diklat. Jadi, persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ … + b
n
X
n
…………………………………. 6 Keterangan :
Y = variabel dependen pembelajaran pegawai a = konstanta harga Y bila X=0
b = angka arah atau koefisien regresi X = variabel independen variabel diklat
Dari hasil perhitungan regresi diperoleh R-square adj yang menerangkan seberapa besar variabel dependen X mampu
menjelaskan variabel independen Y. R-square adj mengukur persentase variabel dependen yang dijelaskan model regresi.
1. Uji F
Uji Fisher F-test digunakan untuk menguji secara serentak atau bersama-sama apakah masing-masing variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut Sugiyono, 2005:
1 1
2 2
− −
− =
k n
R k
R F
................................................................. 7 Keterangan
: =
R koefisien korelasi ganda
= k
jumlah variabel independen =
n jumlah anggota contoh
Taraf nyata
α yang digunakan adalah 5. Hipotesis:
H = variabel pelaksanaan diklat secara bersama-sama tidak
berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai. H
1
= variabel pelaksanaan diklat secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai.
Keputusan diambil dengan ketentuan sebagai berikut: • Jika F
hitung
F
tabel
, H ditolak
• Jika F
hitung
F
tabel
, H diterima.
2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap variabel independen. Hal ini berarti bahwa dalam uji t akan terlihat apakah
variabel independen secara terpisah atau individu memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk
mencari t
hitung
adalah:
i i
hitung
Sb b
t =
..................................................................................... 8 Keterangan:
=
i
b koefisien regresi masing-masing variabel
=
i
Sb simpangan baku dari
i
b Hipotesis yang digunakan:
H = variabel pelaksanaan diklat secara individu tidak berpengaruh
nyata terhadap pembelajaran pegawai. H
1
= variabel pelaksanaan diklat secara individu berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai.
Keputusan diambil dengan ketentuan sebagai berikut: t
hitung
taraf nyata 5, H ditolak
t
hitung
taraf nyata 5, H diterima
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi
4.1.1. Sejarah Singkat
Kegiatan survei dan pemetaan setelah kemerdekaan Republik Indonesia RI dilaksanakan atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor
71 tahun 1951 tentang Pembentukan Dewan dan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta. Selanjutnya kegiatan survei dan
pemetaan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Nomor 263 tanggal 7 September 1965 tentang Pembentukan Dewan Survei dan
Pemetaan Nasional DESURTANAL serta Komando Survei dan Pemetaan Nasional KOSURTANAL sebagai pelaksana. Di dalam
tugas, DESURTANAL dicantumkan kaitan antara pemetaan dengan inventarisasi sumber-sumber alam, dalam rangka menunjang
Pembangunan Nasional. Lingkup tugas KOSURTANAL tidak hanya bersifat koordinasi terhadap kegiatan departemen-departemen yang
memerlukan peta, melainkan juga mencakup fungsi pengelolaan bagi pemetaan.
Sementara itu, upaya untuk meyusun atlas nasional dilaksanakan oleh Panitia Atlas Nasional yang dilembagakan dalam Badan Atlas
Nasional dengan Keputusan Presidium Kabinet Kerja No: AaD371964. Berkenaan dengan meletusnya pemberontakan G 30 S
PKI serta penumpasannya, disusul dengan konsolidasi keadaan yang memerlukan pemusatan segenap perhatian pemerintah yang menyerap
segenap dana yang tersedia, maka tidak dapat disediakan secara memadai anggaran untuk pemetaan sistematis, baik dari sumber
Angkatan Bersenjata maupun dari sumber nasional lainnya. Pada periode pemerintahan Orde Baru dengan program pembangunan yang
dituangkan dalam PELITA, dirasakan kebutuhan data dasar perpetaan semakin mendesak.
Namun dalam periode ini dirasakan belum optimalnya kegiatan DESURTANAL dan KOSURTANAL, karena :