan atau nilai yang didasarkan pada kriteria tertentu. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.

Menurut Sudjana (2009:22) bahwa “hasil belajar merupakan kemampuan

-kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut Tu’u (2004:75) hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu keberhasilan usaha dari suatu interaksi tindak belajar individu melalui kecapakan-kecakapan potensial yang telah dimilikinya yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran.


(34)

2.2.2. Hasil Belajar IPS Ekonomi

Hasil yang diperoleh dari suatu penilaian/evaluasi dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar disini seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seorang siswa menguasai bahan pembelajaran yang sudah diajarkan.

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang ditandai dalam bentuk angka atau skor yang diperoleh dari hasil tes. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi merupakan suatu ilmu sosial yang di dalamnya mempelajari tentang bagaimana cara manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS ekonomi disini merupakan suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mereka menerima materi IPS ekonomi dari guru dalam aktivitas belajar di sekolah. Hasil belajar akan diperoleh setelah guru mengevaluasi setelah materi belajar disampaikan, sehingga akan terlihat gambaran sejauh mana siswa dapat memahami apa yang telah diajarkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Dalyono (2009:55) menyatakan bahwa terdapat berbagai faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yaitu sebagai berikut:

a) Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi: 1. Kesehatan


(35)

18

Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia, baik itu kesehatan jasmani maupun rohani. Kemampuan belajar siswa dipengaruhi oleh kesehatan jasmani dan rohani dalam diri. Jika seseorang dalam keadaan yang sehat maka konsentrasi dalam belajar bisa maksimal begitupun sebaliknya jika seseorang mengalami daya tahan tubuh yang menurun maka dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar dan hasil belajarnyapun tidak akan maksimal. Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik itu fisik maupun mental sehingga dapat memaksimalkan proses belajar dengan baik. Djamarah (2008:238) berpendapat bahwa “kesehatan yang kurang baik akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar”.

2. Inteligensi dan Bakat

Kemampuan belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh kesehatan saja akan tetapi dapat dipengaruhi juga oleh adanya inteligensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa tersebut. Jika seseorang memiliki inteligensi yang baik (IQ tinggi) umumnya mereka tidak akan begitu mengalami kesulitan dalam belajar dan hasilnyapun cenderung baik, akan tetapi sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, maka cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga akan berpengaruh dalam hasil belajarnya. Selain inteligensi, bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Tu’u (2004:79) menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawa sejak lahir, yang diterima dari warisan orang tua. Bila seseorang mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada


(36)

dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah. Siswa yang memiliki kemampuan keduanya akan lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang hanya memiliki salah satu dari kemampuan tersebut.

3. Minat dan motivasi

Minat yang dimiliki oleh siswa dipengaruhi oleh adanya daya tarik dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, maka mereka akan berusaha mencapai/memperoleh sesuatu yang diminatinya tersebut. Minat belajar siswa yang besar cenderung menghasilkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan hasil belajar yang rendah karena siswa tidak ada upaya untuk mencapai keberhasilan belajar tersebut. Hal ini sejalan dengan Djamarah (2008:191) menjelaskan bahwa “minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu”. Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu. Apabila motivasi seseorang tinggi dalam proses belajar, maka siswa akan melaksanakan proses belajarnya dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Cara belajar

Cara belajar setiap orang itu berbeda, perbedaan tersebut bisa mempengaruhi seseorang dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.


(37)

20

Siswa yang memiliki cara belajar yang baik dan efektif bagi dirinya sendiri, maka kegiatan belajarnya akan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila teknik-teknik dalam belajar tidak baik maka akan mengalami kesulitan dalam proses belajar. Dengan demikian, cara belajar memiliki pengaruh yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Cara belajar yang efisien menurut Tu’u (2004:80) adalah sebagai berikut:

a. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar b. Segera mempelajari kembali bahan yang diterima

c. Membaca dengan teliti dan baik yang sedang dipelajari dan berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya

d. Mencoba menyelesaikan dan berlatih mengerjakan soal-soal b) Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi: 1 Keluarga

Keluarga adalah faktor ekstern yang dimiliki oleh seorang siswa. Faktor keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Keharmonisan dalam suatu keluarga salah satunya akan mempengaruhi kelancaran belajar seseorang. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan yang didapat, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar seseorang. Djaali (2014:99) menyatakan bahwa


(38)

situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi anak.

2 Sekolah

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak setelah keluarga. Keadaan sekolah juga turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar anak. Sekolah disini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru. Tinggi rendahnya kualitas guru dan cara mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu pelaksanaan tata tertib sekolah juga harus diperhatikan. Hal ini sejalan dengan Tu’u (2004:82) menyatakan bahwa sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah berstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

3 Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan tempat tinggal siswa sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Apabila lingkungan masyarakat terdiri dari orang-orang yang berpendidikan tinggi, maka kemungkinan besar rata-rata siswa bersekolah tinggi dan moralnya juga baik sehingga hal ini akan mendorong siswa lebih giat belajar. Begitupun sebaliknya, apabila tempat tinggal banyak anak-anak yang nakal


(39)

22

maka hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar menjadi berkurang.

4 Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal siswa juga sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajarnya, seperti keadaan bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

Djaali (2009:98) mengemukakan secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa diantaranya cara belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar diri siswa diantaranya adalah lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan fasilitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar ada dua yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa itu sendiri (internal) dan dari luar siswa (eksternal). Dengan demikian, dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal yaitu cara belajar dan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga.

2.3. Cara Belajar

2.3.1. Pengertian Cara Belajar

Cara belajar pada dasarnya merupakan suatu cara atau strategi yang harus diterapkan oleh siswa sebagai usaha belajarnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut. Hasil belajar yang baik dipengaruhi


(40)

cara belajar yang baik pula. Slameto (2010:73) berpendapat bahwa “banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajarnya itu dikarenakan mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif”.

Menurut (Gie dalam Siroyudin, 2010:34) cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar, misalnya bagaimana mereka menyiapkan pelajaran, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar yang dilakukan, pola belajar dan cara mengikuti ujian. Cara belajar besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Apabila siswa tidak memiliki cara belajar yang efektif maka hasil belajar yang diperoleh akan rendah. Menurut Slameto (2010:69) belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. Kecakapan dan ketangkasan belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain berbeda namun kebanyakan dari mereka hanya mencoba menghafal pelajaran tanpa memahami dan mengerti isi dari pelajaran tersebut. Perilaku-perilaku yang menumbuhkan cara belajar dapat dianggap menyelesaikan atau mencapai tujuan belajar tersebut. Oleh karena itu, siswa akan melaksanakan suatu pekerjaan akan mempunyai cara tersendiri yang berbeda dari yang lainnya.

Menurut Djamarah dan Zain (2008:5) cara belajar adalah sebagai pola-pola umum kegiatan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan menurut Hakim (2002:7) cara belajar adalah cara yang memungkinkan siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkannya.


(41)

24

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara belajar siswa merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada situasi belajar tertentu yang kemudian kegiatan-kegiatan tersebut nantinya merupakan pencerminan hasil dari usaha belajar yang telah dilakukan. Siswa yang mempunyai cara belajar baik maka akan dimungkinkan akan memperoleh hasil yang maksimal. Artinya semakin baik cara belajar, maka akan tinggi pula intensitas usaha dan upaya yang dilakukan untuk dapat memperoleh hasil yang baik.

2.3.2. Cara Belajar Efektif

Menurut Slameto (2010:73) ada dua cara belajar yang efektif yaitu sebagai berikut:

a. Perlunya Bimbingan

Belajar itu sangat kompleks dan belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien dengan cara mengarahkan siswa dan menuntun siswa dalam proses pembelajaran.

b. Kondisi dan Strategi Belajar

Kondisi disini dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Internal dalam arti bahwa kondisi tersebut ada dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatan, keamanan, ketenteraman, dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar pribadi manusia misalnya kondisi lingkungan keluarga, sosial serta masyarakat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat


(42)

mencapai hasil yang semaksimal mungkin misalkan dalam pembuatan jadwal pelajaran harus disesuaikan secara tepat antara waktu belajar dengan waktu istirahat.

c. Metode Belajar

Metode merupakan suatu cara yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dilakukan akan menjadi suatu kebiasaan karena kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar itu sendiri.

Uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara belajar yang efektif diperlukan adanya bimbingan dan perhatian serta ditentukan oleh kondisi dan strategi belajar masing-masing siswa sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.

2.3.3. Indikator Cara Belajar

Siswa dalam mencapai suatu keberhasilan belajar hendaknya mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien sehingga bisa membuahkan hasil yang maksimal dan meraih hasil belajar yang cemerlang dan memuaskan. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Menurut Slameto (2010:82) indikator-indikator cara belajar antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya

Pelaksanaan dalam belajar seorang siswa tidak dapat lepas dari adanya pembuatan jadwal. Jadwal merupakan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang setiap harinya. Supaya belajar dapat


(43)

26

berjalan dengan baik dan berhasil, maka seseorang harus mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Belajar secara disiplin dan teratur akan membawa keuntungan, salah satunya adalah dapat memperbanyak perbendaharaan ilmu pengetahuan. Siswa harus pintar membagi waktu dan melaksanakannya secara baik sesuai dengan pembagian waktu yang telah ditentukan.

2. Membaca dan Membuat Catatan

Membaca sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Agar dapat belajar dengan baik maka diperlukan membaca dengan baik pula, karena membaca merupakan alat belajar. Keteraturan dan kedisiplinan dalam membaca perlu adanya jadwal yang ditepati pelaksanaannya. Selain membaca, membuat catatan juga sangat besar pengaruhnya dalam belajar. Catatan yang tidak jelas dan tidak teratur antara materi satu dengan materi yang lain akan menimbulkan rasa kebosanan dan membuat siswa untuk malas belajar. Sebaliknya, jika catatan yang dibuat siswa itu baik dan lengkap, maka akan memberikan semangat dan tidak terjadi kebosanan dalam membaca. Selain itu, siswa perlu memberi tanda-tanda dalam buku bacaan sehingga akan mempermudah untuk membacanya, selain itu siswa juga perlu adanya catatan-catatan dibuku untuk mempermudah belajar.

3. Mengulangi Bahan Pelajaran

Pengulangan (review) yang dilakukan oleh siswa setelah melakukan pembelajaran sangat penting pengaruhnya dalam belajar. Tujuan dari pengulangan tersebut yaitu agar materi yang belum begitu dikuasai serta


(44)

mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak siswa. Mengulangi bahan pelajaran dapat dilakukan secara langsung sesudah membaca atau mempelajari kembali pelajaran yang sudah dipelajari secara teratur. Cara ini dapat dilakukan dengan cara meringkas, sehingga akan mudah dipelajari kembali ataupun juga dapat mempelajari soal jawab yang sudah dibuat oleh siswa.

4. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Belajar konsentrasi berarti siswa memusatkan pikiran terhadap suatu pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya. Kemampuan konsentrasi antara setiap orang itu berbeda-beda dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan serta pengalaman. Konsentrasi harus membutuhkan kefokusan yang cukup baik, siswa harus benar-benar fokus pada apa yang sedang dilakukan agar konsentrasi tetap terjaga.

5. Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas merupakan salah satu prinsip belajar. Hal itu dapat berupa mengerjakan tes/ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru terhadap siswa karena mengerjakan tugas juga mempengaruhi hasil belajar. Tugas-tugas yang diberikan guru harus dikerjakan dengan maksimal. Selain memenuhi perintah dari guru, mengerjakan tugas secara tidak langsung juga dapat bermanfaat sebagai tambahan bahan pelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan.

Berdasarkan uraian diatas diperlukan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam belajar yang dapat menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal. Kebiasaan


(45)

28

belajar tersebut dapat dilakukan oleh siswa dengan berbagai cara dalam belajar sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, maka siswa harus belajar dengan baik, siswa harus membuat jadwal belajar, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran (materi), konsentrasi dan mengerjakan tugas-tugas latihan.

2.4. Lingkungan Keluarga

2.4.1. Pengertian Lingkungan Keluarga

Dalyono (2009:129) mengemukakan bahwa lingkungan sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural. Peranan lingkungan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia dimana tempat dia untuk belajar, menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan berinteraksi dengan orang lain. Dalam keluarga, seorang anak pertama kali akan belajar memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar untuk bekerja sama dan saling membantu.

Menurut Suwarno (2008:40) “keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya”. Keadaan ekonomi dan bagaimana orang tua merawat anaknya yang ada dalam sebuah keluarga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara itu tingkat pendidikan orang tua memiliki


(46)

pengaruh besar terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikan.

Soelaeman (1994:12) memberikan pendapat bahwa keluarga merupakan satu persekutuan hidup yang dijalin adanya kasih sayang diantara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan adanya pernikahan yang dimaksudkan untuk saling menyempurnakan diri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan keluarga adalah ruang lingkup yang utama yang memiliki peran dan pengaruh sangat besar dalam menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak untuk menjadi manusia yang lebih dewasa. Anak menerima pendidikan yang pertama kali yaitu dari keluarga antara lain berupa pemberian motivasi, perhatian oleh orang tuanya, merawat dan mendidik anak sebelum mereka mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Ada beberapa jenis fungsi dari keluarga itu sendiri. Fungsi keluarga menurut Solaeman (1994:85-114) adalah:

1. Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut pada penentuan dan pengukuhan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu, tetapi juga meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyediaan dana dan sarananya serta pengayaan wawasan.

2. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan individu anak agar menjadi pribadi yang mantap, akan tetapi meliputi pula upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosialisasi, keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Fungsi sosialisasi membantu anak dalam menemukan tempatnya dalam kehidupan sosial ini secara mantap yang dapat diterima rekan-rekannya atau lebih lagi dapat diterima masyarakat.


(47)

30

3. Fungsi proteksi atau fungsi perlindungan

Mendidik hakikatnya melindungi, yaitu melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang norma. Selain itu, fungsi ini juga melindungi anak dari ketidakmampuannya bergaul dengan lingkungan pergaulannya, melindunginya dari sergapan pengaruh yang tidak baik yang mungkin mengancamnya dari lingkungan hidupnya, lebih dalam lagi kehidupan dewasa ini kompleks.

4. Fungsi afeksi dan fungsi perasaan

Anak berkomunikasi dengan lingkungannya juga berkomunikasi dengan lingkungannya dengan keseluruhan pribadinya terutama pada saat anak masih kecil dan masih menghayati dunianya secara global dan belum terdifferensiasikan. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orang tua merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih orang tua terhadap anak tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang dilimpahkan kepadanya, melainkan atas dasar lebih jauh kasih itu dipersepsi atau dihayati. Adapun yang diharapkan akan dicapai melalui pelaksanaan fungsi afeksi ialah terbinanya suasana perasaan yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki, dari hasut dan buruk sangka.

5. Fungsi religius

Keluarga memiliki fungsi religius, artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.

6. Fungsi ekonomis

Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya dan pemanfaatannya. Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Keluarga yang keadaan ekonominya lemah menganggap anak lebih sebagai beban hidup dari pada pembawa kebahagiaan keluarga. Mereka yang keadaan ekonominya kuat mempunyai lebih banyak kemungkinan memenuhi kebutuhan material anak dibandingkan dengan yang lemah. Akan tetapi pelaksanaan tersebut belum menjamin pelaksanaan ekonomis keluarga sebagaimana mestinya. Sebab pelaksanaan fungsi keluarga yang baik tidak tergantung dari banyaknya uang atau hadiah yang diberikan tetapi juga pada cara memberikan dan kuantitatif penerimaan serta persepsi anak.

7. Fungsi rekreasi

Rekreasi itu dirasakan orang apabila ia menghayati suasana tenang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan kepada yang bersangkutan memberikan perasaan bebas terlepas dari segala ketegangan dan kehidupan sehari-hari. Rekreasi itu memberikan keseimbangan kepada penyaluran energi dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang rutin dan mungkin menimbulkan kebosanan. Makna fungsi rekreasi dalam keluarga diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mempersepsi kehidupan dalam keluarga secara wajar dan sungguh-sungguh sebagaimana dimaksudkan dan digariskan kaidah-kaidah hidup keluarga.


(48)

8. Fungsi biologis

Fungsi biologis keluarga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan akan keterlindungan fisik guna melangsungkan kehidupannya. Keterlindungan kesehatan, keterlindungan rasa lapar, haus, kedinginan, kepanasan, kelelahan, bahkan juga kenyamanan dan kesegaran fisik. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisah-misahkan fungsi yang satu dari yang lain dan tidak pula hanya dilakukan oleh satu pihak saja, karena keluarga merupakan satu-kesatuan.

2.4.2. Indikator Lingkungan Keluarga

Menurut Slameto (2010:60) indikator-indikator dari lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:

1. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anak dalam sebuah keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar anak tersebut. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anaknya, rasa tanggung jawab harus diterapkan pada diri anak sejak dini untuk menjadikan anak lebih siap dalam menghadapi suatu masalah. Selain itu, sikap lembut dan tidak kasar kepada anak juga perlu diberikan oleh orang tua agar anak bisa berkembang dengan baik ditengah-tengah keharmonisan keluarga. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar walaupun sebetulnya anak tersebut pandai. Orang tua juga harus bisa bersikap tegas dalam mendidik anaknya melalui perhatian dan bimbingan yang diberikan.

2. Relasi antar anggota keluarga

Keluarga sendiri terdiri dari ayah, ibu serta anak yang diharapkan memiliki hubungan yang baik antar relasi karena relasi antar keluarga tersebut sangat


(49)

32

penting dalam membentuk kesuksesan anak. Wujud dari relasi tersebut dapat dilihat dari hubungan kasih sayang dan pengertian serta perlakuan yang diberikan kepada anak. Tanpa adanya hubungan baik, maka perkembangan anak akan terhambat, belajarnya akan terganggu dan tidak bisa fokus bahkan akan menimbulkan masalah-masalah psikologis dalam diri anak.

3. Suasana Rumah

Rumah merupakan tempat dimana seseorang bisa beristirahat setelah seharian berada dalam keadaan yang membuat mereka capek. Suasana yang ada di rumah juga merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan belajar anak. Suasana yang gaduh atau ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar begitupun sebaliknya, apabila kondisi rumah tenang dan nyaman maka anak juga dapat belajar dengan baik.

4. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya yaitu makan, pakaian, dan sebagainya tentunya fasilitas-fasilitas yang diberikan orang tua haruslah terpenuhi. Jika kondisi ekonomi orang tua rendah, maka kesehatan dan belajarnya akan terganggu bahkan anak tersebut juga harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya. Sebaliknya keluarga yang memiliki ekonomi baik mempunyai kecenderungan untuk memusatkan perhatian kepada anaknya sehingga belajar dapat berjalan dengan baik. Orang tua hendaknya bisa memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh anak


(50)

untuk menunjang belajarnya, seperti kebutuhan sekolah yaitu buku, sepatu, tas dan lain sebagainya.

5. Pengertian orang tua

Anak yang sedang belajar perlu adanya dorongan dan pengertian dari orang tua. Pengertian yang diberikan orang tua sangat berpengaruh terhadap belajar anak, orang tua memberi perhatian dengan cara membantu dalam kesulitan-kesulitan anak saat belajar.

Alex Sobur (2003:248-249) menyatakan bahwa lingkungan keluarga sebagai penentu keberhasilan siswa terdiri dari:

1. Kondisi Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup pada sebuah keluarga. Kehidupan keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang akan menyebabkan suasana rumah menjadi tidak harmonis sehingga anak cenderung kehilangan semangat untuk belajar. Namun kadangkala keadaan ekonomi yang berlebihan juga akan menyebabkan orang tua menjadi kurang perhatian terhadap belajar anaknya karena sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga anak akan malas untuk belajar dengan mandiri sehingga pencapaian belajar yang diperoleh tidak optimal.

2. Hubungan emosional orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dengan anak juga akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Orang tua sebaiknya menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak. Orang tua yang terlalu bersikap keras terhadap anak akan menyebabkan hubungan anak dengan orang tua akan menjadi jauh.


(51)

34

Namun sebaliknya, anak yang terlalu dekat dengan orang tua akan mengakibatkan anak menjadi tergantung dan manja.

3. Cara mendidik orang tua

Setiap keluarga mempunyai cara sendiri-sendiri dalam mendidik anaknya, ada yang mendidik secara diktator militer, ada yang demokratis yang mau menerima pendapat dari setiap anggota keluarga tetapi ada juga keluarga yang bersikap cuek dan acuh tak acuh dengan perilaku anaknya. Cara orang tua dalam mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap cara belajar dan hasil belajar yang diperoleh seseorang.

2.5. Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Slameto (2010:82) mengatakan bahwa cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai akan tetapi hanya meraih hasil yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih hasil yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Cara belajar yang dilakukan oleh siswa hendaknya harus memiliki strategi atau cara yang harus diterapkan oleh siswa dalam usaha belajarnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian baik buruknya akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut. Siswa yang memiliki cara belajar yang baik akan memperoleh hasil belajar yang baik begitupun sebaliknya, jika siswa memiliki cara belajar yang buruk maka hasil belajar yang diperoleh juga tidak akan maksimal. Jadi cara belajar siswa mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.


(52)

2.6. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa

Menurut Djaali (2014:99)situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi anak. Keluarga merupakan faktor pertama dan utama bagi siswa untuk belajar. Lingkungan keluarga yang baik dan mendukung dalam hal relasi antar anggota keluarga, cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua yang cukup akan memudahkan anak untuk melakukan proses belajar. Jadi dapat disimpulkan apabila anak berada pada kondisi lingkungan yang nyaman maka mereka akan konsentrasi dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh juga akan maksimal.

2.7. Penelitian Terdahulu

Langkah yang ditempuh supaya penelitian ini dapat terfokuskan dan tidak mengulang daripada penelitian yang sudah ada, peneliti menemukan beberapa penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Penelitian

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Muhammad Khafid; M. Suroso dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 2, No. 2, Juli 2007

Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan

keluarga terhadap hasil belajar ekonomi

Berdasarkan analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa disiplin belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Jatinegara Kab. Tegal Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 77,25%, lingkungan keluarga dalam kategori baik sebesar 71,02% serta hasil belajar siswa dalam kategori cukup dengan


(53)

rata-36

rata skor 69,85 2 Chandra Putri Tirtiana

dalam Jurnal

Pendidikan Ekonomi Vol 2, No. 2, Oktober 2013

Pengaruh

kreativitas belajar, penggunaan media pembelajaran power point, dan lingkungan

keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran

akuntansi pada siswa kelas X AKT SMK Negeri 2 Blora tahun ajaran 2012/2013 (motivasi belajar sebagai variabel intervening)

1. Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar.

2. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.

3. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dalam variabel lingkungan keluarga terhadap hasil belajar.

3 Muhammad Yusron

dalam Jurnal

Pendidikan Ekonomi Vol 2, No. 2, Oktober 2013

Pengaruh cara belajar dan lingkungan

keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar akuntansi siswa kelas XI di SMA Al-Irsyad

Pekalongan tahun ajaran 2012/2013

1. Cara belajar berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar akuntansi pada siswa kelas XI IPS di SMA AL-IRSYAD

PEKALONGAN Tahun Pelajaran 2012/2013 secara parsial sebesar 24,5%.

2. Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar akuntansi pada siswa kelas XI IPS di SMA AL-IRSYAD

PEKALONGAN Tahun Pelajaran 2012/2013 secara parsial 18,5% 4 Reda Hardianti.

Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila

Pengaruh minat dan cara belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa

Berdasarkan analisis data diperoleh F hitung 20,465>F tabel 3,21 atau sig. 0,000 <

0,05 dengan demikianHO

ditolak danH1 diterima atau


(54)

pengaruh yang signifikan antara minat belajar dan cara belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 sebesar 0,488 atau 48,8%. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini terbukti dan sisanya 51,2% dipengaruhi faktor lain.

5 Nurhasnah. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Pengaruh Lingkungan

Keluarga dan Efikasi Diri terhadap Hasil Belajar Produktif Akuntansi Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Bukittinggi

1. Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar produktif akuntansi siswa PKA SMK Bukittinggi.

2. Efikasi diri berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar produktif akuntansi siswa PKA SMK Bukittinggi.

3. Lingkungan keluarga dan efikasi diri secara bersama-sama

berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar produktif akuntansi siswa PKA SMK Bukittinggi

2.8. Kerangka Berfikir

Keseluruhan proses pendidikan yang ada di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini dapat dikatakan pula bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Setiap proses pembelajaran itu sendiri pasti memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh hasil yang maksimal. Hasil


(55)

38

belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur delam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pencapaian hasil belajar menurut Dalyono (2009:55) dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seperti kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh cara belajar dan lingkungan keluarga. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar apabila cara belajar siswa dengan menggunakan teknik-teknik belajar yang baik dan dukungan dari lingkungan keluarga yang mendukung.

Menurut (Gie dalam Siroyudin, 2010:34) menyatakan bahwa cara belajar ialah suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan dan pola belajar mereka. Kualitas cara belajar yang baik akan menentukan kualitas hasil belajar yang baik pula sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan gagalnya belajar. Indikator dari cara belajar antara lain adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi serta mengerjakan tugas.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dimana seseorang belajar.Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian


(56)

hasil belajar anak.Indikator lingkungan keluarga antara lain adalah cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga serta pengertian orang tua.

Berdasarkan uraian di atas hubungan antara cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa

2.9. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat diajukan hipotesis bahwa : “Ada pengaruh baik secara parsial maupun simultan antara cara belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora tahun ajaran 2014/2015.

Cara Belajar (X1):

1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaanya

2. Membaca dan membuat catatan

3. Mengulang bahan pelajaran 4. Konsentrasi

5. Mengerjakan tugas Slameto (2010:82)

Pencapaian Hasil Belajar (Y): Hasil Ulangan Harian Siswa Lingkungan Keluarga (X2):

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua


(57)

40

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya diukur dalam bentuk skala numerik (angka). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Selain itu, penelitian ini berbentuk deskriptif karena kegiatannya meliputi pengumpulan data dalam rangka untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan.

Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional non eksperimental. Rancangan penelitian ini disebut penelitian korelasi karena peneliti ingin mengetahui tingkat hubungan antar pengaruh variabel X1 (Cara Belajar) dan variabel X2 (Lingkungan Keluarga) terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora yang berjumlah 121 siswa, dengan rincian sebagai berikut:


(58)

Tabel 3.1

Populasi Penelitian Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tunjungan

No Kelas Jumlah

1 X IPS 1 32

2 X IPS 2 30

3 X IPS 3 29

4 X IPS 4 30

Jumlah 121

Sumber : SMA Negeri 1 Tunjungan Tahun Ajaran 2014/2015

3.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:118). Berdasarkan penelitian ini siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan berjumlah 121 siswa. Maka pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut:

n =

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

= Persen kelonggaran kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, untuk penelitian ini digunakan 10%

Dari rumus di atas maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah:

n =

n =

n =


(59)

42

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 55 responden dengan cara menyebar angket uji coba secara acak atau random pada masing-masing kelas. Jadi, dengan kata lain diambil minimal 55 siswa sebagai sampel dalam penelitian ini, maka diasumsikan sampel sudah representativeatau mewakili dari populasi.

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ProportionalRandom Sampling.ProportionalRandom Sampling yaitu pengambilan anggota populasi yang dilakukan secara acak dan proporsional (Ridwan, 2004:58).

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari setiap kelas secara proporsional karena pada penelitian ini subjek dalam populasi dianggap sama (homogen), hal ini terlihat dari latar belakang mereka sama yaitu siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Tunjungan Kabupaten Blora. Oleh karena itu peneliti memberi hak sama dalam membuat sampel. Berikut ini tabel pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.2 Pengambilan Sampel

No Kelas Populasi Perhitungan

Sampel

Sampel

1 X IPS 1 32

x 55 = 14,54 14

2 X IPS 2 30

x 55 = 13,63 14

3 X IPS 3 29

x 55 =13,18 13

4 X IPS 4 30

x 55 = 13,63 14

Jumlah 121 55


(1)

4.

Koefisien Determinasi(R

2

)

Model Summaryb

.773a .598 .582 7.33516

Model 1

R R Square

Adjus ted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors : (Cons tant), Lingkunagn keluarga, Cara Belajar

a.

Dependent Variable: Has il Belajar b.


(2)

Tabel r dan t product moment

LAMPIRAN 24


(3)

(4)

(5)

(6)

DOKUMENTASI

LAMPIRAN 28


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 78

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 7 188

PENGARUH CARA BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 6 188

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI, CARA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 16 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014 2015

1 9 167

PENGARUH CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN

0 4 28

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 32

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 AEK KUASAN KABUPATEN ASAHAN TAHUN AJARAN 2014-2015.

2 5 26

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survei terhadap Siswa Kelas X IIS Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Se-Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

50 245 116

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

0 0 14

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 7131 15012 1 SM

0 0 15